Kondisi ibukota masih belum memperlihatkan tanda-tanda pemulihan setelah terjadinya kericuhan yang terjadi di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Pusat, Rabu dini hari (22/5).
Sejumlah layanan transportasi umum seperti Moda Raya Terpadu serta bus Trans Jakarta yang melintas di sekitar Jalan MH Thamrin tidak dapat beroperasi optimal.
Pusat perbelanjaan di wilayah ini juga tidak bisa memberikan layanan yang baik kepada pengunjung karena hanya sebagian kecil toko yang buka dan beroperasi seperti biasa.
Kericuhan ini terus meluas hingga mengarah ke wilayah Petamburan dan Pasar Slipi, Jakarta Barat, yang sempat membuat aparat keamanan kewalahan dalam membubarkan massa.
Perlawanan massa tersebut membuat aparat keamanan bekerja ekstra keras, apalagi aksi itu ditandai dengan pembakaran ban dan sejumlah benda di jalan maupun blokade jalan.
Aparat keamanan bahkan menggunakan helikopter yang terpantau berlalu lalang membawa kantong air untuk dijatuhkan di beberapa titik lokasi kerusuhan yang terdapat pembakaran sejumlah benda di jalanan.
Berdasarkan pantauan di sekitar perempatan Jalan KS Tubun, Jalan Jati Baru Raya, dan Jalan Slipi I Jakarta Barat, Rabu siang, helikopter berulang kali menjatuhkan air di lokasi pembakaran pada perempatan jalan tersebut.
Sementara itu, aksi massa di depan Kantor Banwaslu masih berlangsung damai, hingga Rabu sore, usai waktu berbuka puasa.
Namun, kondisi berubah 180 derajat, ketika massa yang berada di perempatan Bawaslu dan Mandiri Tower, mulai melakukan provokasi tepat sebelum pasukan Brimob yang berjaga di depan Bawaslu, akan melakukan pergantian barisan depan sekitar Pukul 20.30 WIB.
Pelemparan batu, botol petasan, dan bom molotov diarahkan ke arah aparat keamanan. Massa juga menyalakan kembang api ke arah polisi sehingga asap memenuhi sekitar lokasi.
Kembang api diarahkan dari massa yang berada di perempatan Jalan Thamrin dan Jalan Wahid Hasyim serta massa yang berada di lantai atas Gedung Sarinah.
"Teman-teman di Sarinah untuk turun semua, keluar. Yang ada di Sarinah untuk segera turun," kata pihak kepolisian mengimbau massa.
Pihak kepolisian juga terus diingatkan untuk tidak terprovokasi oleh tindakan massa yang menyalakan kembang api tersebut, dan hanya memanfaatkan tameng yang ada untuk melindungi diri.
Penetapan tersangka
Hampir bersamaan dengan kericuhan yang mulai di depan Kantor Bawaslu, Kepolisian Daerah Metro Jaya menggelar jumpa pers terkait penangkapan 257 tersangka yang telah berbuat ricuh pada Rabu dini hari.
Sebanyak 257 tersangka terdiri dari 72 tersangka diamankan di depan Bawaslu, 156 orang di lokasi kerusuhan Petamburan, dan 29 tersangka di Gambir.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengungkapkan para pelaku kericuhan di Bawaslu RI, Petamburan, dan Gambir disuruh dan dibayar oleh seseorang.
"Pelaku datang dari Jawa Barat ke Sunda Kelapa, bertemu seseorang (yang menyuruh sebelum ke TKP) di sana, dan sekarang lagi kita gali," ujarnya.
Hal itu terbukti dengan adanya pembicaraan lewat grup WA menyebarkan ajakan penyerangan dan juga melaporkan situasi kerusuhan.
Di tempat kejadian perkara ditemukan sejumlah uang yang ada di dalam amplop yang sudah bertuliskan nama-nama yang diduga pelaku kerusuhan.
Kericuhan juga sudah terencana dengan matang, karena peralatan yang dipakai untuk menyerang petugas, disiapkan oleh yang merencanakan kerusuhan bukan orang-orang yang terlibat bentrok.
Selain mengamankan sejumlah uang, kepolisian juga mengamankan clurit, batu, mercon, petasan dan busur panah.
"Pelaku disangkakan melanggar pasal 170 KUHP dan 212, 214, 218, dan untuk Petamburan dikenakan juga pasal 187 terkait pembakaran," ujarnya.
Korban bentrok
Hingga Pukul 22.30 WIB, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta telah merawat 161 korban bentrok di sekitar Jalan Thamrin, Tanah Abang maupun Petamburan, Jakarta Pusat.
Kepala Bagian Umum dan Pemasaran RSUD Tarakan Reggy S Sobari mengatakan beberapa korban bentrok antara massa dengan aparat keamanan mengalami luka akibat peluru karet.
"Ada beberapa korban yang membawa peluru karet itu saat dibawa ke RSUD Tarakan. Ada beberapa yang kami bantu mengeluarkan peluru karet itu dari tubuhnya," ungkapnya.
Reggy mengatakan tidak ada korban yang terluka akibat peluru tajam. Beberapa korban yang sudah diperbolehkan pulang malah meminta proyektil peluru karet yang mengenai tubuhnya untuk dibawa.
Dari jumlah tersebut, menurut Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang datang untuk menjenguk, sebanyak 140 korban di RSUD Tarakan sudah diperbolehkan pulang.
"Ada dua orang yang meninggal. Itu tadi pagi, bernama Adam (17) dan Widianto (18). Kemudian, ada 17 orang yang dirawat inap, perlu perhatian khusus. Yang 140 orang sudah pulang," jelasnya.
Kehadiran Fadli ke RSUD Tarakan itu merupakan bagian dari tugas pengawasan DPR untuk pendataan jumlah korban bentrok.
Sementara itu, korban bentrokan yang tercatat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencapai 24 orang yang hampir semuanya mengalami sesak nafas karena menghirup gas air mata.
Beberapa korban bentrokan bahkan harus dibawa ke ruang dekontaminasi agar tidak membawa residu gas air mata ke dalam ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Sebagai antisipasi, pihak RSCM juga menyediakan sebuah tenda khusus untuk merawat korban bentrokan.
Pada saat yang sama, Rumah Sakit Budi Kemuliaan juga tercatat telah menerima sebanyak 177 korban terluka ringan maupun berat.
Terpantau aman
Meski massa bergerak mundur sambil membakar warung sate dan pos polisi di persimpangan Jalan Wahid Hasyim menuju Jalan H Agus Salim, suasana mulai terkendali pada Kamis (23/5) Pukul 01.00 WIB.
Kondisi mulai berangsur pulih di sekitar wilayah Thamrin seiring dengan upaya gigih aparat keamanan yang terus menerus menembakkan gas air mata.
Kepala Satuan (Kasat) Binmas Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Syarif Hidayat ikut memastikan situasi di depan bundaran Hotel Indonesia (HI) telah aman terkendali.
"Silahkan dilihat langsung sejak kemarin massa hanya terkonsentrasi di depan Gedung Bawaslu saja. Tidak sampai ke sini," ujarnya.
Puluhan personel polisi anti huru-hara yang dikerahkan di kawasan bundaran HI pun sudah tampak beristirahat setelah pembubaran massa aksi demonstrasi di depan Kantor Bawaslu.
Meski demikian, menurut Syarif, polisi tetap akan bersiaga di ruas jalan mengantisipasi adanya situasi tak diduga.
Lokasi lainnya di Jakarta juga terpantau aman, termasuk di berbagai tempat wisata, salah satunya kawasan Kota Tua yang selalu ramai dikunjungi masyarakat.
Kepala Unit Pelaksana Kerja (UPK) Kota Tua Jakarta Norviadi S Husodo memastikan lokasi wisata Kota Tua aman dikunjungi meski ricuh unjukrasa berlangsung.
"Kalau di area Taman Fatahillah bisa dikatakan cukup kondusif, karena malam hari masih ada yang datang ke sana, teman komunitas juga beraktivitas," ujar Norviadi.
Terkait pengamanan, Kota Tua mendapat dukungan keamanan 50 personel TNI dan 100 personel Polri khusus di area Taman Fatahillah.
Wilayah sekitar Glodok hingga Kota Tua telah mendapatkan penebalan personel keamanan sebanyak 1.100 orang untuk membatasi pendemo melewati kawasan Kota Tua.
Secara keseluruhan, wilayah lain di Jakarta sepanjang Rabu juga terpantau kondisi aman, meski kondisi lalu lintas di berbagai ruas utama tidak seramai biasanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Sejumlah layanan transportasi umum seperti Moda Raya Terpadu serta bus Trans Jakarta yang melintas di sekitar Jalan MH Thamrin tidak dapat beroperasi optimal.
Pusat perbelanjaan di wilayah ini juga tidak bisa memberikan layanan yang baik kepada pengunjung karena hanya sebagian kecil toko yang buka dan beroperasi seperti biasa.
Kericuhan ini terus meluas hingga mengarah ke wilayah Petamburan dan Pasar Slipi, Jakarta Barat, yang sempat membuat aparat keamanan kewalahan dalam membubarkan massa.
Perlawanan massa tersebut membuat aparat keamanan bekerja ekstra keras, apalagi aksi itu ditandai dengan pembakaran ban dan sejumlah benda di jalan maupun blokade jalan.
Aparat keamanan bahkan menggunakan helikopter yang terpantau berlalu lalang membawa kantong air untuk dijatuhkan di beberapa titik lokasi kerusuhan yang terdapat pembakaran sejumlah benda di jalanan.
Berdasarkan pantauan di sekitar perempatan Jalan KS Tubun, Jalan Jati Baru Raya, dan Jalan Slipi I Jakarta Barat, Rabu siang, helikopter berulang kali menjatuhkan air di lokasi pembakaran pada perempatan jalan tersebut.
Sementara itu, aksi massa di depan Kantor Banwaslu masih berlangsung damai, hingga Rabu sore, usai waktu berbuka puasa.
Namun, kondisi berubah 180 derajat, ketika massa yang berada di perempatan Bawaslu dan Mandiri Tower, mulai melakukan provokasi tepat sebelum pasukan Brimob yang berjaga di depan Bawaslu, akan melakukan pergantian barisan depan sekitar Pukul 20.30 WIB.
Pelemparan batu, botol petasan, dan bom molotov diarahkan ke arah aparat keamanan. Massa juga menyalakan kembang api ke arah polisi sehingga asap memenuhi sekitar lokasi.
Kembang api diarahkan dari massa yang berada di perempatan Jalan Thamrin dan Jalan Wahid Hasyim serta massa yang berada di lantai atas Gedung Sarinah.
"Teman-teman di Sarinah untuk turun semua, keluar. Yang ada di Sarinah untuk segera turun," kata pihak kepolisian mengimbau massa.
Pihak kepolisian juga terus diingatkan untuk tidak terprovokasi oleh tindakan massa yang menyalakan kembang api tersebut, dan hanya memanfaatkan tameng yang ada untuk melindungi diri.
Penetapan tersangka
Hampir bersamaan dengan kericuhan yang mulai di depan Kantor Bawaslu, Kepolisian Daerah Metro Jaya menggelar jumpa pers terkait penangkapan 257 tersangka yang telah berbuat ricuh pada Rabu dini hari.
Sebanyak 257 tersangka terdiri dari 72 tersangka diamankan di depan Bawaslu, 156 orang di lokasi kerusuhan Petamburan, dan 29 tersangka di Gambir.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengungkapkan para pelaku kericuhan di Bawaslu RI, Petamburan, dan Gambir disuruh dan dibayar oleh seseorang.
"Pelaku datang dari Jawa Barat ke Sunda Kelapa, bertemu seseorang (yang menyuruh sebelum ke TKP) di sana, dan sekarang lagi kita gali," ujarnya.
Hal itu terbukti dengan adanya pembicaraan lewat grup WA menyebarkan ajakan penyerangan dan juga melaporkan situasi kerusuhan.
Di tempat kejadian perkara ditemukan sejumlah uang yang ada di dalam amplop yang sudah bertuliskan nama-nama yang diduga pelaku kerusuhan.
Kericuhan juga sudah terencana dengan matang, karena peralatan yang dipakai untuk menyerang petugas, disiapkan oleh yang merencanakan kerusuhan bukan orang-orang yang terlibat bentrok.
Selain mengamankan sejumlah uang, kepolisian juga mengamankan clurit, batu, mercon, petasan dan busur panah.
"Pelaku disangkakan melanggar pasal 170 KUHP dan 212, 214, 218, dan untuk Petamburan dikenakan juga pasal 187 terkait pembakaran," ujarnya.
Korban bentrok
Hingga Pukul 22.30 WIB, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta telah merawat 161 korban bentrok di sekitar Jalan Thamrin, Tanah Abang maupun Petamburan, Jakarta Pusat.
Kepala Bagian Umum dan Pemasaran RSUD Tarakan Reggy S Sobari mengatakan beberapa korban bentrok antara massa dengan aparat keamanan mengalami luka akibat peluru karet.
"Ada beberapa korban yang membawa peluru karet itu saat dibawa ke RSUD Tarakan. Ada beberapa yang kami bantu mengeluarkan peluru karet itu dari tubuhnya," ungkapnya.
Reggy mengatakan tidak ada korban yang terluka akibat peluru tajam. Beberapa korban yang sudah diperbolehkan pulang malah meminta proyektil peluru karet yang mengenai tubuhnya untuk dibawa.
Dari jumlah tersebut, menurut Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang datang untuk menjenguk, sebanyak 140 korban di RSUD Tarakan sudah diperbolehkan pulang.
"Ada dua orang yang meninggal. Itu tadi pagi, bernama Adam (17) dan Widianto (18). Kemudian, ada 17 orang yang dirawat inap, perlu perhatian khusus. Yang 140 orang sudah pulang," jelasnya.
Kehadiran Fadli ke RSUD Tarakan itu merupakan bagian dari tugas pengawasan DPR untuk pendataan jumlah korban bentrok.
Sementara itu, korban bentrokan yang tercatat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencapai 24 orang yang hampir semuanya mengalami sesak nafas karena menghirup gas air mata.
Beberapa korban bentrokan bahkan harus dibawa ke ruang dekontaminasi agar tidak membawa residu gas air mata ke dalam ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Sebagai antisipasi, pihak RSCM juga menyediakan sebuah tenda khusus untuk merawat korban bentrokan.
Pada saat yang sama, Rumah Sakit Budi Kemuliaan juga tercatat telah menerima sebanyak 177 korban terluka ringan maupun berat.
Terpantau aman
Meski massa bergerak mundur sambil membakar warung sate dan pos polisi di persimpangan Jalan Wahid Hasyim menuju Jalan H Agus Salim, suasana mulai terkendali pada Kamis (23/5) Pukul 01.00 WIB.
Kondisi mulai berangsur pulih di sekitar wilayah Thamrin seiring dengan upaya gigih aparat keamanan yang terus menerus menembakkan gas air mata.
Kepala Satuan (Kasat) Binmas Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Syarif Hidayat ikut memastikan situasi di depan bundaran Hotel Indonesia (HI) telah aman terkendali.
"Silahkan dilihat langsung sejak kemarin massa hanya terkonsentrasi di depan Gedung Bawaslu saja. Tidak sampai ke sini," ujarnya.
Puluhan personel polisi anti huru-hara yang dikerahkan di kawasan bundaran HI pun sudah tampak beristirahat setelah pembubaran massa aksi demonstrasi di depan Kantor Bawaslu.
Meski demikian, menurut Syarif, polisi tetap akan bersiaga di ruas jalan mengantisipasi adanya situasi tak diduga.
Lokasi lainnya di Jakarta juga terpantau aman, termasuk di berbagai tempat wisata, salah satunya kawasan Kota Tua yang selalu ramai dikunjungi masyarakat.
Kepala Unit Pelaksana Kerja (UPK) Kota Tua Jakarta Norviadi S Husodo memastikan lokasi wisata Kota Tua aman dikunjungi meski ricuh unjukrasa berlangsung.
"Kalau di area Taman Fatahillah bisa dikatakan cukup kondusif, karena malam hari masih ada yang datang ke sana, teman komunitas juga beraktivitas," ujar Norviadi.
Terkait pengamanan, Kota Tua mendapat dukungan keamanan 50 personel TNI dan 100 personel Polri khusus di area Taman Fatahillah.
Wilayah sekitar Glodok hingga Kota Tua telah mendapatkan penebalan personel keamanan sebanyak 1.100 orang untuk membatasi pendemo melewati kawasan Kota Tua.
Secara keseluruhan, wilayah lain di Jakarta sepanjang Rabu juga terpantau kondisi aman, meski kondisi lalu lintas di berbagai ruas utama tidak seramai biasanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019