Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta menyatakan pihaknya membutuhkan bantuan pemerintah pusat (Jakarta) dalam menangani pencemaran danau Batur di di Kecamatan Kintamani, Bangli.

"Danau Batur sebagai kawasan daya tarik wisata khusus (KDTWK) dan termasuk bagian Batur Global Geopark, Danau Batur yang berada di Kecamatan Kintamani, Bangli, merupakan kawasan strategis berdasarkan kepentingan sosial budaya dan kawasan strategis untuk kepentingan fungsi serta daya dukung lingkungan hidup," katanya dalam keterangan pers Diskominfo Bangli yang diterima, Selasa.

Namun di tengah beragam potensi yang dimiliki Danau Batur, baik dalam bidang ekonomi, ekologi, dan sosial budaya, danau terbesar di Bali itu justru menghadapi berbagai permasalahan, mulai dari pencemaran air, erosi, sedimentasi dan pendangkalan, pertambangan galian C, pemanfaatan air yang berlebihan, serta alih fungsi lahan dan perambahan.

Hal ini disampaikan Wabup Sedana Arta saat menjadi pembicara dalam rapat Koordinasi Penyelamatan Danau Prioritas Nasional dan Revitalisasi Gerakan Penyelamatan Danau, yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Senin (25/3).

Pada kesempatan tersebut Wabup Sedana Arta juga memaparkan kondisi terkini Danau Batur dan berharap permasalahan yang selama ini mendera Danau Batur, penanganannya bisa dibantu oleh pemerintah pusat.


Wabup asal Desa Sulahan, Susut ini juga mengatakan untuk mengatasi permasalahan danau kritis di Indonesia, termasuk Danau Batur, diperlukan adanya pengelolaan yang serius dan berkelanjutan.

Adapun arah pokok pengelolaan Danau Batur yang diusulkan yakni penataan kawasan yang terdiri dari penataan kawasan pertanian dan pembuatan sempadan danau. Usaha tani konservasi yakni usaha tani yang disertai penerapan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air yang lebih menekankan pada pola pengaturan tanaman.

Penyediaan/pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) dengan sasaran mengurangi laju sedimentasi/pendangkalan dan meningkatkan kualitas air danau. Disebutkan, jenis sarpras yang dimaksud, yakni bangunan konservasi tanah dan air (KTA), Sarpras Pengolahan Sampah, IPAL komunal, Nano Bubble Generator dan Pengolah Gulma (pencacah kompos dan biodigester).

Selain itu, arah pokok pengelolaan lainnya berupa reboisasi/penghijauan dengan sasaran peningkatan tutupan vegetasi, penegakan hukum, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (penyediaan alternatif usaha pengganti KJA dan pertanian tidak ramah lingkungan) dengan alternatif budidaya ikan dalam terpal dan pertanian organik.

Untuk mewujudkan semua itu, Pemerintah Kabupaten Bangli tidak bisa melakukannya sendiri. Karena itu Wabup Sedana Arta dalam kesempatan tersebut memohon kepada pemerintah pusat, untuk dapat kirannya membantu Bangli melakukan revitalisasi gerakan penyelamatan Danau Batur.

“Mudah-mudahan tahun ini menjadi awal dari kesadaran kita untuk kembali memuliakan bumi dan melestarikan danau-danau yang ada di Indonesia,” tutupnya. (ed)

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019