Pebulu tangkis muda klub Jaya Raya Jakarta, Nyoman Tryadnya Arya Kurniawan tampil sebagai juara di nomor tunggal dewasa putra Djarum Sirkuit Nasional Premier Li-ning Jawa Barat Open 2019 usai mengalahkan pemain pelatnas PBSI, Karono, pada babak final di GOR KONI, Bandung, Sabtu.
Nyoman yang hanya menempati unggulan 15 di luar perkiraan menang relatif mudah dari unggulan kelima Karono dalam pertarungan dua gim langsung, dengan skor 21-19 dan 21-15, sekaligus memupus harapan pelatnas untuk merebut gelar juara nomor tunggal putra.
Pada seri ketiga Sirnas 2019 ini, di nomor tunggal putra, Pelatnas PBSI menurunkan empat pemain muda, yakni Gatjra Piliang Fiqihilahi Cupu (unggulan 1), Karono (5), Alberto Alfin Yulianto, dan Iqbal Ajri Tri Pamungjas (14).
Karono menuai prestasi terbaik dengan melaju hingga final. Unggulan utama Gatjra hanya sampai perempatfinal, dihentikan mantan anggota Pelatnas, Enzi Syafira, yang mewakili klub SGS PLN Bandung.
Babak perempat final hanya dicapai Alberto usai dihentikan sesama penghuni Pelatnas Karono. Adapun Iqbal harus gugur di babak pertama di tangan Auditya Alpha Hidayat dari klub Mutiara Bandung.
Karono yang menjadi harapan terakhir pelatnas gagal menampilkan permainan terbaik seperti yang ia perlihatkan di babak-babak sebelumnya. Ia terlihat terus tertekan meladeni pola permainan yang dikembangkan Nyoman.
Meski di atas kertas Nyoman tidak diunggulkan, pebulu tangkis binaan PB Jaya Raya Jakarta ini mampu memperlihatkan permainan cemerlang.
Menurut Nyoman, ia memang sudah sangat paham dengan permainan Karono yang sering ia hadapi semasa berkiprah di tingkat remaja dan taruna.
“Saya sudah tahu betul gaya permainan Karono. Tidak ada banyak perubahan dari permainannya. Tapi memang pola serangannya jadi lebih bagus dari sebelumnya, walaupun masih bisa saya antisipasi,” kata pebulu tangkis kelahiran 16 November 1999 itu seperti dilansir laman djarumbadminton.com.
Nyoman menjelaskan bahwa strategi yang diterapkan adalah berupaya mengungguli lawan dalam permainan net sehingga bisa meminimilisasi serangan dari Karono.
“Saya tahu dia punya serangan yang berbahaya, terutama smes-nya. Makanya kalau tadi saya nggak bisa antisipasi, mungkin akan lain lagi ceritanya dan saya pun akan kesulitan mengendalikan serangan-serangan lawan. Maka dari itu saya langsung inisiatif untuk menguasai permainan di depan net. Dan terbukti berhasil. Ada sisi lemah yang bisa saya manfaatkan,” katanya.
Nyoman mengaku sangat senang bisa membawa pulang gelar juara di seri ketiga rangkaian Djarum Sirkuit Nasional 2019 in, apalagi bisa mengalahkan wakil pelatnas.
“Saya senang bisa mengalahkan pelatnas di final. Saya sendiri nggak nyangka bisa juara, karena saya nggak ada target di kejuaraan ini. Tapi saya bersyukur bisa juara di seri ketiga ini,” kata pemain yang pernah mewakili Indonesia di kejuaraan junior Asia itu.
Sementara itu di nomor tunggal dewasa putri, Jepang mendominasi dengan menempatkan dua pemain di final. Dalam All-Japanese final itu, Natsuki Higuchi menjadi juara dengan mengalahkan Ayaho Sugino, 21-14 dan 21-15.
Baca juga: Indonesia bertekad pulangkan Piala Sudirman
.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Nyoman yang hanya menempati unggulan 15 di luar perkiraan menang relatif mudah dari unggulan kelima Karono dalam pertarungan dua gim langsung, dengan skor 21-19 dan 21-15, sekaligus memupus harapan pelatnas untuk merebut gelar juara nomor tunggal putra.
Pada seri ketiga Sirnas 2019 ini, di nomor tunggal putra, Pelatnas PBSI menurunkan empat pemain muda, yakni Gatjra Piliang Fiqihilahi Cupu (unggulan 1), Karono (5), Alberto Alfin Yulianto, dan Iqbal Ajri Tri Pamungjas (14).
Karono menuai prestasi terbaik dengan melaju hingga final. Unggulan utama Gatjra hanya sampai perempatfinal, dihentikan mantan anggota Pelatnas, Enzi Syafira, yang mewakili klub SGS PLN Bandung.
Babak perempat final hanya dicapai Alberto usai dihentikan sesama penghuni Pelatnas Karono. Adapun Iqbal harus gugur di babak pertama di tangan Auditya Alpha Hidayat dari klub Mutiara Bandung.
Karono yang menjadi harapan terakhir pelatnas gagal menampilkan permainan terbaik seperti yang ia perlihatkan di babak-babak sebelumnya. Ia terlihat terus tertekan meladeni pola permainan yang dikembangkan Nyoman.
Meski di atas kertas Nyoman tidak diunggulkan, pebulu tangkis binaan PB Jaya Raya Jakarta ini mampu memperlihatkan permainan cemerlang.
Menurut Nyoman, ia memang sudah sangat paham dengan permainan Karono yang sering ia hadapi semasa berkiprah di tingkat remaja dan taruna.
“Saya sudah tahu betul gaya permainan Karono. Tidak ada banyak perubahan dari permainannya. Tapi memang pola serangannya jadi lebih bagus dari sebelumnya, walaupun masih bisa saya antisipasi,” kata pebulu tangkis kelahiran 16 November 1999 itu seperti dilansir laman djarumbadminton.com.
Nyoman menjelaskan bahwa strategi yang diterapkan adalah berupaya mengungguli lawan dalam permainan net sehingga bisa meminimilisasi serangan dari Karono.
“Saya tahu dia punya serangan yang berbahaya, terutama smes-nya. Makanya kalau tadi saya nggak bisa antisipasi, mungkin akan lain lagi ceritanya dan saya pun akan kesulitan mengendalikan serangan-serangan lawan. Maka dari itu saya langsung inisiatif untuk menguasai permainan di depan net. Dan terbukti berhasil. Ada sisi lemah yang bisa saya manfaatkan,” katanya.
Nyoman mengaku sangat senang bisa membawa pulang gelar juara di seri ketiga rangkaian Djarum Sirkuit Nasional 2019 in, apalagi bisa mengalahkan wakil pelatnas.
“Saya senang bisa mengalahkan pelatnas di final. Saya sendiri nggak nyangka bisa juara, karena saya nggak ada target di kejuaraan ini. Tapi saya bersyukur bisa juara di seri ketiga ini,” kata pemain yang pernah mewakili Indonesia di kejuaraan junior Asia itu.
Sementara itu di nomor tunggal dewasa putri, Jepang mendominasi dengan menempatkan dua pemain di final. Dalam All-Japanese final itu, Natsuki Higuchi menjadi juara dengan mengalahkan Ayaho Sugino, 21-14 dan 21-15.
Baca juga: Indonesia bertekad pulangkan Piala Sudirman
.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019