Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada akhir 2019 berada pada kisaran 5,05 persen-5,06 persen.
"Kami masih melihat bisa tumbuh di sekitar 5,05-5,06 persen," kata Suahasil di Jakarta, Selasa.
Suahasil mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mendukung kinerja perekonomian hingga akhir tahun adalah dengan mengoptimalkan belanja pemerintah.
"Kami pastikan di tengah perlemahan global yang berimbas pada perlemahan penerimaan, belanja akan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Optimalisasi belanja pemerintah tersebut, menurut dia, telah dilakukan dengan memperlebar defisit anggaran pada kisaran 2,0 persen-2,2 persen terhadap PDB.
"Belanja tetap dikeluarkan, tapi tidak boleh dihambur-hamburkan. Jadi belanjanya efisien dan mendukung pertumbuhan. Kalau mendukung, maka mungkin defisitnya melebar," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2019 sebesar 5,02 persen atau melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Salah satu komponen yang melambat adalah konsumsi pemerintah yang hanya tumbuh 0,98 persen karena turunnya realisasi belanja barang dan jasa serta bantuan sosial.
Selain itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat tumbuh 4,21 persen atau terendah dibandingkan periode sama dalam dua tahun terakhir.
Dengan pertumbuhan triwulan III-2019 tercatat 5,02 persen, maka secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun tercatat 5,04 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kami masih melihat bisa tumbuh di sekitar 5,05-5,06 persen," kata Suahasil di Jakarta, Selasa.
Suahasil mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mendukung kinerja perekonomian hingga akhir tahun adalah dengan mengoptimalkan belanja pemerintah.
"Kami pastikan di tengah perlemahan global yang berimbas pada perlemahan penerimaan, belanja akan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Optimalisasi belanja pemerintah tersebut, menurut dia, telah dilakukan dengan memperlebar defisit anggaran pada kisaran 2,0 persen-2,2 persen terhadap PDB.
"Belanja tetap dikeluarkan, tapi tidak boleh dihambur-hamburkan. Jadi belanjanya efisien dan mendukung pertumbuhan. Kalau mendukung, maka mungkin defisitnya melebar," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2019 sebesar 5,02 persen atau melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Salah satu komponen yang melambat adalah konsumsi pemerintah yang hanya tumbuh 0,98 persen karena turunnya realisasi belanja barang dan jasa serta bantuan sosial.
Selain itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat tumbuh 4,21 persen atau terendah dibandingkan periode sama dalam dua tahun terakhir.
Dengan pertumbuhan triwulan III-2019 tercatat 5,02 persen, maka secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun tercatat 5,04 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019