Denpasar (Antaranews Bali) - Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Ruddi Setiawan bersilaturahmi dengan Lembaga Dahwah Islam Indonesia (LDII) Kota Denpasar, Bali, yang juga dalam rangka menyosialisasikan upaya pencegahan paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan, dalam siaran pers di Denpasar, Selasa, menuturkan jaringan teroris secara terstruktur di Indonesia lebih didominasi jamaah Anshorut Taukid ( JAT), yang melakukan aksinya saat Bom Bali 1 dan Bali 2.
"Saya berharap melalui sosialisasi ini Bali jangan lagi ada kejadian bom lagi," kata Kapolresta didampingi Wakapolresta Denpasar, AKBP Benny Pramono.
Pihaknya mendorong warga agar lebih waspada dan apabila ada orang yang dicurigai agar segera melaporkan ke polisi.
Selain pencegahan terorisme, Ruddi menyampaikan kasus peredaran narkotika, dan premanisme di Bali masih dijadikan sasaran kejahatan.
"Mari bersatu lawan terorisme, karena terorisme merupakan faham kelompok dengan melakukan ancaman yang dapat menimbulkan rasa takut untuk suatu tujuan tertentu," katanya.
Selain itu, pihaknya memohon dukungan kepada LDII Denpasar untuk menjaga situasi menjelang Pilpres-Pileg 2019, agar pesta demokrasi dapat berjalan aman dan damai.
Pertemuan yang berlangsung di Gedung Serbaguna LDII jalan Padang Griya, Gang II No.1 Padangsambian Denpasar, Senin malam, Pukul 20.25 Wita itu, mengangkat tema "Sosialisai bahaya Radikalisme, intoleransi, dan terorisme" dihadiri 500 orang warga LDII Kota Denpasar yang juga melaksanakan gema Wahyu illahi (pembacaan ayat Suci Alquran) oleh Bapak Muchlis.
Sementara itu, Ketua LDII Kota Denpasar H.M. Kafilari Rohimanto, mengucapkan terima kasih kepada Kapolresta Denpasar untuk memberikan pemahaman terkait bahaya radikalisme, intoleransi dan terorisme, termasuk penggunaan media sosial.
"Hal ini sudah kami tanamkan kepada warga kami disini tentang empat pilar kebangsaan, dan mendukung langkah-langkah pemerintah yang sah," ujar Kafilari yang dalam acara itu dihadiri Wakil Ketua LDII Provinsi Bali H. Bagus Wiyono.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Denpasar, KH.Saifuddin Zainani, menghimbau setiap organisasi harus tunduk dengan karakter Indonesia.
"LDII harus memiliki karakter ke-Indonesiaan, Pancasila adalah tempat terminalnya agama-agama dan mengajak lDII jangan bimbang dan jangan ragu kita adalah Indonesia, tidak boleh ada radikalisme, intoleransi, dan terorisme," ujarnya.
Dalam acara itu dilanjutkan dengan tukar cindera mata oleh Kapolresta Denpasar dan Ketua LDII Kota Denpasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan, dalam siaran pers di Denpasar, Selasa, menuturkan jaringan teroris secara terstruktur di Indonesia lebih didominasi jamaah Anshorut Taukid ( JAT), yang melakukan aksinya saat Bom Bali 1 dan Bali 2.
"Saya berharap melalui sosialisasi ini Bali jangan lagi ada kejadian bom lagi," kata Kapolresta didampingi Wakapolresta Denpasar, AKBP Benny Pramono.
Pihaknya mendorong warga agar lebih waspada dan apabila ada orang yang dicurigai agar segera melaporkan ke polisi.
Selain pencegahan terorisme, Ruddi menyampaikan kasus peredaran narkotika, dan premanisme di Bali masih dijadikan sasaran kejahatan.
"Mari bersatu lawan terorisme, karena terorisme merupakan faham kelompok dengan melakukan ancaman yang dapat menimbulkan rasa takut untuk suatu tujuan tertentu," katanya.
Selain itu, pihaknya memohon dukungan kepada LDII Denpasar untuk menjaga situasi menjelang Pilpres-Pileg 2019, agar pesta demokrasi dapat berjalan aman dan damai.
Pertemuan yang berlangsung di Gedung Serbaguna LDII jalan Padang Griya, Gang II No.1 Padangsambian Denpasar, Senin malam, Pukul 20.25 Wita itu, mengangkat tema "Sosialisai bahaya Radikalisme, intoleransi, dan terorisme" dihadiri 500 orang warga LDII Kota Denpasar yang juga melaksanakan gema Wahyu illahi (pembacaan ayat Suci Alquran) oleh Bapak Muchlis.
Sementara itu, Ketua LDII Kota Denpasar H.M. Kafilari Rohimanto, mengucapkan terima kasih kepada Kapolresta Denpasar untuk memberikan pemahaman terkait bahaya radikalisme, intoleransi dan terorisme, termasuk penggunaan media sosial.
"Hal ini sudah kami tanamkan kepada warga kami disini tentang empat pilar kebangsaan, dan mendukung langkah-langkah pemerintah yang sah," ujar Kafilari yang dalam acara itu dihadiri Wakil Ketua LDII Provinsi Bali H. Bagus Wiyono.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Denpasar, KH.Saifuddin Zainani, menghimbau setiap organisasi harus tunduk dengan karakter Indonesia.
"LDII harus memiliki karakter ke-Indonesiaan, Pancasila adalah tempat terminalnya agama-agama dan mengajak lDII jangan bimbang dan jangan ragu kita adalah Indonesia, tidak boleh ada radikalisme, intoleransi, dan terorisme," ujarnya.
Dalam acara itu dilanjutkan dengan tukar cindera mata oleh Kapolresta Denpasar dan Ketua LDII Kota Denpasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019