Atlet Venezuela Yulimar Rojas mempertahankan gelar juara dunia lompat jangkit putri setelah pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, Sabtu waktu setempat tampil dominan pada nomor ini ketika dua kali dia melewati lompatan 15 meter.
Pelari berusia 23 tahun itu mencatat lompatan terjauh 15,37 meter yang hanya empat sentimeter lebih pendek dari lompatan terjauh kedua sepanjang sejarah yang dia ciptakan di Spanyol bulan lalu.
Atlet Jamaika Shanieka Ricketts merebut medali perak dengan 14,92 meter, sedangkan pelompat jangkit Kolombia Caterine Ibarguen yang juga juara Olimpiade dan seteru terdekat Rojas, menempati urutan ketiga dengan lompatan terjauh 14,73 meter.
Baca juga: Dalilah Muhammad raih emas lari gawang 400m putri dan rekor dunia
Rojas adalah satu-satunya atlet Venezuela yang menjadi juara dunia atletik. Dia berharap suksesnya menginspirasi negaranya yang sedang diamuk krisis politik dan ekonomi yang mendorong empat juta orang penduduk meninggalkan negerinya.
"Saya berjuang demi negara saya, untuk menaikkan citra Venezuela di dunia dan saya kira orang berterima kasih atas apa yang saya lakukan," kata dia kepada wartawan seperti dilaporkan Reuters.
"Adalah membahagiakan seandainya saya membawa kebahagiaan kepada negara saya dan anak-anak yang terpengaruh saya dan setiap saat anak-anak melihat saya teladan, seorang teladan bahwa negara ini bisa terus maju."
Baca juga: Pelari Edris pertahankan gelar juara dunia 5.000m putra
Rojas, yang berlatih di Spanyol bersama mantan atlet lompat Spanyol Ivan Pedroso, mengatakan dia ingin memecahkan rekor dunia 15,50 meter yang dicetak atlet Ukraina Inessa Kravets pada 2015 dan memenangkan medali emas Olimpiade tahun depan.
"Saya sudah maju banyak, saya sudah sekat sekali tapi saya muda sekali, saya masih punya jalan panjang untuk dijalani. Saya harus bekerja keras tahun depan dan maju sentimeter demi sentimeter."
Rojas mencatat jauh lompatan 14,87 meter pada putaran pertama. Dia mencatat 15,37m pada lompatan kedua pada final, dan 15,18m pada upaya keempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Pelari berusia 23 tahun itu mencatat lompatan terjauh 15,37 meter yang hanya empat sentimeter lebih pendek dari lompatan terjauh kedua sepanjang sejarah yang dia ciptakan di Spanyol bulan lalu.
Atlet Jamaika Shanieka Ricketts merebut medali perak dengan 14,92 meter, sedangkan pelompat jangkit Kolombia Caterine Ibarguen yang juga juara Olimpiade dan seteru terdekat Rojas, menempati urutan ketiga dengan lompatan terjauh 14,73 meter.
Baca juga: Dalilah Muhammad raih emas lari gawang 400m putri dan rekor dunia
Rojas adalah satu-satunya atlet Venezuela yang menjadi juara dunia atletik. Dia berharap suksesnya menginspirasi negaranya yang sedang diamuk krisis politik dan ekonomi yang mendorong empat juta orang penduduk meninggalkan negerinya.
"Saya berjuang demi negara saya, untuk menaikkan citra Venezuela di dunia dan saya kira orang berterima kasih atas apa yang saya lakukan," kata dia kepada wartawan seperti dilaporkan Reuters.
"Adalah membahagiakan seandainya saya membawa kebahagiaan kepada negara saya dan anak-anak yang terpengaruh saya dan setiap saat anak-anak melihat saya teladan, seorang teladan bahwa negara ini bisa terus maju."
Baca juga: Pelari Edris pertahankan gelar juara dunia 5.000m putra
Rojas, yang berlatih di Spanyol bersama mantan atlet lompat Spanyol Ivan Pedroso, mengatakan dia ingin memecahkan rekor dunia 15,50 meter yang dicetak atlet Ukraina Inessa Kravets pada 2015 dan memenangkan medali emas Olimpiade tahun depan.
"Saya sudah maju banyak, saya sudah sekat sekali tapi saya muda sekali, saya masih punya jalan panjang untuk dijalani. Saya harus bekerja keras tahun depan dan maju sentimeter demi sentimeter."
Rojas mencatat jauh lompatan 14,87 meter pada putaran pertama. Dia mencatat 15,37m pada lompatan kedua pada final, dan 15,18m pada upaya keempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019