Bank HSBC Indonesia bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) mengadakan "Edutech Literasi Keuangan Anak Cerdas" untuk menyosialisasikan konsep dasar keuangan kepada pengunjung "Car Free Day" di Kawasan Renon, Kota Denpasar, Bali, Minggu.
Co-Founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia (PJI), Robert Gardiner, mengatakan kehadiran program pembelajaran berbasis teknologi ini diharapkan dapat memfasilitasi orang tua dalam mengenalkan konsep dasar keuangan kepada anak dan membangun budaya pengelolaan uang yang bijaksana sejak dini di rumah.
Ia mengatakan inovasi pendidikan yang dirancang untuk anak-anak usia sekolah dasar ini dapat diakses secara daring di www.anakcerdas.prestasijunior.org melalui komputer dan laptop.
Dalam tiga segmen Edutech Anak Cerdas, yakni anak-anak belajar membuat pilihan pribadi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan, menyadari pentingnya menabung serta berbagi kepada komunitas sekitar, memahami bahwa seseorang harus bekerja atau berbisnis untuk memperoleh uang sehingga pengelolaan yang bijak perlu dilakukan, serta memahami peran pajak dan institusi keuangan untuk menggerakkan ekonomi dalam kota.
Robert Gardiner menyatakan pemberian uang saku oleh orang tua kerap kali tidak disertai dengan tuntunan dan dorongan kepada anak untuk mengelola uang yang dimiliki. Selain faktor kebiasaan, terbatasnya media edukasi anak mengenai keterampilan ini juga menjadi penyebabnya.
"Edutech Anak Cerdas yang dapat dinikmati dengan mudah kini dapat menjadi opsi bagi orang tua untuk mulai menanamkan nilai-nilai finansial kepada anak. Pendekatan teknologi digital yang interaktif, aman, dan menyenangkan membuat pembelajaran pengelolaan uang yang komprehensif menjadi efektif dan mudah dipahami oleh anak-anak," ujarnya.
Sebelum dikembangkan dalam versi daring tahun lalu, Bank HSBC Indonesia dan PJI telah menginisiasi program Anak Cerdas digital versi luring di 67 sekolah dasar di 15 kota di Indonesia dengan proses pembelajaran menggunakan tablet. Sejak tahun 2015 hingga 2018, program Anak Cerdas dengan konten dan desain yang mampu menggugah semangat berdiskusi di kelas ini berhasil meningkatkan pemahaman keuangan 15.000 anak dari kisaran 40 persen hingga 50 persen menjadi sekitar 80 persen.
Otoritas Jasa Keuangan merilis Survei Nasional Literasi Keuangan awal bulan ini yang menunjukkan peningkatan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia dari angka 29,7 persen pada tahun 2016 menjadi 38,03 persen tahun 2019.
Sementara itu, Head of Corporate Sustainability Bank HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko, mengatakan dengan akses tanpa batas, pihaknya ingin manfaat "Edutech Anak Cerdas" dapat menjangkau lebih banyak anak-anak Indonesia. Hal ini merupakan wujud komitmen dan kontribusi aktif Bank HSBC Indonesia untuk turut meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.
"Kami meyakini literasi keuangan adalah salah satu keterampilan masa depan yang perlu dipupuk sejak dini agar anak-anak dapat menjadi generasi cerdas finansial yang mampu membuat keputusan keuangan dengan tepat saat dewasa nanti," ucapnya.
Ia menjelaskan hanya dengan proses registrasi menggunakan alamat email, orang tua dapat memanfaatkan 15 sesi pembelajaran pengelolaan uang yang terbagi dalam tiga segmen, yaitu JA Ourselves, JA Our Community, dan JA Our City.
"Materi dan penyajiannya memberikan ruang diskusi bagi orang tua dan anak guna mengoptimalkan pemahaman anak terkait keuangan. Usai menyelesaikan seluruh sesi di tiap segmen, anak akan memperoleh e-sertifikat ketuntasan program yang dikirimkan ke alamat email pendaftaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Co-Founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia (PJI), Robert Gardiner, mengatakan kehadiran program pembelajaran berbasis teknologi ini diharapkan dapat memfasilitasi orang tua dalam mengenalkan konsep dasar keuangan kepada anak dan membangun budaya pengelolaan uang yang bijaksana sejak dini di rumah.
Ia mengatakan inovasi pendidikan yang dirancang untuk anak-anak usia sekolah dasar ini dapat diakses secara daring di www.anakcerdas.prestasijunior.org melalui komputer dan laptop.
Dalam tiga segmen Edutech Anak Cerdas, yakni anak-anak belajar membuat pilihan pribadi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan, menyadari pentingnya menabung serta berbagi kepada komunitas sekitar, memahami bahwa seseorang harus bekerja atau berbisnis untuk memperoleh uang sehingga pengelolaan yang bijak perlu dilakukan, serta memahami peran pajak dan institusi keuangan untuk menggerakkan ekonomi dalam kota.
Robert Gardiner menyatakan pemberian uang saku oleh orang tua kerap kali tidak disertai dengan tuntunan dan dorongan kepada anak untuk mengelola uang yang dimiliki. Selain faktor kebiasaan, terbatasnya media edukasi anak mengenai keterampilan ini juga menjadi penyebabnya.
"Edutech Anak Cerdas yang dapat dinikmati dengan mudah kini dapat menjadi opsi bagi orang tua untuk mulai menanamkan nilai-nilai finansial kepada anak. Pendekatan teknologi digital yang interaktif, aman, dan menyenangkan membuat pembelajaran pengelolaan uang yang komprehensif menjadi efektif dan mudah dipahami oleh anak-anak," ujarnya.
Sebelum dikembangkan dalam versi daring tahun lalu, Bank HSBC Indonesia dan PJI telah menginisiasi program Anak Cerdas digital versi luring di 67 sekolah dasar di 15 kota di Indonesia dengan proses pembelajaran menggunakan tablet. Sejak tahun 2015 hingga 2018, program Anak Cerdas dengan konten dan desain yang mampu menggugah semangat berdiskusi di kelas ini berhasil meningkatkan pemahaman keuangan 15.000 anak dari kisaran 40 persen hingga 50 persen menjadi sekitar 80 persen.
Otoritas Jasa Keuangan merilis Survei Nasional Literasi Keuangan awal bulan ini yang menunjukkan peningkatan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia dari angka 29,7 persen pada tahun 2016 menjadi 38,03 persen tahun 2019.
Sementara itu, Head of Corporate Sustainability Bank HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko, mengatakan dengan akses tanpa batas, pihaknya ingin manfaat "Edutech Anak Cerdas" dapat menjangkau lebih banyak anak-anak Indonesia. Hal ini merupakan wujud komitmen dan kontribusi aktif Bank HSBC Indonesia untuk turut meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.
"Kami meyakini literasi keuangan adalah salah satu keterampilan masa depan yang perlu dipupuk sejak dini agar anak-anak dapat menjadi generasi cerdas finansial yang mampu membuat keputusan keuangan dengan tepat saat dewasa nanti," ucapnya.
Ia menjelaskan hanya dengan proses registrasi menggunakan alamat email, orang tua dapat memanfaatkan 15 sesi pembelajaran pengelolaan uang yang terbagi dalam tiga segmen, yaitu JA Ourselves, JA Our Community, dan JA Our City.
"Materi dan penyajiannya memberikan ruang diskusi bagi orang tua dan anak guna mengoptimalkan pemahaman anak terkait keuangan. Usai menyelesaikan seluruh sesi di tiap segmen, anak akan memperoleh e-sertifikat ketuntasan program yang dikirimkan ke alamat email pendaftaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019