Anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu menduga Saut Situmorang mengundurkan diri sebagai komisioner KPK karena gagal menjegal Firli Bahuri sebagai pimpinan KPK periode 2019-2023.
"Mereka (Saut dan Mohammad Tsani Annafari penasihat KPK 2017-2020) yang paling getol menyerang Firli. Merasa misinya tidak berhasil, maka mengundurkan diri," kata Masinton di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Massa demo ricuh di gedung KPK
Hal itu dikatakannya menanggapi langkah Saut Situmorang yang mengundurkan diri sebagai pimpinan KPK periode 2015-2019 dan penasihat KPK 2017-2020 Mohammad Tsani Annafari yang juga mengundurkan diri.
Masinton menilai aktivitas kerja pimpinan KPK digaji negara sehingga harus bertindak profesional, bukan malah menyerang orang per orang.
Karena itu menurut dia, seharusnya kerja yang dilakukan pimpinan KPK dituntaskan hingga akhir masa jabatannya, bukan mundur di tengah jalan.
"Ketika keinginan mereka tidak terpenuhi lalu mengundurkan diri, seharusnya pertanggungjawabkan dong semuanya sampai selesai masa jabatan," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi NasDem Taufiqulhadi enggan berkomentar lebih jauh terkait latar belakang mundurnya Saut dan Tsani.
Baca juga: KNPI: Dewan pengawas diperlukan untuk awasi kinerja KPK
Hal itu menurut dia karena tidak ada pernyataan dari yang bersangkutan terkait langkah mundur karena terpilihnya lima pimpinan KPK yang baru, termasuk mantan Deputi Penindakan KPK Irjen Pol Filir Bahuri.
"Kan tidak ada pernyataan seperti itu (mundurnya Saut karena Firli), maka saya tidak bisa menanggapi," ujarnya.
Namun dia mengkritik pengunduran diri Saut itu menandakan yang bersangkutan tidak bertanggung jawab atas kerja di KPK yang tinggal tiga bulan lagi.
Menurut Taufiqulhadi, semestinya Saut bisa bertahan menuntaskan tugasnya yang hanya tersisa tiga bulan lagi, jangan ketika mau dipilih sebagai pimpinan KPK, lalu bersemangat melakukan lobi.
Sebelumnya, Saut Situmorang mundur sebagai pimpinan KPK 2015-2019, sehari setelah DPR memilih lima orang untuk menjadi komisioner KPK 2019-2023.
"Saudara saudara yang terkasih dalam nama Tuhan yang mengasihi kita semua, izinkan saya bersama ini menyampaikan beberapa hal sehubungan dengan pengunduran diri saya sebagai pimpinan KPK-terhitung mulai Senin 16 September 2019," kata Saut melalui surat elektronik yang dikirimkan ke seluruh pegawai KPK di Jakarta, Jumat.
Selain Saut, Penasihat KPK 2017-2020 Mohammad Tsani Annafari mengajukan surat pengunduran diri sebagai pimpinan KPK sehari setelah DPR memilih lima orang untuk menjadi anggota KPK periode 2019-2023 dan Badan Legislatif (Baleg) KPK membahas revisi UU KPK dengan pemerintah.
Tsani menyampaikan pengunduran diri itu melalui surat elektronik atau "email" kepada seluruh pegawai KPK. Tsani sebelumnya sudah sempat menyatakan akan mengundurkan diri bila ada orang yang cacat etik terpilih sebagai pimpinan KPK 2019-2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Mereka (Saut dan Mohammad Tsani Annafari penasihat KPK 2017-2020) yang paling getol menyerang Firli. Merasa misinya tidak berhasil, maka mengundurkan diri," kata Masinton di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Massa demo ricuh di gedung KPK
Hal itu dikatakannya menanggapi langkah Saut Situmorang yang mengundurkan diri sebagai pimpinan KPK periode 2015-2019 dan penasihat KPK 2017-2020 Mohammad Tsani Annafari yang juga mengundurkan diri.
Masinton menilai aktivitas kerja pimpinan KPK digaji negara sehingga harus bertindak profesional, bukan malah menyerang orang per orang.
Karena itu menurut dia, seharusnya kerja yang dilakukan pimpinan KPK dituntaskan hingga akhir masa jabatannya, bukan mundur di tengah jalan.
"Ketika keinginan mereka tidak terpenuhi lalu mengundurkan diri, seharusnya pertanggungjawabkan dong semuanya sampai selesai masa jabatan," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi NasDem Taufiqulhadi enggan berkomentar lebih jauh terkait latar belakang mundurnya Saut dan Tsani.
Baca juga: KNPI: Dewan pengawas diperlukan untuk awasi kinerja KPK
Hal itu menurut dia karena tidak ada pernyataan dari yang bersangkutan terkait langkah mundur karena terpilihnya lima pimpinan KPK yang baru, termasuk mantan Deputi Penindakan KPK Irjen Pol Filir Bahuri.
"Kan tidak ada pernyataan seperti itu (mundurnya Saut karena Firli), maka saya tidak bisa menanggapi," ujarnya.
Namun dia mengkritik pengunduran diri Saut itu menandakan yang bersangkutan tidak bertanggung jawab atas kerja di KPK yang tinggal tiga bulan lagi.
Menurut Taufiqulhadi, semestinya Saut bisa bertahan menuntaskan tugasnya yang hanya tersisa tiga bulan lagi, jangan ketika mau dipilih sebagai pimpinan KPK, lalu bersemangat melakukan lobi.
Sebelumnya, Saut Situmorang mundur sebagai pimpinan KPK 2015-2019, sehari setelah DPR memilih lima orang untuk menjadi komisioner KPK 2019-2023.
"Saudara saudara yang terkasih dalam nama Tuhan yang mengasihi kita semua, izinkan saya bersama ini menyampaikan beberapa hal sehubungan dengan pengunduran diri saya sebagai pimpinan KPK-terhitung mulai Senin 16 September 2019," kata Saut melalui surat elektronik yang dikirimkan ke seluruh pegawai KPK di Jakarta, Jumat.
Selain Saut, Penasihat KPK 2017-2020 Mohammad Tsani Annafari mengajukan surat pengunduran diri sebagai pimpinan KPK sehari setelah DPR memilih lima orang untuk menjadi anggota KPK periode 2019-2023 dan Badan Legislatif (Baleg) KPK membahas revisi UU KPK dengan pemerintah.
Tsani menyampaikan pengunduran diri itu melalui surat elektronik atau "email" kepada seluruh pegawai KPK. Tsani sebelumnya sudah sempat menyatakan akan mengundurkan diri bila ada orang yang cacat etik terpilih sebagai pimpinan KPK 2019-2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019