Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) mendukung Gerakan Pengolahan Sampah melalui momentum "Hari Bersih Indonesia 2019" yang digagas "Indonesia Indah Foundation" guna menyatukan berbagai pemangku kepentingan dalam menjaga lingkungan bersih dengan memungut dan mengolah sampah.
"Saat ini, di dunia sampah merupakan suatu masalah yang terus dirasakan, karena tiap tahun, volume sampah terus meningkat dengan cepat hingga mencapai jutaan ton. Menurut data dari World Bank, sampah plastik yang dihasilkan per tahun kemungkinan bertambah dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton pada tahun 2025," kata Direktur Public Affairs and Communications Amatil Indonesia, Lucia Karina, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa.
Melalui infrastruktur yang sesuai dan proses pengolahan yang benar, sampah plastik dapat diolah kembali dan menghasilkan nilai ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi komunitas dan sektor swasta dapat mendukung upaya pemerintah untuk mencari jalan keluar yang terbaik dalam membangun solusi pengolaham sampah yang komprehensif.
Momentum seperti Hari Bersih Indonesia yang diprakarsai oleh Indonesia Indah Foundation dapat menyatukan berbagai pemangku kepentingan dalam mempromosikan menjaga lingkungan yang lebih bersih dengan memungut dan mengolah sampah.
Selain itu, inisiatif yang merupakan bentuk dukungan terhadapa World Cleanup Day juga mampu membantu mengedukasi para pemulung untuk memilah sampah yang dapat didaur ulang untuk dapat diolah kembali.
Sejak tahun 2013, Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) telah mengajak keluarga dan teman untuk turut berpartisipasi dalam inisiatif tersebut.
"Kami tentunya bangga dapat menjadi bagian dari program Hari Bersih Indonesia, walaupun kami tahu masih banyak yang perlu dilakukan untuk menangani isu tentang sampah. Melalui edukasi tentang cara pengelolaan dan infrastruktur yang tepat, masyarakat dapat menerapkan sirkular ekonomi, dimana di dalam kegiatan kesehariannya masyarakat dapat mengolah kembali sampah yang dihasilkan dan mengurangi penyebab pencemaran lingkungan," katanya.
Oleh karena itu, bersama usaha Amatil Indonesia dalam mengurangi sampah di tiap fasilitas manufaktur, dukungan dirinya dalam kegiatan hari ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung agenda pemerintah serta mengingatkan masyarakat akan pentingnya untuk mulai memilah dan mengolah sampah dengan benar sejak usia muda.
Baca juga: CCAI raih lima penghargaan "The Best Contact Center Indonesia 2019"
Tahun ini, Amatil Indonesia serentak berkolaborasi dengan pemerintah, komunitas, pelajar dan masyarakat sekitar wilayah operasional untuk memungut sampah di Jakarta, Bekasi, Semarang dan Medan.
Para peserta dari setiap titik diminta untuk memisahkan sampah-sampah yang dapat didaur ulang dengan yang tidak dapat didaur ulang untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya proses daur ulang.
Para peserta yang turut berpartisipasi bersama Coca-Cola Amatil Indonesia berhasil mengumpulkan lebih dari 580 kg sampah dan sekitar 28 persen diantaranya merupakan sampah yang dapat diolah kembali.
Baca juga: Coca-Cola Amatil Indonesia dukung "Gerakan Indonesia Bersih" Kemenko Kemaritiman
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Saat ini, di dunia sampah merupakan suatu masalah yang terus dirasakan, karena tiap tahun, volume sampah terus meningkat dengan cepat hingga mencapai jutaan ton. Menurut data dari World Bank, sampah plastik yang dihasilkan per tahun kemungkinan bertambah dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton pada tahun 2025," kata Direktur Public Affairs and Communications Amatil Indonesia, Lucia Karina, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa.
Melalui infrastruktur yang sesuai dan proses pengolahan yang benar, sampah plastik dapat diolah kembali dan menghasilkan nilai ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi komunitas dan sektor swasta dapat mendukung upaya pemerintah untuk mencari jalan keluar yang terbaik dalam membangun solusi pengolaham sampah yang komprehensif.
Momentum seperti Hari Bersih Indonesia yang diprakarsai oleh Indonesia Indah Foundation dapat menyatukan berbagai pemangku kepentingan dalam mempromosikan menjaga lingkungan yang lebih bersih dengan memungut dan mengolah sampah.
Selain itu, inisiatif yang merupakan bentuk dukungan terhadapa World Cleanup Day juga mampu membantu mengedukasi para pemulung untuk memilah sampah yang dapat didaur ulang untuk dapat diolah kembali.
Sejak tahun 2013, Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) telah mengajak keluarga dan teman untuk turut berpartisipasi dalam inisiatif tersebut.
"Kami tentunya bangga dapat menjadi bagian dari program Hari Bersih Indonesia, walaupun kami tahu masih banyak yang perlu dilakukan untuk menangani isu tentang sampah. Melalui edukasi tentang cara pengelolaan dan infrastruktur yang tepat, masyarakat dapat menerapkan sirkular ekonomi, dimana di dalam kegiatan kesehariannya masyarakat dapat mengolah kembali sampah yang dihasilkan dan mengurangi penyebab pencemaran lingkungan," katanya.
Oleh karena itu, bersama usaha Amatil Indonesia dalam mengurangi sampah di tiap fasilitas manufaktur, dukungan dirinya dalam kegiatan hari ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung agenda pemerintah serta mengingatkan masyarakat akan pentingnya untuk mulai memilah dan mengolah sampah dengan benar sejak usia muda.
Baca juga: CCAI raih lima penghargaan "The Best Contact Center Indonesia 2019"
Tahun ini, Amatil Indonesia serentak berkolaborasi dengan pemerintah, komunitas, pelajar dan masyarakat sekitar wilayah operasional untuk memungut sampah di Jakarta, Bekasi, Semarang dan Medan.
Para peserta dari setiap titik diminta untuk memisahkan sampah-sampah yang dapat didaur ulang dengan yang tidak dapat didaur ulang untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya proses daur ulang.
Para peserta yang turut berpartisipasi bersama Coca-Cola Amatil Indonesia berhasil mengumpulkan lebih dari 580 kg sampah dan sekitar 28 persen diantaranya merupakan sampah yang dapat diolah kembali.
Baca juga: Coca-Cola Amatil Indonesia dukung "Gerakan Indonesia Bersih" Kemenko Kemaritiman
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019