Saat membuka Konferensi Internasional Minyak Sawit ke 15 atau 15th International Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Kementerian Pertanian untuk merealisasikan program peremajaan sawit (replanting) sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing sawit Indonesia.
"Kami meminta Kementerian Pertanian merealisasikan program peremajaan kelapa sawit rakyat yang dananya dikelola BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit," ujar Wapres dalam sambutan pada pembukaan 'IPOC 2019 and 2020 Price Outlook' di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Wapres menegaskan, tahun ini pemerintah menargetkan program peremajaan sawit rakyat seluas 185 ribu hektare dan itu harus bisa direalisasikan.
Ma'ruf menyatakan, industri sawit nasional perlu kehadiran pemerintah, khususnya menghadapi tantangan global yang semakin sarat ketidakpastian, apalagi industri ini berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
"Tahun lalu, devisa dari ekspor sawit mencapai Rp270 triliun. Sawit ini anugerah Allah untuk Indonesia. Melalui sawit, muncul sentra ekonomi di daerah dan pinggiran. Industri sawit telah mendorong pertumbuhan banyak daerah terpencil di Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Sulawesi Barat," katanya.
Pada kesempatan itu Wapres juga menyatakan, pemerintah akan memberikan penghargaan kepada Koperasi Unit Desa (KUD) yang berhasil meningkatkan produksi.
"Pemerintah daerah diharapkan bisa mendorong petani swadaya bermitra dengan perusahaan, sehingga terjadi peningkatan produksi," kata Wapres yang kedatangannya disambut Gubernur Bali Wayan Koster beserta Ibu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto beserta Ibu, Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus R. Golose beserta Ibu, Danlanal Denpasar Bali Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko beserta Ibu, Danlanud Ngurah Rai Kolonel Pnb. Wibowo Cahyono Soekadi berserta Ibu.
Baca juga: IPOC 2019 di Bali, Gapki perkirakan harga CPO akan membaik
Sebelumnya Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono menyatakan, pemerintah perlu menjadikan peremajaan sawit rakyat sebagai prioritas kebijakan nasional yang berkelanjutan.
Selain itu memperluas penyerapan pasar luar negeri, terutama negara-negara berkembang, apalagi saat ini 70 persen produksi minyak sawit nasional ditujukan untuk pasar ekspor.
Kemudian, lanjutnya, penguatan pasar domestik dengan menciptakan pasar melalui energi baru dan terbarukan (EBT) dengan penggunaan biofuel yang mana tahun ini B20 dan tahun depan B30.
Baca juga: Di Bali, 18 negara ikuti konferensi minyak sawit IPOC 2019
Sebanyak 1.500 peserta delegasi dari 18 negara bakal berkumpul pada konferensi minyak sawit (Indonesian Palm Oil Conference/IPOC) 2019 di Bali yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (31/10) dan Jumat (1/11).
Para pakar yang hadir antara lain Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Prof Pietro Paganini (John Cabot University Roma), dan Dr Otto Hospes (Wageningen University), yang berbicara pada hari pertama.
Pada hari kedua yang membahas price outlook 2020, pakar yang hadir adalah James Fry (LMC International UK), Dorab Mistry (Godrej International Ltd), dan Thomas Mielke (ISTA Mielke GmbH/ Oil World).
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kami meminta Kementerian Pertanian merealisasikan program peremajaan kelapa sawit rakyat yang dananya dikelola BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit," ujar Wapres dalam sambutan pada pembukaan 'IPOC 2019 and 2020 Price Outlook' di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Wapres menegaskan, tahun ini pemerintah menargetkan program peremajaan sawit rakyat seluas 185 ribu hektare dan itu harus bisa direalisasikan.
Ma'ruf menyatakan, industri sawit nasional perlu kehadiran pemerintah, khususnya menghadapi tantangan global yang semakin sarat ketidakpastian, apalagi industri ini berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
"Tahun lalu, devisa dari ekspor sawit mencapai Rp270 triliun. Sawit ini anugerah Allah untuk Indonesia. Melalui sawit, muncul sentra ekonomi di daerah dan pinggiran. Industri sawit telah mendorong pertumbuhan banyak daerah terpencil di Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Sulawesi Barat," katanya.
Pada kesempatan itu Wapres juga menyatakan, pemerintah akan memberikan penghargaan kepada Koperasi Unit Desa (KUD) yang berhasil meningkatkan produksi.
"Pemerintah daerah diharapkan bisa mendorong petani swadaya bermitra dengan perusahaan, sehingga terjadi peningkatan produksi," kata Wapres yang kedatangannya disambut Gubernur Bali Wayan Koster beserta Ibu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto beserta Ibu, Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus R. Golose beserta Ibu, Danlanal Denpasar Bali Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko beserta Ibu, Danlanud Ngurah Rai Kolonel Pnb. Wibowo Cahyono Soekadi berserta Ibu.
Baca juga: IPOC 2019 di Bali, Gapki perkirakan harga CPO akan membaik
Sebelumnya Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono menyatakan, pemerintah perlu menjadikan peremajaan sawit rakyat sebagai prioritas kebijakan nasional yang berkelanjutan.
Selain itu memperluas penyerapan pasar luar negeri, terutama negara-negara berkembang, apalagi saat ini 70 persen produksi minyak sawit nasional ditujukan untuk pasar ekspor.
Kemudian, lanjutnya, penguatan pasar domestik dengan menciptakan pasar melalui energi baru dan terbarukan (EBT) dengan penggunaan biofuel yang mana tahun ini B20 dan tahun depan B30.
Baca juga: Di Bali, 18 negara ikuti konferensi minyak sawit IPOC 2019
Sebanyak 1.500 peserta delegasi dari 18 negara bakal berkumpul pada konferensi minyak sawit (Indonesian Palm Oil Conference/IPOC) 2019 di Bali yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (31/10) dan Jumat (1/11).
Para pakar yang hadir antara lain Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Prof Pietro Paganini (John Cabot University Roma), dan Dr Otto Hospes (Wageningen University), yang berbicara pada hari pertama.
Pada hari kedua yang membahas price outlook 2020, pakar yang hadir adalah James Fry (LMC International UK), Dorab Mistry (Godrej International Ltd), dan Thomas Mielke (ISTA Mielke GmbH/ Oil World).
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019