Pertumbuhan perokok bagi masyarakat di Bali terbilang stagnan dalam beberapa tahun belakangan, namun demikian upaya pencegahan sekaligus mengurangi perokok baru perlu terus digencarkan.

"Saat ini posisi perokok Bali masih terendah secara nasional. Namun masih terbilang tinggi sehingga harus bisa ditekan, terutama munculnya perokok pemula," Ketua Udayana Central, I Made Kerta Duana di Denpasar.

Ia mengatakan dengan langkah sosialisasi terkait dengan Perda KTR kepada masyarakat diharapkan akan terus menekan perokok di Pulau Dewata, sehingga peningkatan kesehatan dari paparan asap rokok akan berkurang.

Hal tersebut diungkapkan pada acara diskusi bertajuk "Penguatan Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada Sarana Transportasi dan Angkutan Umum".

Kegiatan yang dihadiri berbagai komponen juga dirangkai dengan penyerahan medali terkait peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) pada 31 Mei 2019. Menurut Kerta Duana, menghapus mereka yang sudah telanjur jadi perokok agak sulit, sebab rokok yang mengandung nikotin memiliki efek ketagihan.

Karena itu, kata Kerta Duana, langkah yang dilakukan dan dinilai penting adalah mencegah munculnya perokok pemula. Apalagi diakui belakangan ini muncul jenis rokok baru seperti rokok elektrik yang banyak menyasar kaum muda dan pemula.

"Jadi kita ingin mencegah agar tak muncul perokok pemula. Sebab apapun jenis rokok, kalau sudah mengandung nikotin maka akan berefek ketagihan. Saat ini 55 persen orang dewasa perokok. Dan tinggal empat dari 10 orang dewasa yang tidak merokok," ujarnya.

Sementara, Kabid Angkutan Umum Dinas Perhubungan Bali, Gunawan mengatakan sangat mengapresiasi Perda 10 Tahun 2011 tersebut. Namun menurutnya, sosialisasi harus terus ditingkatkan. Sebab dari hasil survei masih banyak yang merokok di tempat-tempat umum. Bahkan di kalangan angkutan banyak yang belum tahu.

"Yang memprihatinkan ada sopir dan penumpang sama-sama merokok dalam bus," katanya.

Karena itu sosialisasi di jajaran angkutan umum ini sangat penting. Ia juga berharap sosialisasi ini melibatkan Organda agar bisa lebih luas.
"Merokok memang kebiasaan yang sulit dihapus, tapi setidaknya di tempat tempat umum agar dihindari," ucapnya.

Serangkaian menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) juga digelar Lari Bareng "Lungs on The Run" guna mewujudkan 30 juta langkah demi Indonesia sehat. Lungs on The Run adalah sebuah acara lari virtual yang merupakan inisiasi dari berbagai organisasi serta komunitas.

Kegiatan yang secara resmi didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini diikuti para pelari (dan pejalan kaki) dari seluruh Indonesia yang berupaya mengumpulkan 30 juta langkah (setara dengan menempuh masing-masing 50 km) mulai 1 hingga 30 Mei 2019. Sebanyak 600 peserta terdaftar melalui aplikasi 99 Virtual Race yang tersedia di Android dan iOS

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019