Bangli (Antara Bali) - Harga ayam di Kabupaten Bangli, Bali, anjlok menyusul tewasnya dua warga setempat akibat serangan virus flu burung akhir pekan lalu.
Pedagang daging ayam di Pasar Kidul, Bangli, Jumat, mengeluhkan sepinya dagangan mereka, meskipun harga sudah diturunkan dari Rp20 ribu menjadi Rp25 ribu per kilogram.
"Hari-hari biasa biasanya saya mampu menjual 20-25 kilogram. Namun sejak adanya kasus kematian warga akibat flu burung, dagangan saya hanya laku 10 kilogram," kata Sulendri, pedagang di Pasar Kidul.
Sementara itu, Ni Wayan Rai, warga Bebalang, Bangli, mengakui bahwa keluarganya mulai menghindari makan daging ayam sejak mendengar dua bocak asal Tembuku meninggal dunia akibat flu burung.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Anak Agung Ngurah Samba, berjanji pihaknya segera memulihkan kondisi psikologi warganya yang masih trauma atas kematian kakak-beradik asal Tembuku di RSUP Sanglah, Denpasar, itu.
"Untuk menghilangkan trauma masyarakat terkait flu burung di Bangli dalam waktu dekat kami akan menggalakkan konsumsi ayam," katanya.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Pedagang daging ayam di Pasar Kidul, Bangli, Jumat, mengeluhkan sepinya dagangan mereka, meskipun harga sudah diturunkan dari Rp20 ribu menjadi Rp25 ribu per kilogram.
"Hari-hari biasa biasanya saya mampu menjual 20-25 kilogram. Namun sejak adanya kasus kematian warga akibat flu burung, dagangan saya hanya laku 10 kilogram," kata Sulendri, pedagang di Pasar Kidul.
Sementara itu, Ni Wayan Rai, warga Bebalang, Bangli, mengakui bahwa keluarganya mulai menghindari makan daging ayam sejak mendengar dua bocak asal Tembuku meninggal dunia akibat flu burung.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Anak Agung Ngurah Samba, berjanji pihaknya segera memulihkan kondisi psikologi warganya yang masih trauma atas kematian kakak-beradik asal Tembuku di RSUP Sanglah, Denpasar, itu.
"Untuk menghilangkan trauma masyarakat terkait flu burung di Bangli dalam waktu dekat kami akan menggalakkan konsumsi ayam," katanya.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011