Nusa Dua, Bali (Antaranews Bali) - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, Heru Kristiyana mengatakan, peluang Industri Jasa Keuangan Bali dan Nusa Tenggara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masih cukup besar, dalam sektor pariwisata.
"Bali ini kan daerah pariwisata dunia sehingga pembiayaan industri jasa keuangan harus terus didukung , khususnya sektor pariwisata sesuai arahan pemerintah, supaya tumbuh lebih bagus," ujar Heru di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Dengan modal sumberdaya yang kuat, lanjut Heru, Bali akan terus menjadi pariwisata kelas dunia, hal ini dibuktikan dengan banyaknya tempat wisata alam baru dan juga kesenian jenis tarinya yang terus berkembang dan bertambah dengan kreasi yang baru.
Demikian halnya dengan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi pariwisata sangat besar dan bahkan beberapa objek diantaranya ditetapkan sebagai bagian dari sepuluh kawasan strategis pariwisata nasional.
"Ini yang harus kita dorong dan kembangkan ke depannya," katanya.
Dengan KSPN Mandalika di NTB yang juga merupakan Kawasan Ekonomi Khusus, dan Labuan Bajo serta Pulau Komodo di NTT, maka akan dibutuhkan pembiayaan untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata tersebut, khususnya pembangunan infrastruktur.
"Pembangunan jalan untuk peningkatan akses, pembangunan sarana dan prasarana di sekitar kawasan tersebut, serta pemberdayaan masyarakat di lingkungan wisata, perlu dukungan dari sektor jasa keuangan. Sinergi antara pemerintah dan sektor jasa keuangan dalam pembangunan ini pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya," katanya.
Ia menerangkan, modal lain yang dimiliki adalah potensi pertumbuhan industri kreatif dan UMKM Bali dan Nusa Tenggara yang tinggi. Bali dan Nusa Tenggara juga didukung tingkat literasi dan inklusi keuangan terus meningkat, besarnya potensi pemanfaatan pasar modal dan berkembangnya layanan teknologi finansial.
"Dengan berbagai potensi dan tantangan yang dihadapi, maka kolaborasi antara otoritas, sektor jasa keuangan dan lembaga terkait harus senantiasa dijaga dan ditingkatkan," katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyambut baik pertemuan tahunan ini dan dinilai penting sebagai indikator seberapa besar kontribusi industri Industri Jasa Keuangan di Bali dan Nusa Tenggara untuk mendorong pertumbuhan perekonomian daerah maupun nasional.
"Industri Jasa Keuangan sebagai pelaku ekonomi, hendaknya mampu memberi warna dan peranan dalam mendorong percepatan Usaha Ekonomi Mikro dan Menengah, serta mengupayakan peluang inovatif sebanyak mungkin untuk menumbuhkan peluang ekonomi kerakyatan," katanya.
Ia mengatakan, kerja sama antara Pemerintah Provinsi Bali dengan OJK hendaknya terus ditingkatkan dalam rangka memperkuat akses keuangan, utamanya bagi para petani dan nelayan, serta pelaku usaha kecil menengah, termasuk upaya pencegahan dan penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang perhimpunan dana masyarakat.
"Demikian juga pengelolaan investasi agar tidak terulang kembali munculnya investasi illegal yang banyak merugikan masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Bali ini kan daerah pariwisata dunia sehingga pembiayaan industri jasa keuangan harus terus didukung , khususnya sektor pariwisata sesuai arahan pemerintah, supaya tumbuh lebih bagus," ujar Heru di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Dengan modal sumberdaya yang kuat, lanjut Heru, Bali akan terus menjadi pariwisata kelas dunia, hal ini dibuktikan dengan banyaknya tempat wisata alam baru dan juga kesenian jenis tarinya yang terus berkembang dan bertambah dengan kreasi yang baru.
Demikian halnya dengan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi pariwisata sangat besar dan bahkan beberapa objek diantaranya ditetapkan sebagai bagian dari sepuluh kawasan strategis pariwisata nasional.
"Ini yang harus kita dorong dan kembangkan ke depannya," katanya.
Dengan KSPN Mandalika di NTB yang juga merupakan Kawasan Ekonomi Khusus, dan Labuan Bajo serta Pulau Komodo di NTT, maka akan dibutuhkan pembiayaan untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata tersebut, khususnya pembangunan infrastruktur.
"Pembangunan jalan untuk peningkatan akses, pembangunan sarana dan prasarana di sekitar kawasan tersebut, serta pemberdayaan masyarakat di lingkungan wisata, perlu dukungan dari sektor jasa keuangan. Sinergi antara pemerintah dan sektor jasa keuangan dalam pembangunan ini pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya," katanya.
Ia menerangkan, modal lain yang dimiliki adalah potensi pertumbuhan industri kreatif dan UMKM Bali dan Nusa Tenggara yang tinggi. Bali dan Nusa Tenggara juga didukung tingkat literasi dan inklusi keuangan terus meningkat, besarnya potensi pemanfaatan pasar modal dan berkembangnya layanan teknologi finansial.
"Dengan berbagai potensi dan tantangan yang dihadapi, maka kolaborasi antara otoritas, sektor jasa keuangan dan lembaga terkait harus senantiasa dijaga dan ditingkatkan," katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyambut baik pertemuan tahunan ini dan dinilai penting sebagai indikator seberapa besar kontribusi industri Industri Jasa Keuangan di Bali dan Nusa Tenggara untuk mendorong pertumbuhan perekonomian daerah maupun nasional.
"Industri Jasa Keuangan sebagai pelaku ekonomi, hendaknya mampu memberi warna dan peranan dalam mendorong percepatan Usaha Ekonomi Mikro dan Menengah, serta mengupayakan peluang inovatif sebanyak mungkin untuk menumbuhkan peluang ekonomi kerakyatan," katanya.
Ia mengatakan, kerja sama antara Pemerintah Provinsi Bali dengan OJK hendaknya terus ditingkatkan dalam rangka memperkuat akses keuangan, utamanya bagi para petani dan nelayan, serta pelaku usaha kecil menengah, termasuk upaya pencegahan dan penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang perhimpunan dana masyarakat.
"Demikian juga pengelolaan investasi agar tidak terulang kembali munculnya investasi illegal yang banyak merugikan masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019