Pemerintah Kota Denpasar melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Denpasar kembali melakukan penataran Pemangku, Serati Banten, Penyuluh Bahasa Bali dan Tenaga Penyuluh Lapangan Agama Hindu (TPLAH) di Gedung Wanita Santi Graha, Denpasar, Selasa.

Pelatihan diikuti ratusan peserta ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Iswara didampingi Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar, Raka Purwantara.

Penataran "Pemangku, Serati Banten, Penyuluh Bahasa Bali dan Tenaga Penyuluh Lapangan Agama Hindu (TPLAH)" Kota Denpasar tahun 2019 mengambil tema "Jalaran Nincapang Widya Guna Ngukuhang Sesana Lan Swadharma Masesuluh Dharmopadesa" yang bermakna meningkatkan pengetahuan serta pemahaman dalam melayani umat sesuai dengan swadharmanya yang berlandaskan petunjuk sastra agama".

Sekda Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Iswara mengatakan pelaksanaan kegiatan ini merupakan bentuk perhatian Pemerintah Kota Denpasar terhadap peningkatan kualitas Pemangku, Serati Banten, Penyuluh Bahasa Bali dan TPLAH di Kota Denpasar.

Program ini menjadi fokus besar dari pembangunan di Kota Denpasar selain bidang dasar seperti pendidikan, kesehatan dan sosial.

“Dilaksanakannya kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota Denpasar di dalam peningkatan kualitas melalui penataran serta pendidikan kepada masyarakat di bidang pelayanan keagamaan," katanya.

Ia mengharapkan peserta penataran mendapatkan wawasan seperti penerapan Motto "Sewaka Dharma", yakni Melayani Adalah Kewajiban serta Perwali Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik agar bisa diaplikasikan dalam mendidik dan melayani umat.

Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar, Raka Purwantara selaku ketua panitia acara mengatakan Penataran dilaksanakan secara rutin bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bagi para Pemangku, Serati Banten, Penyuluh Bahasa Bali dan TPLAH Kota Denpasar. materi penataran mengenai makna filosofis pelaksanaan upacara dan dapat memberikan layanan serta informasi yang benar kepada umat sesuai ketentuan sastra agama Hindu.

"Khusus untuk penataran Penyuluh Bahasa Bali ini merupakan yang pertama kalinya. Penataran ini melibatkan setidaknya 173 peserta yang terdiri dari 40 orang Pemangku, 40 orang Sarathi, 39 orang Penyuluh Bahasa Bali, dan 54 orang TPL Agama Hindu. Setelah pembukaan ini akan dilanjutkan sampai dengan tanggal 20 Juni 2019," ujarnya.

Khusus untuk peserta penataran "Pemangku dan Serathi Banten" berasal dari Yayasan Kamalasana Denpasar. Adapun narasumber yang terlibat dalam penataran ini di antaranya Drs. Cokorda Putra Wisnu Wardana, MSi dengan materi Siwa tattwa Dalam Susatra Hindu.

Selanjutnya, narasumber Prof Dr. IB Gde Yudha Triguna dengan materi pengurangan pemanfaatan bahan plastik dalam upacara keagamaan, Drs. IB Putu Adriana dengan materi sesana Pemangku dan Serati Banten, Prof Dr. I Made Surada, MA. Dengan materi bahasa Sansekerta dalam Puja Pengastawa, serta Ida Pandhita Dukuh Acharya Dhaksa dengan materi Agung Alit Upakara Panca Yadnya.

Salah satu peserta penataran penyuluh bahasa Bali, Eka mengatakan materi dalam penataran ini sangat menarik.terutama kepada penyuluh Bahasa Bali dimana diberikan wawasan mengenai Protokoler dan pengetahuan pengenter acara (MC) upacara keagamaan.

"Tentu saja sangat berguna bagi kami terapkan saat melayani umat. Semoga kegiatan semacam ini terus dilaksanakan secara berkelanjutan terutama menyangkut isu-isu apa yang selama ini mengganjal dalam kaitannya kami melayani umat," katanya.

baca juga : Duta Denpasar sajikan pementasan sendratari kolosal "Legu Gondong"

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019