Kementerian Pertanian (Kementan) melepas ekspor buah manggis sebanyak 3.010 ton dari Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat untuk dikirim ke China. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro mengatakan manggis merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia dan telah menunjukkan kinerja yang membanggakan, yakni ekspor dari tahun 2013 hingga 2018 mengalami peningkatan yang tajam.

"Di tahun 2013 ekspornya hanya 7.000 ton, namun di 2018 naik menjadi 39 ribu ton, atau naik sebanyak 400,2 persen. Sebanyak 40 persen total ekspor, manggisnya berasal dari Jawa Barat. Sentra produksi manggis Jawa Barat di antaranya Purwakarta, Subang, Sukabumi dan Tasikmalaya," kata Syukur pada pelepasan ekspor manggis di Tajug Gede Cilodong, Desa Cibungur, Purwakarta, Rabu.

Syukur menyebutkan tujuan ekspor manggis Indonesia telah menembus banyak negara, seperti Tiongkok, Hongkong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia dan beberapa negara Asean lainnya.

Menurut dia, target ekspor harus lebih ditingkatkan, bahkan mengalahkan pesaing pasar ekspor, yakni Thailand. Peningkatan ekspor tentunya melalui intensifikasi produksi dan replanting.

Program replanting pohon manggis oleh Kementan dilakukan dengan memberikan bantuan bibit unggul yang dihasilkan Badan Litbang Kementan. Untuk Kabupaten Purwakarta, bantuan bibit manggis diberikan sebanyak 3.500 pohon.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, menambahkan berbagai kebijakan dan kemudahan perizinan telah mendongkrak ekspor hortikuktura. Tecatat, dari data BPS, pada 2018 ekspor manggis naik 29 persen dibandingkan 2017. 

Ekspor manggis pada 2018 tercatat sebesar 38.830 ton atau naik 324 persen dari 2017 sebesar 9.167 ton, dengan nilai ekspor manggis 2018 Rp474 miliar atau naik 778 persen dari 2017.

Menurut Suwandi, kunci peningkatan ekspor manggis yakni ada pada peningkatan mutu produk hortikultura dan perluasan pasar hingga ekspor dapat ditingkatkan. Sebanyak 24 persen dari total produksi manggis Indonesia sudah diekspor.

"Ini dilakukan dengan cara pembinaan kebun kebun, meningkatkan kualitas manggis, pengendalian organisme pengganggu tanaman serta penanganan pasca panen dan packaging yang memenuhi standar," kata Suwandi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Purwakarta, Agus Suherlan mengatakan Kabupaten Purwakarta memiliki topografi yang bervariasi dengan lima kecamatan sentra sayuran dan buah-buahan yakni Wanayasa, Pondok Salam, Kiara Pedes, Bojong dan Darandang.

"Di Purwakarta sudah ada beberapa eksportir, ini yang akan memberikan kemudahan bagi petani. Contohnya manggis, bulan Februari akan panen sekitar 50 ribu ton," kata Agus.

Luas lahan manggis di Purwakarta mencapai 1.400 hektar yang tersebar di lima kecamatan tersebut. Harga saat ini semakin bagus seiring dengan adanya dua eksportir peserta dua unit packaging house di dua kecamatan, yakni Darandang dan Purwakarta. 

"Bila dulu harganya maksimal Rp12.000 per kg, tapi sekarang untuk diekspor Rp28.000 per kilogram," ungkap Agus.

Baca juga: Eksportir manggis akui Thailand pesaing pasar di Tiongkok
Baca juga: Mentan lepas ekspor manggis Sukabumi ke Tiongkok
 

(AL)

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019