Semarapura (Antara Bali) - Masyarakat Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, sama sekali tidak merasa khawatir atas ancaman krisis pangan karena selama ini mereka tercukupi oleh "ledok" sebagai makanan tradisional di pulau itu.

"Masyarakat sana sudah menjadikan ledok sebagai makanan pokok sehingga mereka tidak banyak yang menggantungkan diri pada beras," kata Bupati Klungkung I Wayan Candra di Semarapura, Kamis.

Ledok merupakan sejenis bubur yang sama sekali tidak menggunakan beras dan daging sebagai bahan baku utamanya.

"Kalau pun masyarakat Nusa Penida tidak memiliki beras, mereka tidak akan bingung. Mereka lebih siap dalam menghadapi krisis beras," katanya seusai menghadiri puncak peringatan Hari Pangan se-Dunia Provinsi Bali yang dipusatkan di Balai Budaya Semarapura itu.

"Kalau di Nusa Penida sudah banyak yang menjual ledok. Saat ini kami mencoba menawarkan menu ini di beberapa restoran di Denpasar," kata Desak Diah sebagai penyuluh pengolahan hasil pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung.

Ledok terdiri dari tiga unsur utama, yakni umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran. Oleh karena itu bahan baku ledok adalah ketela pohon, jagung, daun singkong, bayam, kemangi, kacang panjang, kacang tanah, kacang merah, dan labu.

"Kebetulan di Nusa Penida tidak ada sawah karena tanahnya kering dan berbatu kapur. Jadi tanaman sejenis umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sayuran-sayuran sangat mudah didapat di pekarangan dan ladang warga sana," katanya.(**)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011