Mantan presiden Federasi Sepak Bola Afghanistan (AFF) dijatuhi hukuman skorsing seumur hidup dari dunia sepak bola setelah komite etika FIFA menyatakan dia bersalah karena menyalahgunakan posisinya dan melakukan pelecehan seksual kepada sejumlah pemain wanita, kata badan sepak bola global itu pada Sabtu.
Keramuddin Keram, yang juga mantan anggota Komite Tetap FIFA, dituduh oleh sedikitnya lima pemain sepak bola putri Afghanistan karena pelecehan seksual yang berulang kali antara tahun 2013-2018, kata FIFA dalam sebuah pernyataannya.
Ia juga didenda 1 juta franc Swiss (1,01 juta dolar AS).
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelumnya memerintahkan dilakukan penyelidikan setelah surat kabar Guardian Britaina melaporkan pada November bahwa tokoh senior yang terkait dengan tim putri Afghanistan menuduh bahwa beberapa pemain telah dilecehkan oleh pejabat dari federasi.
Menurut Guardian, dugaan pelecehan itu terjadi di dalam markas federasi di Afghanistan serta di kamp pelatihan di Yordania pada Februari lalu.
FIFA, yang memulai penyelidikannya pada Desember ketika menskors Keram, mengatakan dia telah melanggar aturan kode etik tentang perlindungan integritas fisik dan mental serta penyalahgunaan posisi.
Pelarangan ini berlaku untuk segala jenis aktivitas yang berhubungan dengan sepak bola.
Tim nasional putri dibentuk pada 2010. Beberapa warga Afghanistan yang berpikiran konservatif menentang wanita bermain olahraga.
Tuduhan itu membuat tim putri hancur berkeping-keping dan menyebabkan hilangnya sponsor.
Pada bulan Maret, seorang pejabat federasi Afghanistan mengatakan pertandingan persahabatan yang dijadwalkan untuk di luar Afghanistan telah dibatalkan karena begitu banyak pemain telah berhenti berlatih sejak tuduhan itu muncul.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Keramuddin Keram, yang juga mantan anggota Komite Tetap FIFA, dituduh oleh sedikitnya lima pemain sepak bola putri Afghanistan karena pelecehan seksual yang berulang kali antara tahun 2013-2018, kata FIFA dalam sebuah pernyataannya.
Ia juga didenda 1 juta franc Swiss (1,01 juta dolar AS).
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelumnya memerintahkan dilakukan penyelidikan setelah surat kabar Guardian Britaina melaporkan pada November bahwa tokoh senior yang terkait dengan tim putri Afghanistan menuduh bahwa beberapa pemain telah dilecehkan oleh pejabat dari federasi.
Menurut Guardian, dugaan pelecehan itu terjadi di dalam markas federasi di Afghanistan serta di kamp pelatihan di Yordania pada Februari lalu.
FIFA, yang memulai penyelidikannya pada Desember ketika menskors Keram, mengatakan dia telah melanggar aturan kode etik tentang perlindungan integritas fisik dan mental serta penyalahgunaan posisi.
Pelarangan ini berlaku untuk segala jenis aktivitas yang berhubungan dengan sepak bola.
Tim nasional putri dibentuk pada 2010. Beberapa warga Afghanistan yang berpikiran konservatif menentang wanita bermain olahraga.
Tuduhan itu membuat tim putri hancur berkeping-keping dan menyebabkan hilangnya sponsor.
Pada bulan Maret, seorang pejabat federasi Afghanistan mengatakan pertandingan persahabatan yang dijadwalkan untuk di luar Afghanistan telah dibatalkan karena begitu banyak pemain telah berhenti berlatih sejak tuduhan itu muncul.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019