Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, menyelenggarakan "outbound" yang melibatkan mahasiswa baru di Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali, sebagai salah satu strategi untuk melahirkan generasi unggul untuk menggaungkan harmoni di Indonesia.
Ketua Panitia, Dr. dr. Made Budiawan di Singaraja, Minggu, menjelaskan outbond pada Sabtu (19/10) itu diikuti mahasiswa perwakilan setiap fakultas, yang masing-masing sebanyak 20 orang. Di dalamnya termasuk ada mahasiswa program Afirmasi dan juga Permata Sakti dari Universitas Negeri Makassar dan Universitas Negeri Manado.
"Pesertanya dari delapan fakultas. Ini salah satu program dari Pokja Softskills Undiksha yang mengusung tema 'Bangun Karakter Unggul dalam Harmoni'. Tema tersebut dianggap relevan untuk digaungkan karena situasi saat ini cukup memperihatinkan. Di tengah masyarakat diwarnai degradasi moral dan karakter," katanya.
Tentu, Undiksha sebagai perguruan tinggi merasa terpanggil dan memiliki kewajiban untuk melahirkan generasi yang berkarakter. "Saya harap kehidupan harmonis bisa lahir dari Undiksha untuk Indonesia," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., menjelaskan Undiksha telah mengusung visi sebagai universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045.
"Mewujudkan itu, mahasiswa berkarakter tidak bisa dilepaskan. Mahasiswa sebagai bagian dari kampus, harus memiliki karakter yang baik. Good personal skill. Ini penting untuk mewujudkan visi itu," tegas mantan Direktur Pascasarjana Undiksha itu.
Program ini bukan seremonial tahunan. Namun melalui itu, mahasiswa banyak mendapat manfaat, yaitu bisa membangun kerja sama antarmahasiswa, membangun komunikasi, serta membangun kebersamaan yang sering digaungkan oleh Rektor Undiksha.
"Mahasiswa Undiksha harus memiliki karakter dan soft skill yang hebat, maka seluruh komponen kemahasiswaan harus mengembangkan softskill. Melalui ini bisa dikembangkan kerja sama, tanggung jawab, membangun kebersamaan. Disinilah semua mahasiswa dari berbagai fakultas, menjalin kerja sama menuju Undiksha Harmoni," katanya.
Selain melalui outbound, penguatan karakter juga dilakukan melalui seminar dengan mengundang motivator. Yang terpenting, menurut akademisi asal Klungkung ini, setiap kegiatan, aktivitas mahasiswa harus diimplementasikan, seperti kemampuan komunikasi di kehidupan kampus, bisa bersikap dan berpikir positif.
"Yang terpenting mahasiswa bisa percaya diri dan bangga menjadi bagian Undiksha. Softskill ini harus dibiasakan," katanya.
Baca juga: Rektor Undiksha dikukuhkan jadi profesor
Sementara itu, mahasiswi asal Jakarta, Bunga Nirmalasari, mengaku sangat menikmati kegiatan ini dan diharapkan bisa terus berjalan setiap tahun dan peserta yang dilibatkan semakin banyak. "Tentu sangat senang bisa ikut. Disini kita bisa menjalin kebersamaan dengan mahasiswa lain," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan mahasiswa Universitas Negeri Medan, Brenda Karison. Ia yang mengikuti program Permata Sakti menilai kegiatan ini sangat positif karena mampu membangun karakter dan menciptakan keharmonisan.
"Ini sangat bagus untuk pembentukan karakter. Dari ini muncul kebersamaan, kegiatan ini mampu menyatukan mahasiswa dari berbagai program studi," katanya.
Kedepan, ia mengharapkan mahasiswa yang dilibatkan bisa semakin banyak. Bahkan jika memungkinkan secara keseluruhan dalam satu angkatan. "Biasanya kegiatan ini hanya melibatkan mahasiswa satu fakultas. Yang dilaksanakan oleh BEM. Tapi disini bisa bergabung dengan fakultas lain. Itu sangat bagus," tuturnya.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan program pengabdian masyarakat yang menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undiksha, berupa peduli lingkungan dan penyerahan tempat sampah di Pura Puseh, Desa Menyali.
Baca juga: Dua mahasiswa Undiksha lolos ikuti pertukaran ke Jepang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Ketua Panitia, Dr. dr. Made Budiawan di Singaraja, Minggu, menjelaskan outbond pada Sabtu (19/10) itu diikuti mahasiswa perwakilan setiap fakultas, yang masing-masing sebanyak 20 orang. Di dalamnya termasuk ada mahasiswa program Afirmasi dan juga Permata Sakti dari Universitas Negeri Makassar dan Universitas Negeri Manado.
"Pesertanya dari delapan fakultas. Ini salah satu program dari Pokja Softskills Undiksha yang mengusung tema 'Bangun Karakter Unggul dalam Harmoni'. Tema tersebut dianggap relevan untuk digaungkan karena situasi saat ini cukup memperihatinkan. Di tengah masyarakat diwarnai degradasi moral dan karakter," katanya.
Tentu, Undiksha sebagai perguruan tinggi merasa terpanggil dan memiliki kewajiban untuk melahirkan generasi yang berkarakter. "Saya harap kehidupan harmonis bisa lahir dari Undiksha untuk Indonesia," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., menjelaskan Undiksha telah mengusung visi sebagai universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045.
"Mewujudkan itu, mahasiswa berkarakter tidak bisa dilepaskan. Mahasiswa sebagai bagian dari kampus, harus memiliki karakter yang baik. Good personal skill. Ini penting untuk mewujudkan visi itu," tegas mantan Direktur Pascasarjana Undiksha itu.
Program ini bukan seremonial tahunan. Namun melalui itu, mahasiswa banyak mendapat manfaat, yaitu bisa membangun kerja sama antarmahasiswa, membangun komunikasi, serta membangun kebersamaan yang sering digaungkan oleh Rektor Undiksha.
"Mahasiswa Undiksha harus memiliki karakter dan soft skill yang hebat, maka seluruh komponen kemahasiswaan harus mengembangkan softskill. Melalui ini bisa dikembangkan kerja sama, tanggung jawab, membangun kebersamaan. Disinilah semua mahasiswa dari berbagai fakultas, menjalin kerja sama menuju Undiksha Harmoni," katanya.
Selain melalui outbound, penguatan karakter juga dilakukan melalui seminar dengan mengundang motivator. Yang terpenting, menurut akademisi asal Klungkung ini, setiap kegiatan, aktivitas mahasiswa harus diimplementasikan, seperti kemampuan komunikasi di kehidupan kampus, bisa bersikap dan berpikir positif.
"Yang terpenting mahasiswa bisa percaya diri dan bangga menjadi bagian Undiksha. Softskill ini harus dibiasakan," katanya.
Baca juga: Rektor Undiksha dikukuhkan jadi profesor
Sementara itu, mahasiswi asal Jakarta, Bunga Nirmalasari, mengaku sangat menikmati kegiatan ini dan diharapkan bisa terus berjalan setiap tahun dan peserta yang dilibatkan semakin banyak. "Tentu sangat senang bisa ikut. Disini kita bisa menjalin kebersamaan dengan mahasiswa lain," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan mahasiswa Universitas Negeri Medan, Brenda Karison. Ia yang mengikuti program Permata Sakti menilai kegiatan ini sangat positif karena mampu membangun karakter dan menciptakan keharmonisan.
"Ini sangat bagus untuk pembentukan karakter. Dari ini muncul kebersamaan, kegiatan ini mampu menyatukan mahasiswa dari berbagai program studi," katanya.
Kedepan, ia mengharapkan mahasiswa yang dilibatkan bisa semakin banyak. Bahkan jika memungkinkan secara keseluruhan dalam satu angkatan. "Biasanya kegiatan ini hanya melibatkan mahasiswa satu fakultas. Yang dilaksanakan oleh BEM. Tapi disini bisa bergabung dengan fakultas lain. Itu sangat bagus," tuturnya.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan program pengabdian masyarakat yang menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undiksha, berupa peduli lingkungan dan penyerahan tempat sampah di Pura Puseh, Desa Menyali.
Baca juga: Dua mahasiswa Undiksha lolos ikuti pertukaran ke Jepang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019