Ketua PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari menyatakan ajang International Bicycle Motocross (BMX) yang digelar secara rutin di Banyuwangi, Jawa Timur, sejak empat tahun lalu, telah diakui sebagai ajang berkelas dunia.
"Ajang di Banyuwangi ini spesial, event BMX-nya keren dan terbaik, berkualitas dunia. Banyuwangi semakin menjadi referensi bagi penggemar sepeda, khususnya BMX di Indonesia dan dunia," katanya di sela pembukaan kompetisi balap BMX internasional di Banyuwangi, Sabtu.
Ia mengapresiasi pilihan Banyuwangi menggarap olahraga wisata dengan menggelar kompetisi internasional BMX ini.
Baca juga: UCI puji gebrakan Banyuwangi gelar Hors Class
Ia mengatakan, pasar penggemar BMX di Tanah Air terus bertumbuh, antusiasme penggemar BMX semakin tinggi karena atlet BMX Indonesia berhasil lolos bertanding di Olimpiade 2016 di Brasil.
"Kebetulan pada Olimpiade 2016, saya Chef de Mission (CdM) Indonesia. Tentu harapannya ada atlet BMX Indonesia yang lolos Olimpiade 2020 di Jepang. Kompetisi internasional BMX Banyuwangi diikuti sebanyak 253 pebalap profesional dari 19 negara, yakni Brasil, Inggris, Denmark, Italia, Ekuador, Selandia Baru, Australia, Tiongkok, Latvia, Jepang, Jerman, Ceko, Hong Kong, Kanada, dan Chile," katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan BMX Internasional Banyuwangi, yang digelar 26 hingga 27 Oktober 2019 menjadi jujugan para atlet balap BMX internasional untuk berburu poin mengikuti Olimpiade 2020 di Jepang.
Selain itu, katanya, para penggemar BMX juga melihat Banyuwangi sebagai tempat menikmati aksi para atlet BMX dan bahkan ikut berlatih di sirkuit internasional yang ada di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Baca juga: Timnas sepeda Indonesia siap ikuti Asian Cycling Championship 2019
"Jadi, sejak awal Banyuwangi memang fokus pada wisata minat khusus, salah satunya penggemar sepeda yang sangat besar serta terus tumbuh di Indonesia dan dunia. Maka di Banyuwangi kami menggelar International Tour de Ijen dan khusus BMX ada International BMX Competition," katanya.
Abdullah Azwar Anas mengatakan ketika persaingan antardaerah di industri pariwisata semakin ketat, dibutuhkan strategi alternatif agar sebuah daerah tetap dilirik sebagai destinasi.
Maka, sejak empat tahun lalu, Banyuwangi Festival menghadirkan ajang olahraga wisata baru, yakni International BMX Competition yang digelar di Sirkuit Muncar yang telah berstandar Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), dan ajang ini juga masuk agenda rutin UCI.
"Kan sekarang marak di mana-mana festival seni-budaya, maka Banyuwangi sudah mengantisipasinya dengan membikin International BMX sejak empat tahun lalu. Terbukti saat ini, ajang tersebut menjadi jujugan karena atlet dunia berebut poin untuk lolos Olimpiade. Pasar penggemar BMX itu ceruk pasar potensial, kecil tapi solid, nice market. Apalagi ada data sekitar 20 persen penjualan sepeda itu dikontribusi oleh jenis BMX," ujarnya.
Sirkuit BMX di Muncar, Banyuwangi, katanya, juga mulai menjadi sarana latihan para penggemar dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk para peserta lomba yang datang bersama tim, dan keluarga, yang semuanya menumbuhkan konsumsi lokal yang ujungnya menggerakkan ekonomi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Ajang di Banyuwangi ini spesial, event BMX-nya keren dan terbaik, berkualitas dunia. Banyuwangi semakin menjadi referensi bagi penggemar sepeda, khususnya BMX di Indonesia dan dunia," katanya di sela pembukaan kompetisi balap BMX internasional di Banyuwangi, Sabtu.
Ia mengapresiasi pilihan Banyuwangi menggarap olahraga wisata dengan menggelar kompetisi internasional BMX ini.
Baca juga: UCI puji gebrakan Banyuwangi gelar Hors Class
Ia mengatakan, pasar penggemar BMX di Tanah Air terus bertumbuh, antusiasme penggemar BMX semakin tinggi karena atlet BMX Indonesia berhasil lolos bertanding di Olimpiade 2016 di Brasil.
"Kebetulan pada Olimpiade 2016, saya Chef de Mission (CdM) Indonesia. Tentu harapannya ada atlet BMX Indonesia yang lolos Olimpiade 2020 di Jepang. Kompetisi internasional BMX Banyuwangi diikuti sebanyak 253 pebalap profesional dari 19 negara, yakni Brasil, Inggris, Denmark, Italia, Ekuador, Selandia Baru, Australia, Tiongkok, Latvia, Jepang, Jerman, Ceko, Hong Kong, Kanada, dan Chile," katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan BMX Internasional Banyuwangi, yang digelar 26 hingga 27 Oktober 2019 menjadi jujugan para atlet balap BMX internasional untuk berburu poin mengikuti Olimpiade 2020 di Jepang.
Selain itu, katanya, para penggemar BMX juga melihat Banyuwangi sebagai tempat menikmati aksi para atlet BMX dan bahkan ikut berlatih di sirkuit internasional yang ada di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Baca juga: Timnas sepeda Indonesia siap ikuti Asian Cycling Championship 2019
"Jadi, sejak awal Banyuwangi memang fokus pada wisata minat khusus, salah satunya penggemar sepeda yang sangat besar serta terus tumbuh di Indonesia dan dunia. Maka di Banyuwangi kami menggelar International Tour de Ijen dan khusus BMX ada International BMX Competition," katanya.
Abdullah Azwar Anas mengatakan ketika persaingan antardaerah di industri pariwisata semakin ketat, dibutuhkan strategi alternatif agar sebuah daerah tetap dilirik sebagai destinasi.
Maka, sejak empat tahun lalu, Banyuwangi Festival menghadirkan ajang olahraga wisata baru, yakni International BMX Competition yang digelar di Sirkuit Muncar yang telah berstandar Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), dan ajang ini juga masuk agenda rutin UCI.
"Kan sekarang marak di mana-mana festival seni-budaya, maka Banyuwangi sudah mengantisipasinya dengan membikin International BMX sejak empat tahun lalu. Terbukti saat ini, ajang tersebut menjadi jujugan karena atlet dunia berebut poin untuk lolos Olimpiade. Pasar penggemar BMX itu ceruk pasar potensial, kecil tapi solid, nice market. Apalagi ada data sekitar 20 persen penjualan sepeda itu dikontribusi oleh jenis BMX," ujarnya.
Sirkuit BMX di Muncar, Banyuwangi, katanya, juga mulai menjadi sarana latihan para penggemar dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk para peserta lomba yang datang bersama tim, dan keluarga, yang semuanya menumbuhkan konsumsi lokal yang ujungnya menggerakkan ekonomi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019