Sebanyak 45 orang mahasiswa yang merupakan perwakilan perguruan tinggi negeri dan swasta di Badung, Bali, mengikuti kegiatan Pelatihan Mahasiswa Peduli AIDS yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Badung.

"Kegiatan ini kami selenggarakan sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan HIV-AIDS dan mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan perguruan tinggi negeri dan swasta di Badung," ujar Ketua Pelaksana KPA Kabupaten Badung yang juga Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, di Nusa Dua, Rabu.

Ia mengatakan, keberadaan mahasiswa peduli AIDS harus terus ditingkatkan eksistensinya dan juga harus didukung oleh semua pihak, agar program mahasiswa peduli AIDS di perguruan tinggi ini terus meningkat kualitas dan kuantitasnya.

"Kegiatan ini juga kami pandang sangat strategis dalam mengisi dan meningkatkan kualitas pembangunan di Badung melalui kader-kader yang dicetak untuk menyosialisasikan bagaimana mengantisipasi, menanggulangi dan menangani bahaya HIV AIDS dan juga bahaya dari pemakaian narkoba," katanya.

Ia menjelaskan, negara sudah menyatakan darurat dan perang terhadap narkoba. Dan pelatihan tersebut merupakan suatu gerakan dan upaya untuk menjaga karakter serta jati diri bangsa dalam penanggulangan HIV AIDS.

Berdasarkan data, kasus HIV dan AIDS di Badung meningkat tajam beberapa tahun terakhir. Tercatat, jumlah kasus hingga bulan Desember 2018 sebanyak 2.199 kasus, dan dari jumlah itu, orang yang terjangkit berasal dari berbagai daerah dan negara yang terdaftar di KPA Kabupaten badung dan terdiri dari HIV 1.518 kasus dan AIDS 681 kasus. Sedangkan kelompok umur yang paling tinggi terinfeksi adalah usia 20-49 tahun yaitu sebanyak 90,5 persen dari total kasus.

Menurut Suiasa, hal tersebut berarti jika sejak terinfeksi sampai masuk ke kondisi AIDS membutuhkan waktu lima tahun, maka usia terendah saat terinfeksi adalah sekitar 15-24 tahun dengan jalur penularan terbesar pada usia muda adalah dari hubungan seksual dan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.

“Kaum muda yang memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan AIDS baru 21,3 persen. Hasil ini perlu mendapat perhatian khusus agar bagaimana kaum muda dapat mencegah penularan HIV-AIDS, Perlu dikembangkan jumlah generasi muda yang memahami dan mengerti secara komperehensif tentang bahaya HIV AIDS.

Selain untuk diri sendiri, nantinya mereka ini diajak untuk bergerak bersama mensosialisasikan ke masyarakat dan lingkungan khususnya generasi muda," Kata Wabup Suiasa.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelatihan Mahasiswa Peduli HIV/AIDS  Putu Sunadyati kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang HIV-AIDS, narkoba dan kesehatan reproduksi di lingkungan perguruan tinggi negeri dan swasta di wilayah Badung.

"Kami ingin meningkatkan upaya kesehatan di lingkungan perguruan tinggi, meningkatkan pengetahuan HIV AIDS, narkoba dan kesehatan reproduksi pada mahasiswa di Kabupaten Badung," katanya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019