Kerugian material akibat banjir yang terjadi di sejumlah wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Jembrana, Bali, mencapai Rp600 juta lebih.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susilo, berdasarkan pendataan institusi tersebut, Jumat.

"Ada delapan desa dan kelurahan yang terdampak banjir, dengan jumlah kerugian terbesar terjadi di Kelurahan Pendem dan Desa Kaliakah," katanya.

Ia mengatakan, di Kelurahan Pendem sebanyak delapan keluarga menjadi korban banjir dengan kerugian materi Rp243 juta, sementara di Desa Kaliakah ada 41 keluarga korban banjir dengan kerugian Rp117 juta lebih.

Sementara wilayah lain seperti Kelurahan Baler Bale Agung, Kelurahan Banjar Tengah, Kelurahan Lelateng, Kelurahan Loloan Barat, Kelurahan Loloan Timur dan Desa Tegalbadeng Timur jumlah kerugiannya bervariasi.

"Desa dan kelurahan yang dilanda banjir seluruhnya berada di wilayah Kecamatan Jembrana dan Negara. Rata-rata disebabkan curah hujan yang tinggi, sehingga sungai meluap dan menggenangi pemukiman," katanya.

Saat puncak banjir Kamis (23/5) malam, ia mengaku, dengan dibantu Basarnas Pos Jembrana, pihaknya melakukan evakuasi terhadap lima orang warga yang terjebak banjir dengan menggunakan perahu fiber.

"Hari ini air sudah mulai surut dan warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Untuk mempercepat pembuangan air dari rumah warga, kami membantu dengan mesin pompa," katanya.

Sebelumnya diberitakan, hujan lebat yang turun di wilayah Kabupaten Jembrana Kamis (23/5) sore hingga malam, membuat sejumlah wilayah dilanda banjir, termasuk jalan raya Denpasar-Gilimanuk di bilangan Jalan Udayana, Kota Negara.

Tingginya air banjir malam itu, membuat arus kendaraan yang melintasi jalan tersebut sempat macet panjang, namun keesokan harinya jalan utama arus mudik tersebut sudah kembali bisa dilalui kendaraan, setelah air surut.

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019