Kementerian Perdagangan, Ekonomi dan Industri Jepang menawarkan kepada ASEAN perihal kerja sama untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu memanfaatkan peluang di industri ekonomi digital.
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dalam Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers' Meeting/AEM) ke-51 di Bangkok, Thailand, Sabtu malam, mengatakan pemerintah Jepang menawarkan kerja sama bagi UMKM di ASEAN untuk bisa merambah industri 4.0.
Dua hal yang ditekankan dalam kerja sama itu, kata Enggar, adalah transfer teknologi dari Jepang dan juga pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Salah satu konkretnya mereka menawarkan bea siswa untuk SDM agar bisa merambah industri 4.0," kata Enggar usai pertemuan dengan Kementerian Perdagangan, Ekonomi dan Industri Jepang atau Minister of Economy, Trade and Industry (METI).
Dalam pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang bertajuk konsultasi dengan METI itu, ujar Enggar, terdapat asosiasi pengusaha dari ASEAN dan Jepang yang mengungkapkan gagasannnya untuk maju bersama mengembangkan industri 4.0.
"Jepang kuat dari sektor UMKM-nya. Mereka bisa masuk untuk kerja sama agar tidak tertinggal dengan digitalisasi yang ada," ujar dia
Jepang memang menjadi salah satu mitra penting bagi ASEAN. Hingga akhir 2018, Negeri Sakura menjadi mitra dagang terbesar ketiga bagi ASEAN dengan nilai 225,3 miliar dolar AS atau 8,1 persen dari total perdagangan barang ASEAN.
Jepang juga menjadi penyumbang investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) terbesar kedua di ASEAN dengan nilai 21,2 miliar dolar AS atau terhitung 13,7 persen dari total aliran FDI ke ASEAN.
Pertemuan konsultasi METI adaah salah satu rangkaian AEM ke-51 di Bangkok, Thailand 5-11 September. Pada Minggu (7/9) akan digelar pertemuan tingkat menteri untuk membahas perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership yang melibatkan 10 negara ASEAN dan enam negara mitra ASEAN. Ke-16 negara itu menguasai 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019