Setiap ponsel (HP) pintar dibuat tidak sama dengan lainnya, baik dalam ukuran layar maupun jenis kamera, termasuk fitur jaringan komunikasi yang menentukan kecepatan unduh (download) dan akses video streaming.
Di antara tiga produsen terbesar perangkat ponsel pintar, Samsung ternyata menyajikan pengalaman terbaik bagi pengguna dalam hal kecepatan unduh. Ponsel Samsung memiliki kecepatan unduh lebih cepat dibanding Apple dan Huawei di 35 persen dari 40 negara yang dianalisa, demikian hasil riset Open Signal, perusahaan analitik pengalaman konsumen perangkat komunikasi genggam, yang dirilis pada Rabu.
Pengguna ponsel Samsung menikmati kecepatan unduh tercepat di dunia yaitu 26,6 Mbps. Sedangkan pengguna Apple menikmati kecepatan unduhan 25,1 Mbps, kemudian Huawei kecepatan unduhan mencapai 24,4 Mbps.
Hasil itu didasarkan pada penggunaan ponsel pintar segmen premium, termasuk Samsung Galaxy S8, S9, S10, Note 8, Note 9, Huawei P20 Pro, P30 Pro, Mate 10, Mate 20, dan iPhone Xs.
Sementara untuk ponsel menengah, pengguna Apple memiliki pengalaman sedikit lebih cepat dibanding Huawei. Pengguna iPhone menikmati pengalaman mengunduh hingga 16,5 Mbps, dibanding 16,3 Mbps untuk Huawei dan 14,4 Mbps untuk pengguna Samsung.
Dalam kategori itu, sebagian besar pengguna Apple untuk model iPhone sering kali dihargai dalam kisaran sama dengan Samsung dan model-model high-end Huawei. Model-model dimaksud termasuk Samsung M40, A80, A6s, Huawei P30 Lite, Enjoy 9e, Y6, iPhone XR, X, 8, 7, 6s.
Untuk smartphone kelas rendah, Huawei unggul dalam kecepatan unduh dengan kecepatan hingga 12,1 Mbps. Sedangkan ponsel segmen bawah Samsung punya kecepatan 9,7 Mbps dan hanya 8,9 Mbps untuk produk-produk Apple. Dalam segmen itu, 49 persen pengguna yang di-riset merupakan pengguna Samsung dan merupakan tingkatan terbesar dalam basis pengguna Samsung.
Sementara, perangkat Apple dalam kelompok rendah itu cenderung merupakan model yang lebih lama seperti iPhone 6 atau iPhone SE yang lebih baru namun secara fisik kecil. Contoh model yang dianalisa dalam penelitian itu antara lain Samsung A2 Core, J4 Core, Huawei Nova 2, iPhone SE atau 6.
Open Signal mengungkapkan bahwa tantangan Apple, pada persaingan 2019, adalah hanya memiliki beberapa model ponsel yang berkemampuan jaringan seluler tingkat tinggi. Apple telah memilih memfokuskan strategi handset-nya pada kemampuan lain seperti pengenalan wajah, inovasi kamera, daya tahan baterai lebih lama, dan prosesor serta grafik yang sangat cepat menggunakan desain silikon in-house Apple.
Sementara, semua model unggulan Samsung dan Huawei terbaru dalam dua tahun terakhir telah menampilkan apa yang disebut desain modem "gigabit" —LTE Kategori 16 ke atas — hanya iPhone XS dan XS Max yang memiliki kemampuan seperti itu.
Bahkan, iPhone XR menyertakan modem Kategori 12 LTE yang kurang mumpuni sehingga Open Signal mengkategorikannya dalam ponsel kelas menengah untuk pengalaman jaringan seluler.
Apple telah memilih untuk fokus pada bagian lain dari desain ponsel cerdas ketika perusahaan itu juga menyelesaikan masalah dengan satu pemasok, Qualcomm, dan mengakuisisi aset modem Intel, sebagai pemasok lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Di antara tiga produsen terbesar perangkat ponsel pintar, Samsung ternyata menyajikan pengalaman terbaik bagi pengguna dalam hal kecepatan unduh. Ponsel Samsung memiliki kecepatan unduh lebih cepat dibanding Apple dan Huawei di 35 persen dari 40 negara yang dianalisa, demikian hasil riset Open Signal, perusahaan analitik pengalaman konsumen perangkat komunikasi genggam, yang dirilis pada Rabu.
Pengguna ponsel Samsung menikmati kecepatan unduh tercepat di dunia yaitu 26,6 Mbps. Sedangkan pengguna Apple menikmati kecepatan unduhan 25,1 Mbps, kemudian Huawei kecepatan unduhan mencapai 24,4 Mbps.
Hasil itu didasarkan pada penggunaan ponsel pintar segmen premium, termasuk Samsung Galaxy S8, S9, S10, Note 8, Note 9, Huawei P20 Pro, P30 Pro, Mate 10, Mate 20, dan iPhone Xs.
Sementara untuk ponsel menengah, pengguna Apple memiliki pengalaman sedikit lebih cepat dibanding Huawei. Pengguna iPhone menikmati pengalaman mengunduh hingga 16,5 Mbps, dibanding 16,3 Mbps untuk Huawei dan 14,4 Mbps untuk pengguna Samsung.
Dalam kategori itu, sebagian besar pengguna Apple untuk model iPhone sering kali dihargai dalam kisaran sama dengan Samsung dan model-model high-end Huawei. Model-model dimaksud termasuk Samsung M40, A80, A6s, Huawei P30 Lite, Enjoy 9e, Y6, iPhone XR, X, 8, 7, 6s.
Untuk smartphone kelas rendah, Huawei unggul dalam kecepatan unduh dengan kecepatan hingga 12,1 Mbps. Sedangkan ponsel segmen bawah Samsung punya kecepatan 9,7 Mbps dan hanya 8,9 Mbps untuk produk-produk Apple. Dalam segmen itu, 49 persen pengguna yang di-riset merupakan pengguna Samsung dan merupakan tingkatan terbesar dalam basis pengguna Samsung.
Sementara, perangkat Apple dalam kelompok rendah itu cenderung merupakan model yang lebih lama seperti iPhone 6 atau iPhone SE yang lebih baru namun secara fisik kecil. Contoh model yang dianalisa dalam penelitian itu antara lain Samsung A2 Core, J4 Core, Huawei Nova 2, iPhone SE atau 6.
Open Signal mengungkapkan bahwa tantangan Apple, pada persaingan 2019, adalah hanya memiliki beberapa model ponsel yang berkemampuan jaringan seluler tingkat tinggi. Apple telah memilih memfokuskan strategi handset-nya pada kemampuan lain seperti pengenalan wajah, inovasi kamera, daya tahan baterai lebih lama, dan prosesor serta grafik yang sangat cepat menggunakan desain silikon in-house Apple.
Sementara, semua model unggulan Samsung dan Huawei terbaru dalam dua tahun terakhir telah menampilkan apa yang disebut desain modem "gigabit" —LTE Kategori 16 ke atas — hanya iPhone XS dan XS Max yang memiliki kemampuan seperti itu.
Bahkan, iPhone XR menyertakan modem Kategori 12 LTE yang kurang mumpuni sehingga Open Signal mengkategorikannya dalam ponsel kelas menengah untuk pengalaman jaringan seluler.
Apple telah memilih untuk fokus pada bagian lain dari desain ponsel cerdas ketika perusahaan itu juga menyelesaikan masalah dengan satu pemasok, Qualcomm, dan mengakuisisi aset modem Intel, sebagai pemasok lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019