Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan konser "Asia Traditional Orchestra/ATO" dengan menampilkan para seniman dari negara-negara ASEAN dan Korea dapat menjadi inspirasi bagi daerahnya untuk mengembangkan kesenian-kesenian tradisional di era kekinian.

"Bagi Bali yang terus berkembang dan kita sudah menyiapkan wadah Festival Seni Bali Jani, penampilan ATO ini memberikan inspirasi untuk mengembangkan kesenian-kesenian tradisional pada kesenian masa kini," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat menghadiri konser ATO di Taman Budaya, Denpasar, Selasa (12/11) malam.

Festival Seni Bali Jani yang telah digelar untuk pertama kalinya dari 26 Oktober-8 November 2019, menurut Cok Ace, meskipun menampilkan kesenian inovatif dan kontemporer, juga tidak lepas dari akar budaya.

"Ini bagus sekali untuk menginspirasi kita semua dan yang terpenting dengan orkestra ini telah menjadi jembatan penghubung yang baik berbagai negara," ucapnya.

Selain itu, tambah Cok Ace, penampilan para musisi internasional itu juga memberikan dampak yang bagus bagi pariwisata Bali. "Sekarang eranya media sosial, mereka pastinya sudah meng-upload kejadian malam ini dan pastinya mereka punya 'followers' luar biasa. Ini bagus untuk pariwisata," katanya yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu.

Baca juga: Gubernur tutup Festival Seni Bali Jani

Dalam acara yang dihadiri ratusan penonton yang mayoritas generasi milenial itu, para musisi dari ASEAN dan Korea nampak dengan semangat mengiringi medley lima lagu tradisional dari sejumlah daerah di Nusantara, ada lagu Alusiau, Cublak-Cublak Suweng, Paris Barantai, Ampar-Ampar Pisang, Ayam Den Lapeh.

Ada juga kolaborasi lagu Yamko Rambe Yambo dari Papua dan Janger dari Bali. Sementara untuk lagu-lagu dari Korea yang dimainkan diantaranya "Layarkan Kapal", "Kekasihku Mongryong", "Shinmodeum".

Yang terakhir, lagu "One Asia" secara khusus menggabungkan satu frasa musik pendek yang mewakili budaya setiap negara ASEAN dan Korea.

Baca juga: Dirjen Kebudayaan: Bali berpotensi jadi pusat seni kontemporer dunia

Sementara itu, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI, Nadjamuddin Ramly sebelumnya menyampaikan bahwa ATO merupakan salah satu kolaborasi yang sangat indah antara musisi dari 10 negara ASEAN bersama Korea.

Ramly berharap nantinya kegiatan sebesar ini akan berkelanjutan dan dilaksanakan di negara ASEAN lainnya. Bahkan Asia Traditional Orchestra ini diharapkan dapat dikembangkan dan diperkenalkan ke wilayah di luar negara ASEAN dan Korea.

Baca juga: FSBJ 2019, wayang "ental" 3-dimensi padukan gaya Jepang-Bali

Kasubdit Diplomasi Budaya Luar Negeri, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Wawan Yogaswara menambahkan dengan kegiatan tersebut sekaligus menjadi salah satu upaya pengenalan kebudayaan Indonesia kepada musisi dari negara lain.

"Sebetulnya di Indonesia memiliki musik yang cukup bagus untuk dikolaborasikan dalam orkestra. Apalagi musik Bali ini cukup universal, jadi memang kesempatan yang baik untuk saling belajar, tidak saja Indonesia yang belajar tetapi negara-negara lain di Asia Tenggara dan Korea juga saling belajar," ujar Wawan.
Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berfoto bersama jajaran Kemendikbud dan musisi dari ASEAN dan Korea usai konser Asia Traditional Orchestra di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2019)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019