Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah satwa di dunia populasinya berkurang dan bahkan kini diambang kepunahan, salah satu penyebabnya adalah produksi pakaian jadi terbuat dari kulit binatang terus meningkat.

Lembaga "People for the Ethical Treatment of Animals" (PETA) dalam siaran pers, Rabu menerangkan, dengan kondisi seperti itu, maka semua elemen masyarakat harus peduli dan mengkampanyekan agar warga tidak membeli pakaian yang terbuat dari hewan-hewan tersebut.

Begitu juga, perusahaan yang selama ini memproduksi pakaian jadi, seperti jaket wool yang terbuat dari bulu domba, begitu juga baju mantel yang terbuat dari bulu musang agar menghentikan menggunakan bahan dari kulit binatang tersebut.

"Kekejaman dan penyiksaan terhadap hewan-hewan tersebut, demi peningkatan produksi perusahaan pakaian jadi itu sangat bertentangan dengan lingkungan," kata Alexia L, seorang siswi setingkat SMP di Australia.

Ia menyebutkan, dalam tulisan ilmiahnya bahwa untuk satu mantel bulu rubah membutuhkan 18 ekor rubah merah, sedangkan mantel bulu musang menggunakan 55 ekor musang.

"Ini baru sebagian contoh binatang yang jadi korban oleh keserakahan manusia sendiri, Hal itu demi keuntungan perusahaan tersebut," katanya.

Dibagian lainnya, Alexia L dalam tulisan ilmiahnya juga menyoroti bintang-binatang yang selama ini dijadikan alat percobaan, seperti tikus, lebah dan kelinci.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011