Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto menyatakan, lembaga inspektorat yang melakukan pengawasan internal di setiap kementerian dan lembaga perlu lebih mengoptimalkan berbagai upaya untuk menyelamatkan uang negara dari kebocoran.
Utut Adianto dalam rilis di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa yang menjadi tolok ukur keberhasilan inspektorat adalah ketika berhasil menyelamatkan uang negara.
"Keberhasilan Inspektorat itu bukanlah ketika berhasil memenjarakan orang, tapi mencegah pemborosan, mencegah anggaran yang tidak perlu, dan mencegah penyimpangan anggaran, itu konsepnya," ujar politisi dari PDIP ini.
Dengan melakukan pencegahan kebocoran dan penyimpangan uang negara, maka ujung-ujungnya menyelamatkan uang negara.
Ia juga mengutarakan harapannya agar ada panduan yang praktis terkait dengan audit internal yang dilakukan agar auditor tidak seolah-olah menjadi "hantu yang menakutkan".
Sebagaimana diwartakan, Presiden Institut Auditor Internal (IIA) Indonesia, Hari Setianto mendorong para pengusaha di Tanah Air, untuk memiliki auditor internal yang mampu menavigasi atau mengelola suatu usaha sesuai keinginan pasar yang bersifat milenial.
"Dalam era milenial saat ini, media sosial juga dapat mengubah opini pasar dan konsumen, sehingga saya mengharapkan para auditor di perusahaan dapat mengelola usaha secara milenial," ujar Hari.
Mengingat para konsumen rata-rata berusia muda atau milenial, pihaknya mendorong perusahaan memiliki auditor agile atau auditor yang bisa melihat risiko ke depan dan update dengan perkembangan zaman.
Ia menilai perusahaan yang memiliki cyber security lebih awal, maka sudah lebih tahu sejak awal kapan akan terkena imbas dampak global dari perkembangan bisnis atau usaha yang terjadi ke depannya, sehingga perusahaan tidak lagi ketinggalan zaman.
"Apabila perusahaan memiliki navigator agile, maka bisa mempersiapkan diri sejak awal agar tidak terimbas dampak global dan mampu mengarahkan suatu perusahaan lebih positif yang mengikuti perkembangan zaman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Utut Adianto dalam rilis di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa yang menjadi tolok ukur keberhasilan inspektorat adalah ketika berhasil menyelamatkan uang negara.
"Keberhasilan Inspektorat itu bukanlah ketika berhasil memenjarakan orang, tapi mencegah pemborosan, mencegah anggaran yang tidak perlu, dan mencegah penyimpangan anggaran, itu konsepnya," ujar politisi dari PDIP ini.
Dengan melakukan pencegahan kebocoran dan penyimpangan uang negara, maka ujung-ujungnya menyelamatkan uang negara.
Ia juga mengutarakan harapannya agar ada panduan yang praktis terkait dengan audit internal yang dilakukan agar auditor tidak seolah-olah menjadi "hantu yang menakutkan".
Sebagaimana diwartakan, Presiden Institut Auditor Internal (IIA) Indonesia, Hari Setianto mendorong para pengusaha di Tanah Air, untuk memiliki auditor internal yang mampu menavigasi atau mengelola suatu usaha sesuai keinginan pasar yang bersifat milenial.
"Dalam era milenial saat ini, media sosial juga dapat mengubah opini pasar dan konsumen, sehingga saya mengharapkan para auditor di perusahaan dapat mengelola usaha secara milenial," ujar Hari.
Mengingat para konsumen rata-rata berusia muda atau milenial, pihaknya mendorong perusahaan memiliki auditor agile atau auditor yang bisa melihat risiko ke depan dan update dengan perkembangan zaman.
Ia menilai perusahaan yang memiliki cyber security lebih awal, maka sudah lebih tahu sejak awal kapan akan terkena imbas dampak global dari perkembangan bisnis atau usaha yang terjadi ke depannya, sehingga perusahaan tidak lagi ketinggalan zaman.
"Apabila perusahaan memiliki navigator agile, maka bisa mempersiapkan diri sejak awal agar tidak terimbas dampak global dan mampu mengarahkan suatu perusahaan lebih positif yang mengikuti perkembangan zaman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019