Penyelenggaraan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2020 yang awalnya akan berlangsung di Papua digeser ke ibu kota Jakarta.
"Papua difokuskan menjadi tempat penyelenggaraan PON, yang lain, seperti Pekan Paralimpik Nasional akan digeser ke tempat lain, bisanya ada 'test event' seperti Pekan Olahraga Pelajar setahun sebelumnya juga akan kita geser ke Jakarta, Papua fokus untuk menjadi tempat PON 2020," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dalam konferensi pers di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Senin.
Imam Nahrawi didampingi Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan pernyataan resmi seusai menghadiri rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo dengan topik "Persiapan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Peparnas Tahun 2020 di Provinsi Papua".
Dalam pernyataannya, Lukas mengaku kebutuhan dana yang besar untuk pembangunan fasilitas PON akan disokong dengan pendanaan dari pemerintah pusat.
Baca juga: Menpora Dijadwalkan Buka Peparnas XV
Baca juga: Atlet Paralimpik Bersyukur Diperlakukan Sama
"Dari APBN juga dikerjakan menggunakan dana pusat, kita harap 2020 sudah selesai," kata Lukas.
Lukas juga menjelaskan sebanyak 1.300 atlet Papua sudah memasuki pemusatan latihan untuk dapat bertanding di PON 2020.
Terkait aspek keamanan, Lukas menilai tiga tempat pelaksanaan PON, yaitu kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Mimika kondusif.
"Memang di Jayapura masih kondusif, saya yakin akan aman, kita koordinasi dengan wali kota karena akan diselenggarakan di tiga tempat, saya rasa tidak masalah," ungkap Lukas.
Saat membuka rapat, Presiden Joko WIdodo meminta agar pembangunan infrastruktur PON dikebut.
"Waktu kita tinggal setahun lagi dan dalam rapat terbatas ini saya ingin menekankan bahwa percepatan pembangunan infrastruktur pendukung penyelenggaraan PON," ungkap Presiden.
Infrastruktur itu mulai dari pembangunan venue dan non-venue hingga kesiapan akomodasi bagi para atlet dan ofisial yang akan datang ke Papua.
"Saya minta para menteri terkait, Gubernur Papua, kita untuk terus terjun langsung memantau dan mengecek perkembangan dan persiapan di lapangan. Lakukan evaluasi secara berkala tentang masalah dan kemajuan yang sudah dicapai di lapangan," tambah Presiden.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur pendukung, Presiden meminta agar dipikirkan tidak hanya pada saat PON saja, tetapi pemanfaatan pasca penyelenggaraan PON dan Peparnas 2020.
"Jangan sampai setelah pelaksanaan PON dan Peparnas prasarana olahraga yang sudah dibangun dengan biaya yang tidak sedikit justru tidak dimanfaatkan dan menjadi rusak serta tidak terawat," ungkap Presiden.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Papua difokuskan menjadi tempat penyelenggaraan PON, yang lain, seperti Pekan Paralimpik Nasional akan digeser ke tempat lain, bisanya ada 'test event' seperti Pekan Olahraga Pelajar setahun sebelumnya juga akan kita geser ke Jakarta, Papua fokus untuk menjadi tempat PON 2020," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dalam konferensi pers di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Senin.
Imam Nahrawi didampingi Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan pernyataan resmi seusai menghadiri rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo dengan topik "Persiapan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Peparnas Tahun 2020 di Provinsi Papua".
Dalam pernyataannya, Lukas mengaku kebutuhan dana yang besar untuk pembangunan fasilitas PON akan disokong dengan pendanaan dari pemerintah pusat.
Baca juga: Menpora Dijadwalkan Buka Peparnas XV
Baca juga: Atlet Paralimpik Bersyukur Diperlakukan Sama
"Dari APBN juga dikerjakan menggunakan dana pusat, kita harap 2020 sudah selesai," kata Lukas.
Lukas juga menjelaskan sebanyak 1.300 atlet Papua sudah memasuki pemusatan latihan untuk dapat bertanding di PON 2020.
Terkait aspek keamanan, Lukas menilai tiga tempat pelaksanaan PON, yaitu kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Mimika kondusif.
"Memang di Jayapura masih kondusif, saya yakin akan aman, kita koordinasi dengan wali kota karena akan diselenggarakan di tiga tempat, saya rasa tidak masalah," ungkap Lukas.
Saat membuka rapat, Presiden Joko WIdodo meminta agar pembangunan infrastruktur PON dikebut.
"Waktu kita tinggal setahun lagi dan dalam rapat terbatas ini saya ingin menekankan bahwa percepatan pembangunan infrastruktur pendukung penyelenggaraan PON," ungkap Presiden.
Infrastruktur itu mulai dari pembangunan venue dan non-venue hingga kesiapan akomodasi bagi para atlet dan ofisial yang akan datang ke Papua.
"Saya minta para menteri terkait, Gubernur Papua, kita untuk terus terjun langsung memantau dan mengecek perkembangan dan persiapan di lapangan. Lakukan evaluasi secara berkala tentang masalah dan kemajuan yang sudah dicapai di lapangan," tambah Presiden.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur pendukung, Presiden meminta agar dipikirkan tidak hanya pada saat PON saja, tetapi pemanfaatan pasca penyelenggaraan PON dan Peparnas 2020.
"Jangan sampai setelah pelaksanaan PON dan Peparnas prasarana olahraga yang sudah dibangun dengan biaya yang tidak sedikit justru tidak dimanfaatkan dan menjadi rusak serta tidak terawat," ungkap Presiden.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019