PT. Rote Karaginan Nusantara (RKN) yang mulai mengekspor rumput laut dalam bentuk "chip" sebanyak delapan kontainer ke Argentina mulai Agustus 2019 NTT.
"Beberapa hari lalu hanya satu kontainer saja dengan beratnya mencapai 25 ton. Tetapi mulai Agustus mendatang akan ada delapan ton dengan berat mencapai 200 ton," kata direktur PT. RKN Harris Sastra Lino kepada ANTARA di Kupang, Jumat (31/5).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kelanjutan dari ekspor rumput laut dari NTT ke Argentina setelah dilakukannya ekspor perdana pada Selasa (28/5) lalu.
Pelepasan ekspor perdana itu langsung dilepas oleh gubernur NTT Viktor B Laiskodat bersama sejumlah pejabat daerah lainnya.
Ia mengatakan pada ekspor perdana itu memang hanya 25 ton dengan jumlah satu kontainer saja yang dikirim karena memang permintaan dari pihak Argentina.
"Tetapi untuk ekspor kedua akan ada delapan kontainer dan akan terus berkelanjutan dengan jumlah tersebut," ujar dia.
PT RKN yang pabriknya berada di desa Tablolong, Kabupaten Kupang itu kini mengaku kapasitas pengolahan rumput laut di pabriknya perbulan mencapai 250 ton.
Namun, kata dia kondisi bahan baku untuk memenuhi kebutuhan di dalam daerah saja belum mencukupi, karena memang dalam sebulan diperlukan 800 ton bahan baku rumput laut itu.
Kapasitas perbulan 250 ton per bulan. kalau kondisi bahan baku, dari NTT masih kurang. Namun akan tetap berusaha mencari bahan baku di daerah lain di NTT karena memang saat ini baru tiga daerah saja yang menjadi daerah pemasok.
Tiga daerah pemasok bahan baku rumput laut itu adalah, Kabupaten Kupang, Alor dan kabupaten ROte Ndao.
"Kita akan cari lagi bahan baku di daerah lain di NTT ini, karena potensi rumput laut di NTT memang sangat bagus," ujar dia.
Terkait negara mana yang akan menjadi daerah tujuan ekspor lagi, RKN sendir mengaku sudah ada permintaan dari Jerman.
"Bulan depan kita akan ekspor ke Jerman. Jumlahnya masih dirahasiakan," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Beberapa hari lalu hanya satu kontainer saja dengan beratnya mencapai 25 ton. Tetapi mulai Agustus mendatang akan ada delapan ton dengan berat mencapai 200 ton," kata direktur PT. RKN Harris Sastra Lino kepada ANTARA di Kupang, Jumat (31/5).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kelanjutan dari ekspor rumput laut dari NTT ke Argentina setelah dilakukannya ekspor perdana pada Selasa (28/5) lalu.
Pelepasan ekspor perdana itu langsung dilepas oleh gubernur NTT Viktor B Laiskodat bersama sejumlah pejabat daerah lainnya.
Ia mengatakan pada ekspor perdana itu memang hanya 25 ton dengan jumlah satu kontainer saja yang dikirim karena memang permintaan dari pihak Argentina.
"Tetapi untuk ekspor kedua akan ada delapan kontainer dan akan terus berkelanjutan dengan jumlah tersebut," ujar dia.
PT RKN yang pabriknya berada di desa Tablolong, Kabupaten Kupang itu kini mengaku kapasitas pengolahan rumput laut di pabriknya perbulan mencapai 250 ton.
Namun, kata dia kondisi bahan baku untuk memenuhi kebutuhan di dalam daerah saja belum mencukupi, karena memang dalam sebulan diperlukan 800 ton bahan baku rumput laut itu.
Kapasitas perbulan 250 ton per bulan. kalau kondisi bahan baku, dari NTT masih kurang. Namun akan tetap berusaha mencari bahan baku di daerah lain di NTT karena memang saat ini baru tiga daerah saja yang menjadi daerah pemasok.
Tiga daerah pemasok bahan baku rumput laut itu adalah, Kabupaten Kupang, Alor dan kabupaten ROte Ndao.
"Kita akan cari lagi bahan baku di daerah lain di NTT ini, karena potensi rumput laut di NTT memang sangat bagus," ujar dia.
Terkait negara mana yang akan menjadi daerah tujuan ekspor lagi, RKN sendir mengaku sudah ada permintaan dari Jerman.
"Bulan depan kita akan ekspor ke Jerman. Jumlahnya masih dirahasiakan," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019