Semarapura (Antara Bali) - Pengabenan jenazah I Ketut Ariaka (56) yang menjadi korban bentrokan warga Budaga dan Kemoning, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Minggu, tanpa iringan gong Baleganjur seperti lazimnya ritual tersebut digelar masyarakat Hindu Bali.
Meskipun tanpa iringan gong, pengabenan jenazah Ariaka berlangsung dengan hikmat dan penuh nuansa perdamaian, sebagaimana kesepakatan yang ditandatangani warga kedua desa bertikai itu.
Berdasarkan pantuan ANTARA, pada prosesi pembakaran jenazah tersebut, "bade" atau keranda diusung dari rumah duka sekitar pukul 13.30 Wita.
Keranda kemudian digotong menuju arah selatan setra (makam) Desa Adat Budaga. Pengabenan hanya mempergunakan gender yang diiikat pada "sanan" atau bambu pengusung keranda.
Bade juga terlihat diusung dengan tertib. Warga juga tidak lagi ada teriakan provokatif seperti sebelum bentrokan berdarah terjadi Sabtu (17/9) lalu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Meskipun tanpa iringan gong, pengabenan jenazah Ariaka berlangsung dengan hikmat dan penuh nuansa perdamaian, sebagaimana kesepakatan yang ditandatangani warga kedua desa bertikai itu.
Berdasarkan pantuan ANTARA, pada prosesi pembakaran jenazah tersebut, "bade" atau keranda diusung dari rumah duka sekitar pukul 13.30 Wita.
Keranda kemudian digotong menuju arah selatan setra (makam) Desa Adat Budaga. Pengabenan hanya mempergunakan gender yang diiikat pada "sanan" atau bambu pengusung keranda.
Bade juga terlihat diusung dengan tertib. Warga juga tidak lagi ada teriakan provokatif seperti sebelum bentrokan berdarah terjadi Sabtu (17/9) lalu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011