Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Taekwondo Indonesia (PBTI) Marciano Norman mengklaim sudah menyiapkan program unggulan jika terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat periode 2019-2023.
Marciano hingga saat ini menjadi satu-satunya bakal calon yang akan berjuang pada Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) KONI di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/7) setelah salah satu kandidat yaitu Muddai Madang gagal lolos verifikasi administrasi oleh tim penjaringan (TPP).
"Untuk bisa membawa prestasi Indonesia ke level yang lebih baik dan mendunia saya harus baik dan bekerja sama dengan semua pihak. Karena tidak mungkin saya bisa sendirian memajukan prestasi olahraga Indonesia. Kita harus bersatu untuk menjawab tantangan di bidang olahraga agar bisa mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia," kata Marciano Norman dalam keterangan resminya, Minggu.
Jika terpilih, mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) ini menjelaskan selain program unggulan, pihaknya menyadari pentingnya bekerja sama dan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan olahraga nasional baik dengan induk cabang olahraga, Komite Olimpiade Indonesia juga dengan Kemenpora.
Menanggapi pro kontra terkait keputusan tim penjaringan, Marciano mengimbau kepada semua pihak untuk mengedepankan nilai-nilai sportifitas dan tidak menciptakan kegaduhan.
"Sebagai pembina olahraga kita harus memberi contoh keteladanan kepada atlet dengan cara menghormati aturan. Saat kita ingin maju sebagai calon ketua umum KONI Pusat tentu kita sudah membaca dan memahami aturan main yang berlaku. Di mana syaratnya kita harus memenuhi syarat minimal didukung oleh 10 Konida dan 21 cabor. Kalau kita tidak memenuhi syarat minimal tersebut tentu oleh TPP akan dinyatakan tidak memenuhi syarat," katanya menambahkan.
"Janganlah membuat kegaduhan. Kita harus mengurangi kegaduhan. Mari kita bersatu. Kita buat heboh dengan prestasi untuk Indonesia," imbaunya.
Baca juga: Langkah cabor E-sport masuk anggota KONI masih tertahan
Baca juga: KONI Papua persiapan pusat latihan PON 2020
Marciano menjelaskan motivasi utamanya untuk maju pada bursa pencalonan Ketua Umum KONI Pusat ini semata-mata ingin memajukan prestasi olahraga Indonesia.
"Apa lagi yang saya cari setelah pensiun dari TNI? Kalau saya mau, saya sudah happy dengan keluarga dan kesibukan mengelola APM Equestrian Centre ini. Tetapi saya merasa berdosa pada negara. Karena sejatinya saya masih bisa berbuat untuk bangsa dan negara melalui bidang olahraga," ujar Marciano.
Marciano optimistis jika dikelola dengan baik, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di olahraga. Karena itu, bukan hal yang mustahil untuk membawa olahraga Indonesia menjadi industri.
"Dengan dukungan BUMN, BUMD dan sponsor saya yakin olahraga kita bisa menjadi industri. Kita jalankan konsep pembinaan berbasis sport science serta sport intelegence. Kita pasti bisa bersaing di pentas dunia," katanya menegaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Marciano hingga saat ini menjadi satu-satunya bakal calon yang akan berjuang pada Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) KONI di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/7) setelah salah satu kandidat yaitu Muddai Madang gagal lolos verifikasi administrasi oleh tim penjaringan (TPP).
"Untuk bisa membawa prestasi Indonesia ke level yang lebih baik dan mendunia saya harus baik dan bekerja sama dengan semua pihak. Karena tidak mungkin saya bisa sendirian memajukan prestasi olahraga Indonesia. Kita harus bersatu untuk menjawab tantangan di bidang olahraga agar bisa mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia," kata Marciano Norman dalam keterangan resminya, Minggu.
Jika terpilih, mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) ini menjelaskan selain program unggulan, pihaknya menyadari pentingnya bekerja sama dan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan olahraga nasional baik dengan induk cabang olahraga, Komite Olimpiade Indonesia juga dengan Kemenpora.
Menanggapi pro kontra terkait keputusan tim penjaringan, Marciano mengimbau kepada semua pihak untuk mengedepankan nilai-nilai sportifitas dan tidak menciptakan kegaduhan.
"Sebagai pembina olahraga kita harus memberi contoh keteladanan kepada atlet dengan cara menghormati aturan. Saat kita ingin maju sebagai calon ketua umum KONI Pusat tentu kita sudah membaca dan memahami aturan main yang berlaku. Di mana syaratnya kita harus memenuhi syarat minimal didukung oleh 10 Konida dan 21 cabor. Kalau kita tidak memenuhi syarat minimal tersebut tentu oleh TPP akan dinyatakan tidak memenuhi syarat," katanya menambahkan.
"Janganlah membuat kegaduhan. Kita harus mengurangi kegaduhan. Mari kita bersatu. Kita buat heboh dengan prestasi untuk Indonesia," imbaunya.
Baca juga: Langkah cabor E-sport masuk anggota KONI masih tertahan
Baca juga: KONI Papua persiapan pusat latihan PON 2020
Marciano menjelaskan motivasi utamanya untuk maju pada bursa pencalonan Ketua Umum KONI Pusat ini semata-mata ingin memajukan prestasi olahraga Indonesia.
"Apa lagi yang saya cari setelah pensiun dari TNI? Kalau saya mau, saya sudah happy dengan keluarga dan kesibukan mengelola APM Equestrian Centre ini. Tetapi saya merasa berdosa pada negara. Karena sejatinya saya masih bisa berbuat untuk bangsa dan negara melalui bidang olahraga," ujar Marciano.
Marciano optimistis jika dikelola dengan baik, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di olahraga. Karena itu, bukan hal yang mustahil untuk membawa olahraga Indonesia menjadi industri.
"Dengan dukungan BUMN, BUMD dan sponsor saya yakin olahraga kita bisa menjadi industri. Kita jalankan konsep pembinaan berbasis sport science serta sport intelegence. Kita pasti bisa bersaing di pentas dunia," katanya menegaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019