Klaten (Antaranews) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten menyatakan hujan abu akibat aktivitas Gunung Merapi yang terjadi pada Jumat (4/1) malam tidak mengganggu aktivitas warga.

"Terjadi luncuran lava sejauh 1,2 kilometer dan tidak parah, hanya berlangsung 20 menit," kata Kepala BPBD Kabupaten Klaten Bambang Giyanto di Klaten, Sabtu.

Ia mengatakan kejadian tersebut pada pukul 20.01 WIB. Dua desa yang terdampak hujan abu tersebut, yaitu Desa Tegalmulyo dan Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.

"Malam itu juga kami langsung 'dropping' masker, meskipun di sana (rumah warga, red.) juga masih tetapi kami mengantisipasi kalau kekurangan," katanya.

Ia mengatakan beberapa hari terakhir ini, Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar yang mengarah ke Kali Gendol, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

"Semalam juga keluar lagi lava pijar, tepatnya pukul 00.53 WIB dan hanya berlangsung sekitar dua menit," katanya.

Sebagai langkah antisipasi terjadinya erupsi Merapi, pihaknya sudah menyiapkan 10 klaster pengungsian, di antaranya klaster pengungsian, klaster keamanan, klaster peternakan, klaster kesehatan, dan klaster dapur umum.

Langkah lain, pihaknya juga menyiapkan sekitar 25.000 masker untuk mengantisipasi abu dari letusan Gunung Merapi.

"Untuk hujan abu yang terjadi tadi malam (4 Januari, red) kami sudah mengirimkan 2.600 masker ke Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten," katanya.

Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana mengatakan ikut memantau langsung perkembangan aktivitas Gunung Merapi.

"Kami mengimbau masyarakat tetap tenang karena aktivitas Merapi masih level waspada," katanya.

Ia juga meminta masyarakat untuk melanjutkan aktivitas ronda sekaligus memantau perkembangan Gunung Merapi.  (ed)


 

Pewarta: Aris Wasita

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019