Kawasan hutan lindung di Dusun Belong, Desa Ban, Kabupaten Karangasem, yang terletak di lereng Gunung Agung kembali terbakar dengan kobaran api dari kejauhan yang terlihat jelas sebanyak dua titik.
"Posisi kebakaran di lereng Gunung Agung berada pada lokasi yang sama dengan lokasi kebakaran belum lama ini," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa dihubungi dari Denpasar, Rabu malam.
Arimbawa mengemukakan, dari hasil pemantauan pukul 16.00 Wita awalnya terlihat ada lima titik kepulan asap. Namun, luas area terbakar sampai saat ini belum dapat ditaksir karena kesulitan untuk mengakses lokasi kebakaran di tengah kondisi yang sudah gelap dan berisiko bagi petugas.
Hingga pukul 20.20 Wita kebakaran juga terpantau dari Dusun Pucang, Desa Ban di mana kobaran api terlihat jelas sebanyak dua titik.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Daya, maka disepakati pula untuk malam ini sementara sebatas dilakukan pemantauan.
"Besok pagi jika memungkinkan dilakukan pemadaman dan pembuatan sekat bakar mengantisipasi kebakaran meluas ke lahan penduduk dan pemukiman," ujarnya.
Baca juga: BPBD Bali: Gunung Agung tetap siaga, jangan terpengaruh hoaks
Arimbawa menambahkan pada Kamis (12/9) juga akan dilaksanakan pemantauan kembali. "Seandainya ada pergerakan pemadaman atau membuat sekat bakar agar api tidak meluas, satuan tugas reaksi cepat kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Karangasem pun siap bergerak yang di dalamnya ada unsur TNI-Polri sesuai hasil rapat di Polres Karangasem," ujarnya.
Mengenai penyebab kebakaran hutan dan lahan di lereng Gunung Agung dugaan sementara karena faktor alam berupa gesekan dahan dan ranting kayu.
Akibat kebakaran di lereng Gunung Agung tersebut, sejauh ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin mengatakan kalau BPBD Karangasem memerlukan bantuan tim reaksi cepat untuk turut memadamkan api, pihaknya pun bersedia menerjunkan personelnya.
Baca juga: Pelajaran dari Gunung Agung, Menpar minta status bencana tidak digeneralisasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Posisi kebakaran di lereng Gunung Agung berada pada lokasi yang sama dengan lokasi kebakaran belum lama ini," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa dihubungi dari Denpasar, Rabu malam.
Arimbawa mengemukakan, dari hasil pemantauan pukul 16.00 Wita awalnya terlihat ada lima titik kepulan asap. Namun, luas area terbakar sampai saat ini belum dapat ditaksir karena kesulitan untuk mengakses lokasi kebakaran di tengah kondisi yang sudah gelap dan berisiko bagi petugas.
Hingga pukul 20.20 Wita kebakaran juga terpantau dari Dusun Pucang, Desa Ban di mana kobaran api terlihat jelas sebanyak dua titik.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Daya, maka disepakati pula untuk malam ini sementara sebatas dilakukan pemantauan.
"Besok pagi jika memungkinkan dilakukan pemadaman dan pembuatan sekat bakar mengantisipasi kebakaran meluas ke lahan penduduk dan pemukiman," ujarnya.
Baca juga: BPBD Bali: Gunung Agung tetap siaga, jangan terpengaruh hoaks
Arimbawa menambahkan pada Kamis (12/9) juga akan dilaksanakan pemantauan kembali. "Seandainya ada pergerakan pemadaman atau membuat sekat bakar agar api tidak meluas, satuan tugas reaksi cepat kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Karangasem pun siap bergerak yang di dalamnya ada unsur TNI-Polri sesuai hasil rapat di Polres Karangasem," ujarnya.
Mengenai penyebab kebakaran hutan dan lahan di lereng Gunung Agung dugaan sementara karena faktor alam berupa gesekan dahan dan ranting kayu.
Akibat kebakaran di lereng Gunung Agung tersebut, sejauh ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin mengatakan kalau BPBD Karangasem memerlukan bantuan tim reaksi cepat untuk turut memadamkan api, pihaknya pun bersedia menerjunkan personelnya.
Baca juga: Pelajaran dari Gunung Agung, Menpar minta status bencana tidak digeneralisasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019