Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali akan membantu warga miskin di wilayahnya untuk beternak sapi bersertifikasi, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Hal itu disampaikan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat menerima audensi Tim Pusat Kajian Sapi Bali dari Universitas Udayana di kantornya, Selasa.

"Melalui program padat karya produktif, kami akan membantu warga kurang mampu yang mau menjadi peternak dengan pemberian bibit sapi tersertifikasi. Lembaga Pusat Kajian Sapi Bali kami harapkan mampu menciptakan bibit sapi yang berkualitas dan tersertifikasi," katanya.

Menurutnya, bibit sapi tersertifikasi tentu memiliki harga yang lebih tinggi namun dengan SK Bupati, maka masalah itu akan bisa diselesaikan sehingga bibit sapi unggul bisa dibeli.

Ia mengatakan, sapi yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang lebih baik, menghasilkan daging dan bibit yang bagus pula.

"Setelah nantinya sapi menjadi banyak di pasaran, pemerintah juga harus menjamin harga sapi tetap stabil. Kami berharap Pemerintah Provinsi Bali membuat dan menegakkan peraturan, dimana pihak perhotelan dan restoran di Bali supaya menggunakan daging sapi Bali," katanya.

Saat daging sapi bali kurang berkualitas, ia mengatakan,  tugas dari para peneliti, akademisi dan juru masak untuk meneliti dan mengolah daging sapi bali sehingga bisa menyaingi daging lainnya yang kualitasnya lebih bagus.

“Memang dikatakan daging sapi bali masih kalah kualitas dibanding daging sapi lainnya, untuk itu saya harap pihak peneliti, akademisi dan juru masak untuk mengolah daging sehingga memiliki rasa yang tidak kalah dengan daging sapi lainnya," katanya.

Untuk mendukung program itu, ia mengatakan, Pemkab Klungkung sudah siap dengan memberikan solusi membeli bibit sapi yang sudah tersertifikasi untuk mendukung program padat karya produktif.

Sementara Ketua Pusat Kajian Sapi Bali Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwit, Mkes mengatakan, sejak tahun 2015 Pusat Kajian Sapi Bali bersama Dinas Pertanian Klungkung telah merancang kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas sapi Bali di Nusa Penida.

Kegiatan diawali dengan melakukan seminar, menyusun perencanaan Vilage Breeding Center (VBC), melakukan pendampingan kepada peternak, verifikasi dan validasi SKLB (Surat Keterangan Layak Bibit) serta lomba ternak di tahun 2017.

Namun, katanya,  seluruh program tersebut dirasa belum mampu memberikan outcome kepada peternak dan terbukti dengan masih rendahnya nilai jual sapi Bali.

Terkait ini, Suwirta sepakat, selama ini tindak lanjut dari SK Menteri dimana Nusa Penida, Klungkung telah ditetapkan sebagai Wilayah Sumber Bibit Sapi Bali belum berhasil, karena tidak ada outcome bagi peternak di wilayah tersebut.

"Makanya kami mengatasinya dengan program padat karya produktif, agar tercapai outcome bagi peternak termasuk bagi warga kurang mampu," katanya. (ed)

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019