Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali mendistribusikan tambahan 12.000 masker untuk mengantisipasi dampak erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali.
"Saya hari ini menugaskan Tim Reaksi Cepat BPBD Bali bersama TRC BPBD Karangasem untuk turun ke lapangan, di samping melakukan assessment dampak erupsi Minggu (21/4), juga untuk mengecek dan memastikan stok masker di kantong-kantong masyarakat seperti di kantor desa, sekolah dan puskesmas itu jumlahnya cukup dan memadai," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin, di Denpasar, Senin.
BPBD Bali, lanjut Rentin, pada Minggu (21/4) siang telah mendapat tambahan masker dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebanyak 50 ribu lembar.
"Untuk proses pendistribusian masker, kami berkoordinasi dengan petugas lapangan, baik itu Tim Reaksi Cepat maupun relawan. Tim sedang bergerak membawa 12 ribu masker, karena kami juga tidak berani kosong di Posko Induk BPBD Bali," ucap pria asal Mengwi, Kabupaten Badung itu.
Rentin menambahkan saat erupsi pertama di Minggu (21/4) dini hari, terjadi hujan abu vulkanik yang sebarannya relatif luas sampai ke Badung dan Denpasar bahkan paparan abu tipisnya masuk di areal Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
BPBD juga telah membagikan masker lebih dari 10 ribu, tersebar di Kabupaten Karangasem, Klungkung, Bangli, Gianyar.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kesiapsiagaan. Lengkapi diri minimal dengan masker saat beraktivitas, jika tiba-tiba erupsi terjadi kita sudah siap," ujarnya.
Rentin pun mengharapkan masyarakat untuk senantiasa mengikuti arahan petugas dan jangan terpengaruh hoaks, serta mempercayai informasi resmi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi (pemerintah).
"BPBD dibantu oleh relawan, dalam hal ini Pasebaya Agung di lingkar 28 desa terus melakukan upaya penyebarluasan informasi dalam mengedukasi masyarakat," ucapnya.
Sebelumnya, tercatat data pergeseran warga (mengungsi), yaitu warga Dusun Badeg Dukuh, Desa Sebudi, Kecamatan Selat bergeser ke Dusun Lusuh Kangin Desa Pering Sari sebanyak 9 KK atau sekitar 32 jiwa.
Penyebabnya, erupsi Gunung Agung pada Minggu (21/4) pukul 18.56 Wita dengan tinggi kolom abu 3.000 meter
"Pagi tadi melalui informasi Radio Pasebaya, masyarakat sudah kembali, hanya dua orang lansia yang masih tinggal, itu pun tinggal di rumah keluarga/kerabatnya di Dusun Lusuh Kangin," kata Rentin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Saya hari ini menugaskan Tim Reaksi Cepat BPBD Bali bersama TRC BPBD Karangasem untuk turun ke lapangan, di samping melakukan assessment dampak erupsi Minggu (21/4), juga untuk mengecek dan memastikan stok masker di kantong-kantong masyarakat seperti di kantor desa, sekolah dan puskesmas itu jumlahnya cukup dan memadai," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin, di Denpasar, Senin.
BPBD Bali, lanjut Rentin, pada Minggu (21/4) siang telah mendapat tambahan masker dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebanyak 50 ribu lembar.
"Untuk proses pendistribusian masker, kami berkoordinasi dengan petugas lapangan, baik itu Tim Reaksi Cepat maupun relawan. Tim sedang bergerak membawa 12 ribu masker, karena kami juga tidak berani kosong di Posko Induk BPBD Bali," ucap pria asal Mengwi, Kabupaten Badung itu.
Rentin menambahkan saat erupsi pertama di Minggu (21/4) dini hari, terjadi hujan abu vulkanik yang sebarannya relatif luas sampai ke Badung dan Denpasar bahkan paparan abu tipisnya masuk di areal Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
BPBD juga telah membagikan masker lebih dari 10 ribu, tersebar di Kabupaten Karangasem, Klungkung, Bangli, Gianyar.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kesiapsiagaan. Lengkapi diri minimal dengan masker saat beraktivitas, jika tiba-tiba erupsi terjadi kita sudah siap," ujarnya.
Rentin pun mengharapkan masyarakat untuk senantiasa mengikuti arahan petugas dan jangan terpengaruh hoaks, serta mempercayai informasi resmi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi (pemerintah).
"BPBD dibantu oleh relawan, dalam hal ini Pasebaya Agung di lingkar 28 desa terus melakukan upaya penyebarluasan informasi dalam mengedukasi masyarakat," ucapnya.
Sebelumnya, tercatat data pergeseran warga (mengungsi), yaitu warga Dusun Badeg Dukuh, Desa Sebudi, Kecamatan Selat bergeser ke Dusun Lusuh Kangin Desa Pering Sari sebanyak 9 KK atau sekitar 32 jiwa.
Penyebabnya, erupsi Gunung Agung pada Minggu (21/4) pukul 18.56 Wita dengan tinggi kolom abu 3.000 meter
"Pagi tadi melalui informasi Radio Pasebaya, masyarakat sudah kembali, hanya dua orang lansia yang masih tinggal, itu pun tinggal di rumah keluarga/kerabatnya di Dusun Lusuh Kangin," kata Rentin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019