Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) serta Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat (DPUPR) Kota Denpasar, Bali melakukan perompesan pohon perindang dan pembersihan saluran got dalam upaya mengantisipasi musim hujan tahun ini.
Kepala Bidang Sumber Daya Alam DPUPR Kota Denpasar, Ida Ayu Tri Suci di Denpasar, Jumat, menjelaskan bahwa DPUPR secara berkesinambungan terus melaksanakan pemetaan terhadap titik genangan air saat musim hujan. Sehingga penanganannya menjadi tepat sasaran dan mampu meminimalkan resiko musim penghujan tahun ini.
Dayu Tri Suci mengemukakan bahwa sebelumnya terdapat 32 genangan titik air, hingga pengujung tahun 2019 sudah tertangani sebanyak 28 genangan air.
Sehingga tersisa genangan yang berada di kawasan Padangsambian Kaja dan Kelurahan Sesetan. Ada juga beberapa genangan berada pada koordinasi Dinas PU Provinsi Bali dan BWS Bali Penida.
"Saat ini terdapat enam titik genangan air yang biasanya timbul saat terjadinya hujan dengan intensitas tinggi, dan kami sudah atensi dengan penyiagaan armada, petugas dan pengendali pintu air," tambahnya.
Lebih lanjut, menurut Dayu Tri Suci, bahwa penanganan terhadap genangan air tersebut terus diintensifkan dengan melaksanakan berbagai terobosan. Yakni mengusulkan penataan sungai kepada pemerintah pusat melalui BWS Bali Penida, penggelontoran serta rekonstruksi terhadap gorong-gorong dan drainase di sekitar genangan air itu.
"Genangan air tersebut terjadi biasanya diakibatkan volume air akibat hujan terlalu besar, sehingga tidak tertampung maksimal di gorong-gorong dan drainase, namun selang beberapa saat akan surut kembali, penanganan titik genangan ini akan terus dimaksimalkan dengan menggandeng BWS Bali Penida dan melakukan rekonstruksi drainase," terangnya.
Ia menjelaskan upaya peningkatan infrastruktur dalam menanggulangi genangan di Kota Denpasar terus dimaksimalkan, namun demikian partisipasi masyarakat sangat diharapkan utamanya untuk tidak membuang sampah sembarangan yang mampu menghambat jalannya air di saluran drainase.
Sementara itu, Sekretaris DLHK Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa menekankan bahwa memasuki musim penghujan ini tentu sangat berpotensi terjadi angin kencang.
Selain itu, saat musim penghujan beban pohon perindang lebih berat dari biasanya. Karenanya, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan maka DLHK secara intensif melaksanakan perompesan sehingga mampu meringankan beban pohon untuk mengurangi terjadinya pohon tumbang.
"DLHK secara rutin melaksanakan perompesan pohon perindang di seluruh jalan Kota Denpasar, besar harapan masyarakat juga turut memberikan informasi tentang lingkungan sekitar, khususnya pohon perindang yang dinilai penting untuk dilakukan perompesan," tambahnya.
Adapun saat ini DLHK telah melaksanakan perompesan di beberapa titik, yakni Jalan Kamboja, Jalan Sudirman, dan Kawasan Sidakarya.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai mengimbau masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan sekitar, salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya. Sehingga drainase yang menjadi saluran air tidak tersumbat saat memasuki musim penghujan.
"Partisipasi masyarakat sangatlah penting untuk ikut aktif dalam menjaga lingkungan sekitar, sehingga ketika musim penghujan tiba, saluran air atau drainase dapat menyalurkan air dengan lancar dan meminimalisisr terjadinya banjir atau genangan," terang Dewa Rai.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Kepala Bidang Sumber Daya Alam DPUPR Kota Denpasar, Ida Ayu Tri Suci di Denpasar, Jumat, menjelaskan bahwa DPUPR secara berkesinambungan terus melaksanakan pemetaan terhadap titik genangan air saat musim hujan. Sehingga penanganannya menjadi tepat sasaran dan mampu meminimalkan resiko musim penghujan tahun ini.
Dayu Tri Suci mengemukakan bahwa sebelumnya terdapat 32 genangan titik air, hingga pengujung tahun 2019 sudah tertangani sebanyak 28 genangan air.
Sehingga tersisa genangan yang berada di kawasan Padangsambian Kaja dan Kelurahan Sesetan. Ada juga beberapa genangan berada pada koordinasi Dinas PU Provinsi Bali dan BWS Bali Penida.
"Saat ini terdapat enam titik genangan air yang biasanya timbul saat terjadinya hujan dengan intensitas tinggi, dan kami sudah atensi dengan penyiagaan armada, petugas dan pengendali pintu air," tambahnya.
Lebih lanjut, menurut Dayu Tri Suci, bahwa penanganan terhadap genangan air tersebut terus diintensifkan dengan melaksanakan berbagai terobosan. Yakni mengusulkan penataan sungai kepada pemerintah pusat melalui BWS Bali Penida, penggelontoran serta rekonstruksi terhadap gorong-gorong dan drainase di sekitar genangan air itu.
"Genangan air tersebut terjadi biasanya diakibatkan volume air akibat hujan terlalu besar, sehingga tidak tertampung maksimal di gorong-gorong dan drainase, namun selang beberapa saat akan surut kembali, penanganan titik genangan ini akan terus dimaksimalkan dengan menggandeng BWS Bali Penida dan melakukan rekonstruksi drainase," terangnya.
Ia menjelaskan upaya peningkatan infrastruktur dalam menanggulangi genangan di Kota Denpasar terus dimaksimalkan, namun demikian partisipasi masyarakat sangat diharapkan utamanya untuk tidak membuang sampah sembarangan yang mampu menghambat jalannya air di saluran drainase.
Sementara itu, Sekretaris DLHK Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa menekankan bahwa memasuki musim penghujan ini tentu sangat berpotensi terjadi angin kencang.
Selain itu, saat musim penghujan beban pohon perindang lebih berat dari biasanya. Karenanya, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan maka DLHK secara intensif melaksanakan perompesan sehingga mampu meringankan beban pohon untuk mengurangi terjadinya pohon tumbang.
"DLHK secara rutin melaksanakan perompesan pohon perindang di seluruh jalan Kota Denpasar, besar harapan masyarakat juga turut memberikan informasi tentang lingkungan sekitar, khususnya pohon perindang yang dinilai penting untuk dilakukan perompesan," tambahnya.
Adapun saat ini DLHK telah melaksanakan perompesan di beberapa titik, yakni Jalan Kamboja, Jalan Sudirman, dan Kawasan Sidakarya.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai mengimbau masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan sekitar, salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya. Sehingga drainase yang menjadi saluran air tidak tersumbat saat memasuki musim penghujan.
"Partisipasi masyarakat sangatlah penting untuk ikut aktif dalam menjaga lingkungan sekitar, sehingga ketika musim penghujan tiba, saluran air atau drainase dapat menyalurkan air dengan lancar dan meminimalisisr terjadinya banjir atau genangan," terang Dewa Rai.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019