Kebutuhan asupan vitamin setiap orang bisa berbeda-beda, dan untuk mengetahui jumlah asupan yang cukup, kini Anda bisa memanfaatkan aplikasi kesehatan digital, salah satunya Jovee.
Founder Jovee sekaligus CEO PT Indopasofik Teknologi Media Indonesia (ITMII), Natali Ardianto mengatakan, rekomendasi vitamin yang diberikan bisa disesuaikan dengan budget penggunanya.
"Rekomendasi suplemen sesuai budget, suplemen yang aman dan tepat sesuai kondisi tubuh. Kami menggunakan data ilmiah, dari hasil ribuan riset untuk memformulasikan data yang tepat," ujar dia di Jakarta, Rabu.
Lalu, mengapa harus rekomendasi vitamin? Natali mengungkapkan, hal ini tidak lepas dari kurangnya konsumsi vitamin di masyarakat Indonesia.
Khusus untuk vitamin D saja, data dari Advances in Health Sciences Research dalam Public Health International Conference (PHICo 2016), menunjukkan, sebanyak 95 persen wanita Indonesia mengalami kekurangan.
Akibat defisiensi ini, seseorang bisa mengalami masalah yang berhubungan dengan tulang, depresi manik dan suasana hati yang buruk.
Mengapa asupannya bisa kurang, padahal, vitamin ini tersedia di berbagai makanan? Natali menyoroti kurangnya kebiasaan masyarakat mengonsumsi makanan beragam
Selain itu, fakta menunjukkan sebagian masyarakat terutama di usia produktif cenderung terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan yang digoreng, belum lagi kebiasaan menunda makan karena tingkat kesibukan yang tinggi.
Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat memperhatikan kondisi serta pola hidupnya dan bisa memanfaatkan Jovee sebagai asisten kesehatan personal mereka.
Dalam kesempatan itu, CEO PT Indopasifik Medika Investama (IMI) / Group CEO, John Kwari berharap aplikasi ini bisa membantu masyarakat aktif mencegah beragam penyakit sebelum terjadi.
"Diharapkan bisa memberi manfaat khususnya untuk generasi muda. Kami harap masyarakat aktif dalam pencegahan. Kami siap memberikan rekomendasi untuk konsumsi vitamin sesuatu kebutuhan demi menjaga daya tahan tubuh ekstra," kata dia.
Saat ini Jovee sudah bisa diunduh melalui Playstore dan App Store atau diakses di laman www.jovee.id.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Founder Jovee sekaligus CEO PT Indopasofik Teknologi Media Indonesia (ITMII), Natali Ardianto mengatakan, rekomendasi vitamin yang diberikan bisa disesuaikan dengan budget penggunanya.
"Rekomendasi suplemen sesuai budget, suplemen yang aman dan tepat sesuai kondisi tubuh. Kami menggunakan data ilmiah, dari hasil ribuan riset untuk memformulasikan data yang tepat," ujar dia di Jakarta, Rabu.
Lalu, mengapa harus rekomendasi vitamin? Natali mengungkapkan, hal ini tidak lepas dari kurangnya konsumsi vitamin di masyarakat Indonesia.
Khusus untuk vitamin D saja, data dari Advances in Health Sciences Research dalam Public Health International Conference (PHICo 2016), menunjukkan, sebanyak 95 persen wanita Indonesia mengalami kekurangan.
Akibat defisiensi ini, seseorang bisa mengalami masalah yang berhubungan dengan tulang, depresi manik dan suasana hati yang buruk.
Mengapa asupannya bisa kurang, padahal, vitamin ini tersedia di berbagai makanan? Natali menyoroti kurangnya kebiasaan masyarakat mengonsumsi makanan beragam
Selain itu, fakta menunjukkan sebagian masyarakat terutama di usia produktif cenderung terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan yang digoreng, belum lagi kebiasaan menunda makan karena tingkat kesibukan yang tinggi.
Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat memperhatikan kondisi serta pola hidupnya dan bisa memanfaatkan Jovee sebagai asisten kesehatan personal mereka.
Dalam kesempatan itu, CEO PT Indopasifik Medika Investama (IMI) / Group CEO, John Kwari berharap aplikasi ini bisa membantu masyarakat aktif mencegah beragam penyakit sebelum terjadi.
"Diharapkan bisa memberi manfaat khususnya untuk generasi muda. Kami harap masyarakat aktif dalam pencegahan. Kami siap memberikan rekomendasi untuk konsumsi vitamin sesuatu kebutuhan demi menjaga daya tahan tubuh ekstra," kata dia.
Saat ini Jovee sudah bisa diunduh melalui Playstore dan App Store atau diakses di laman www.jovee.id.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019