Anak-anak "Smile World" tampil percaya diri saat berlenggak-lenggok di catwalk sepanjang 1,7 kilometer menyemarakkan "Jember Fashion Carnival (JFC) Kids and Artwear Carnival", Jumat.
"Smile World" adalah komunitas anak-anak bibir sumbing yang sudah menjalani operasi di Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Menurut pendamping "Smile World", Ika Ayu Saptariana, ada 10 anak yang menjadi peserta JFC Kids.
"Anak-anak mantan pasien bibir sumbing yang tampil JFC Kids itu berusia mulai dari 3 tahun hingga 10 tahun, bahkan ada yang sudah beberapa kali menjadi peserta JFC Kids dan komunitas 'Smile World' dari RS Bina Sehat sudah meramaikan JFC untuk ketujuh kalinya," tuturnya.
Ia mengatakan biasanya anak-anak dengan bibir sumbing sering dikucilkan di lingkungannya, baik oleh teman maupun warga sekitar, sehingga mereka kurang percaya diri untuk bersosialisasi.
"Dengan menjadi peserta JFC Kids, diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan hal itu terbukti dari peserta mantan pasien bibir sumbing yang ikut tahun lalu semakin percaya diri di manapun, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya," katanya.
Ia pun mengaku tidak mengalami kesulitan saat mendampingi anak-anak untuk tampil di JFC, bahkan beberapa di antara mereka menunjukkan bakat di bidang fesyen.
Sementara itu, Bupati Jember Faida mengapresiasi keikutsertaan peserta difabel dan anak-anak "Smile World" bersama puluhan peserta lainnya untuk meramaikan JFC yang merupakan karnaval terbaik ketiga kelas dunia.
"JFC juga merupakan karnaval inklusi yang pertama di dunia yang boleh diikuti oleh semua orang, termasuk peserta dari disabilitas dan anak-anak mantan pasien bibir sumbing," tuturnya.
Ia mengatakan JFC Kids menjadi ajang untuk melatih anak-anak agar lebih percaya diri. Setiap orang bisa tampil menarik di JFC karena kreativitasnya.
Baca juga: Tim tari pelajar Indonesia raih penghargaan festival budaya di Inggris-Georgia
JFC International Event tahun ini mengangkat tema "Tribal Grandeur" dengan delapan defile yang ditampilkan yakni suku bangsa Aztec (Meksiko), Mongol (Mongolia), Zulu (Afrika Selatan), Viking (Norwegia), Karen (Thailand), Polynesia, dan Indonesia yang kali ini diwakili oleh suku Minahasa (Sulawesi Utara) dan Hudoq (Kalimantan Timur).
Rangkaian JFC diawali dengan karnaval hewan peliharaan yakni Pets Carnival pada 1 Agustus, kemudian Kids and Artwear Carnival (2/8), Wonderful Artchipelago Carnival (3/8), dan Grand Carnival JFC (4/8).
Baca juga: Festival "Jagannatha Ratha Yatra Nusantara" mendoakan kejayaan NKRI
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Smile World" adalah komunitas anak-anak bibir sumbing yang sudah menjalani operasi di Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Menurut pendamping "Smile World", Ika Ayu Saptariana, ada 10 anak yang menjadi peserta JFC Kids.
"Anak-anak mantan pasien bibir sumbing yang tampil JFC Kids itu berusia mulai dari 3 tahun hingga 10 tahun, bahkan ada yang sudah beberapa kali menjadi peserta JFC Kids dan komunitas 'Smile World' dari RS Bina Sehat sudah meramaikan JFC untuk ketujuh kalinya," tuturnya.
Ia mengatakan biasanya anak-anak dengan bibir sumbing sering dikucilkan di lingkungannya, baik oleh teman maupun warga sekitar, sehingga mereka kurang percaya diri untuk bersosialisasi.
"Dengan menjadi peserta JFC Kids, diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan hal itu terbukti dari peserta mantan pasien bibir sumbing yang ikut tahun lalu semakin percaya diri di manapun, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya," katanya.
Ia pun mengaku tidak mengalami kesulitan saat mendampingi anak-anak untuk tampil di JFC, bahkan beberapa di antara mereka menunjukkan bakat di bidang fesyen.
Sementara itu, Bupati Jember Faida mengapresiasi keikutsertaan peserta difabel dan anak-anak "Smile World" bersama puluhan peserta lainnya untuk meramaikan JFC yang merupakan karnaval terbaik ketiga kelas dunia.
"JFC juga merupakan karnaval inklusi yang pertama di dunia yang boleh diikuti oleh semua orang, termasuk peserta dari disabilitas dan anak-anak mantan pasien bibir sumbing," tuturnya.
Ia mengatakan JFC Kids menjadi ajang untuk melatih anak-anak agar lebih percaya diri. Setiap orang bisa tampil menarik di JFC karena kreativitasnya.
Baca juga: Tim tari pelajar Indonesia raih penghargaan festival budaya di Inggris-Georgia
JFC International Event tahun ini mengangkat tema "Tribal Grandeur" dengan delapan defile yang ditampilkan yakni suku bangsa Aztec (Meksiko), Mongol (Mongolia), Zulu (Afrika Selatan), Viking (Norwegia), Karen (Thailand), Polynesia, dan Indonesia yang kali ini diwakili oleh suku Minahasa (Sulawesi Utara) dan Hudoq (Kalimantan Timur).
Rangkaian JFC diawali dengan karnaval hewan peliharaan yakni Pets Carnival pada 1 Agustus, kemudian Kids and Artwear Carnival (2/8), Wonderful Artchipelago Carnival (3/8), dan Grand Carnival JFC (4/8).
Baca juga: Festival "Jagannatha Ratha Yatra Nusantara" mendoakan kejayaan NKRI
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019