Bayi kembar siam asal Buleleng, Bali yang dirawat di RSUP Sanglah memiliki jantung yang menyatu, demikian pula hatinya (liver) sehingga tim dokter dari RSUP Sanglah masih belum dapat memutuskan apakah akan dilakukan pemisahan terhadap kedua bayi kembar tersebut.
"Perkembangan bayi kembar siam sejak 3 Juli lalu kondisinya sampai saat ini masih stabil. Terakhir dilakukan angiografi untuk melihat jantungnya dan ternyata jantungnya menyatu, untuk itu harus didiskusikan lebih lanjut dengan tim Surabaya apakah bisa dipisahkan atau tidak," kata Direktur Utama RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana, di Denpasar, Rabu.
Ia mengaku, masalah jantung yang menyatu ini adalah yang paling berat karena berhubungan satu dengan yang lain. Dengan begitu akan dilakukan konsultasi dengan pusat tim bayi kembar siam yang lebih berpengalaman baik di Surabaya maupun di Jakarta secepatnya.
I Wayan Sudana mengatakan, pihaknya sedang menyusun data dan laporan untuk diserahkan kepada tim rumah sakit Dr Soetomo di Surabaya.
"Mudah-mudahan dalam waktu 2 -3 hari itu ada jawaban dari Surabaya," jelasnya.
Baca juga: RSUP Sanglah Siagakan 474 Petugas Kesehatan
Baca juga: Komunitas Kanaditya didik anak penderita kanker di RS Sanglah
Ia juga berencana untuk mengundang pihak tim Surabaya tersebut untuk dapat berdiskusi lebih intens dalam penanganan bayi kembar siam ini.
Selain itu, dari segi pembiayaan, Wayan Sudana menjelaskan hingga saat ini masih ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Untuk selanjutnya akan dibicarakan baik dengan Dinas Kesehatan Provinsi atau Dinas Kesehatan di Kabupaten bayi ini berasal.
Kepala Instalasi Rawat Inap dr Wayan Dharma Artana menjelaskan bahwa bayi kembar siam itu, kini dirawat di ruang neonatal intensive care unit (NICU).
"Sekarang minum sudah dibebaskan tidak ditakar lagi, bayi ini juga sudah lepas infus dan tidak pakai oksigen lagi," kata Wayan Dharma.
Meskipun belum maksimal seperti bayi normal, kondisi berat badan dua bayi kembar siam ini mengalami peningkatan, terakhir yaitu 5,190 kg. Selain itu, perkembangan lainnya berupa suhu normal, pernapasan membaik, serta gerak dan tangisnya normal.
"Dari hasil pemeriksaan CT Scan jantungnya dua tapi menyatu, menempel masing-masing punya bilik dan serambi, tapi otot jantungnya menyatu, disamping menempel ada lubang antara satu jantung dengan jantung lainnya, nah itu yang sedang kita fokuskan saat ini," jelasnya.
Selama kurang lebih dua bulan di RSUP Sanglah, bayi kembar siam mendapatkan perawatan, di antaranya stabilisasi untuk kondisi kedua bayi, dan optimalisasi kondisinya untuk mencegah dari infeksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Perkembangan bayi kembar siam sejak 3 Juli lalu kondisinya sampai saat ini masih stabil. Terakhir dilakukan angiografi untuk melihat jantungnya dan ternyata jantungnya menyatu, untuk itu harus didiskusikan lebih lanjut dengan tim Surabaya apakah bisa dipisahkan atau tidak," kata Direktur Utama RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana, di Denpasar, Rabu.
Ia mengaku, masalah jantung yang menyatu ini adalah yang paling berat karena berhubungan satu dengan yang lain. Dengan begitu akan dilakukan konsultasi dengan pusat tim bayi kembar siam yang lebih berpengalaman baik di Surabaya maupun di Jakarta secepatnya.
I Wayan Sudana mengatakan, pihaknya sedang menyusun data dan laporan untuk diserahkan kepada tim rumah sakit Dr Soetomo di Surabaya.
"Mudah-mudahan dalam waktu 2 -3 hari itu ada jawaban dari Surabaya," jelasnya.
Baca juga: RSUP Sanglah Siagakan 474 Petugas Kesehatan
Baca juga: Komunitas Kanaditya didik anak penderita kanker di RS Sanglah
Ia juga berencana untuk mengundang pihak tim Surabaya tersebut untuk dapat berdiskusi lebih intens dalam penanganan bayi kembar siam ini.
Selain itu, dari segi pembiayaan, Wayan Sudana menjelaskan hingga saat ini masih ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Untuk selanjutnya akan dibicarakan baik dengan Dinas Kesehatan Provinsi atau Dinas Kesehatan di Kabupaten bayi ini berasal.
Kepala Instalasi Rawat Inap dr Wayan Dharma Artana menjelaskan bahwa bayi kembar siam itu, kini dirawat di ruang neonatal intensive care unit (NICU).
"Sekarang minum sudah dibebaskan tidak ditakar lagi, bayi ini juga sudah lepas infus dan tidak pakai oksigen lagi," kata Wayan Dharma.
Meskipun belum maksimal seperti bayi normal, kondisi berat badan dua bayi kembar siam ini mengalami peningkatan, terakhir yaitu 5,190 kg. Selain itu, perkembangan lainnya berupa suhu normal, pernapasan membaik, serta gerak dan tangisnya normal.
"Dari hasil pemeriksaan CT Scan jantungnya dua tapi menyatu, menempel masing-masing punya bilik dan serambi, tapi otot jantungnya menyatu, disamping menempel ada lubang antara satu jantung dengan jantung lainnya, nah itu yang sedang kita fokuskan saat ini," jelasnya.
Selama kurang lebih dua bulan di RSUP Sanglah, bayi kembar siam mendapatkan perawatan, di antaranya stabilisasi untuk kondisi kedua bayi, dan optimalisasi kondisinya untuk mencegah dari infeksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019