Seorang anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora bernama Basir alias Romzi tertembak mati dalam baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala di Desa Padopi, Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (3/3).
Asisten Operasi Kepala Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi, dalam konferensi pers di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Senin, menuturkan, pada pukul 17.15 WITA Minggu, terjadi kontak tembak antara Satgas Tinombala dan lima orang anggota MIT.
"Dalam kejadian tersebut telah tertembak satu orang DPO atas nama Basir alias Romzi, yang termasuk DPO yang lama, di bawahnya Ali kalora," ujar Sufahriadi.
Basir yang diduga berasal dari Bima membawa sepucuk senjata M16 dan merupakan anak buah Ali Kalora yang memiliki peran penting di kelompok MIT.
Satgas juga menangkap seorang lagi anggota MIT yang tertembak dan dalam keadaan hidup bernama Aditya yang berasal dari Ambon.
Sementara Ali Kalora sampai saat ini belum tertangkap, tetapi masih dalam kelompok itu dan berada di dalam hutan.
Sufahriadi menyebut masyarakat di Padopi takut kepada Ali Kalora karena tidak segan turun gunung mendatangi rumah warga apabila melakukan kontak dengan polisi sehingga satgas melakukan pembinaan kepada masyarakat dan memberi pengertian polisi akan melindungi masyarakat.
Dengan berkurangnya dua anggota, kini kekuatan MIT sebanyak 12 orang dengan dua senjata M16 dan dua senjata pendek. Ia mengatakan sejauh ini diperkirakan tidak ada penambahan senjata di kelompok tersebut.
Dengan jumlah Satgas Tinombala tiga satuan setingkat kompi dari Polda Sulteng, satu satuan setingkat kompi dari Mabes Polri dan dua satuan setingkat kompi dari TNI, disebutnya sudah cukup dan tidak perlu dilakukan penambahan personel.
Baca juga: Satgas Tinombala buru 14 anggota Mujahidin Indonesia Timur
Baca juga: Kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora rekrut tujuh anggota baru
Baca juga: KSP: Tidak ada toleransi untuk terorisme
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Asisten Operasi Kepala Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi, dalam konferensi pers di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Senin, menuturkan, pada pukul 17.15 WITA Minggu, terjadi kontak tembak antara Satgas Tinombala dan lima orang anggota MIT.
"Dalam kejadian tersebut telah tertembak satu orang DPO atas nama Basir alias Romzi, yang termasuk DPO yang lama, di bawahnya Ali kalora," ujar Sufahriadi.
Basir yang diduga berasal dari Bima membawa sepucuk senjata M16 dan merupakan anak buah Ali Kalora yang memiliki peran penting di kelompok MIT.
Satgas juga menangkap seorang lagi anggota MIT yang tertembak dan dalam keadaan hidup bernama Aditya yang berasal dari Ambon.
Sementara Ali Kalora sampai saat ini belum tertangkap, tetapi masih dalam kelompok itu dan berada di dalam hutan.
Sufahriadi menyebut masyarakat di Padopi takut kepada Ali Kalora karena tidak segan turun gunung mendatangi rumah warga apabila melakukan kontak dengan polisi sehingga satgas melakukan pembinaan kepada masyarakat dan memberi pengertian polisi akan melindungi masyarakat.
Dengan berkurangnya dua anggota, kini kekuatan MIT sebanyak 12 orang dengan dua senjata M16 dan dua senjata pendek. Ia mengatakan sejauh ini diperkirakan tidak ada penambahan senjata di kelompok tersebut.
Dengan jumlah Satgas Tinombala tiga satuan setingkat kompi dari Polda Sulteng, satu satuan setingkat kompi dari Mabes Polri dan dua satuan setingkat kompi dari TNI, disebutnya sudah cukup dan tidak perlu dilakukan penambahan personel.
Baca juga: Satgas Tinombala buru 14 anggota Mujahidin Indonesia Timur
Baca juga: Kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora rekrut tujuh anggota baru
Baca juga: KSP: Tidak ada toleransi untuk terorisme
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019