Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyatakan konstruksi jaringan tulang punggung (backbone) Palapa Ring paket Timur sudah selesai dan segera dapat diintegrasikan.
"Palapa Ring Timur sudah selesai konstruksi, sekarang menunggu stabilisasi dan integrasi ke Palapa Ring Barat dan Tengah," kata Rudiantara saat acara Ignite The Nation di Istora Senayan, Minggu.
Menurut Rudiantara stabilisasi memakan waktu sekitar 28 hari, diperkirakan pada minggu ketiga September, Palapa Ring Timur selesai 100 persen.
Palapa Ring Timur meleset dari jadwal semula, selesai sekitar 17 Agustus, akibat kesulitan akses ke lokasi pembangunan, memerlukan helikopter termasuk untuk mengangkut material.
Baca juga: Kominfo optimistis Palapa Ring rampung sebelum HUT RI
Dari 52 menara yang dibangun di wilayah cakupan Palapa Ring Timur, sekitar 28 menara berlokasi di area yang belum ada jalan.
Proyek bernilai investasi sekitar Rp5,13 triliun ini, seperti dimuat di laman KPPIP, berupa pembangunan kabel serat optik di seluruh Indonesia, menjangkau 440 kabupaten/kota. Total panjang kabel dalam proyek Palapa Ring sekitar 13.000 kilometer di darat dan laut.
Rencana besar Palapa Ring berupa infrastruktur mengitari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua, juga delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengitari Indonesia di darat dan laut.
Kominfo dan BAKTI membagi sebaran infrastruktur Palapa Ring dalam tiga bagian berdasarkan letak geografis. Paket Barat, yang telah selesai pada Maret 2018, menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan darat 545 kilometer.
Paket Tengah untuk Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, mencakup 1.706 kilometer jaringan laut dan 1.289 jaringan darat. Paket Timur dirancang untuk NTT, Maluku, Papua Barat dan pedalaman Papua, proyek ini akan membentangkan kabel serat optik sepanjang 4.426 kilometer di laut dan 2.542 kilometer di darat.
Proyek ini mengintegrasikan jaringan yang sudah ada dengan jaringan baru di Indoesia Timur.
Paket Barat dan Tengah sudah selesai sejak 2018 lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Palapa Ring Timur sudah selesai konstruksi, sekarang menunggu stabilisasi dan integrasi ke Palapa Ring Barat dan Tengah," kata Rudiantara saat acara Ignite The Nation di Istora Senayan, Minggu.
Menurut Rudiantara stabilisasi memakan waktu sekitar 28 hari, diperkirakan pada minggu ketiga September, Palapa Ring Timur selesai 100 persen.
Palapa Ring Timur meleset dari jadwal semula, selesai sekitar 17 Agustus, akibat kesulitan akses ke lokasi pembangunan, memerlukan helikopter termasuk untuk mengangkut material.
Baca juga: Kominfo optimistis Palapa Ring rampung sebelum HUT RI
Dari 52 menara yang dibangun di wilayah cakupan Palapa Ring Timur, sekitar 28 menara berlokasi di area yang belum ada jalan.
Proyek bernilai investasi sekitar Rp5,13 triliun ini, seperti dimuat di laman KPPIP, berupa pembangunan kabel serat optik di seluruh Indonesia, menjangkau 440 kabupaten/kota. Total panjang kabel dalam proyek Palapa Ring sekitar 13.000 kilometer di darat dan laut.
Rencana besar Palapa Ring berupa infrastruktur mengitari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua, juga delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengitari Indonesia di darat dan laut.
Kominfo dan BAKTI membagi sebaran infrastruktur Palapa Ring dalam tiga bagian berdasarkan letak geografis. Paket Barat, yang telah selesai pada Maret 2018, menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan darat 545 kilometer.
Paket Tengah untuk Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, mencakup 1.706 kilometer jaringan laut dan 1.289 jaringan darat. Paket Timur dirancang untuk NTT, Maluku, Papua Barat dan pedalaman Papua, proyek ini akan membentangkan kabel serat optik sepanjang 4.426 kilometer di laut dan 2.542 kilometer di darat.
Proyek ini mengintegrasikan jaringan yang sudah ada dengan jaringan baru di Indoesia Timur.
Paket Barat dan Tengah sudah selesai sejak 2018 lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019