Kuta (Antara Bali) - Kasus penyakit "osteoporosis" atau keropos tulang menyerang 23-26 persen dari jumlah populasi orang lanjut usia (lansia) di Bali.
"Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan beberapa tahun lalu," kata Prof Siki Kawiyana, ketua umum panitia pelaksana Kongres Nasional Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) di Kuta, Bali, Jumat.
Menurut Siki Kawiyana, jumlah tersebut hampir mewakili kondisi yang dialami oleh para lansia di seluruh wilayah Tanah Air.
Bahkan dia memperkirakan jumlah kasus itu akan terus bertambah, seiring dengan gaya hidup masyarakat saat ini yang kurang melakukan aktivitas dan olahraga.
"Padahal beraktivitas dapat menguatkan tulang sehingga tidak mudah keropos. Selain itu faktor harapan hidup yang lebih tinggi," ujarnya.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan beberapa tahun lalu," kata Prof Siki Kawiyana, ketua umum panitia pelaksana Kongres Nasional Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) di Kuta, Bali, Jumat.
Menurut Siki Kawiyana, jumlah tersebut hampir mewakili kondisi yang dialami oleh para lansia di seluruh wilayah Tanah Air.
Bahkan dia memperkirakan jumlah kasus itu akan terus bertambah, seiring dengan gaya hidup masyarakat saat ini yang kurang melakukan aktivitas dan olahraga.
"Padahal beraktivitas dapat menguatkan tulang sehingga tidak mudah keropos. Selain itu faktor harapan hidup yang lebih tinggi," ujarnya.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011