Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali mendorong pengusaha UKM di daerah itu untuk memperbanyak pemasaran lewat sistem dalam jaringan atau "online" agar skala produksi dan pangsa pasar semakin luas.
       
"Dengan pemasaran online, maka produk yang dihasilkan bukan hanya untuk memenuhi internal pasar lokal Bali, tetapi bisa menjangkau pasar nasional bahkan internasional. Apalagi sistem pemasaran tersebut kini sedang digandrungi generasi milenial," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra, di Denpasar, Rabu.
     
Oleh karena  itu, pihaknya sangat senang jika sejumlah perusahaan nasional semakin banyak yang mau menggandeng UKM-UKM di Bali untuk pemasaran dengan sistem daring, seperti yang sebelumnya dilakukan oleh Telkomsel, Bukalapak, Sampoerna Tbk dan sebagainya.
     
"Dari kolaborasi yang sudah terjalin, hasilnya ternyata semakin banyak UKM yang sebelumnya kelas pamerannya di Art Center, Denpasar, sekarang sudah bisa pemasarannya sampai ke Bandung, Jakarta bahkan diekspor dan imbasnya skala produksi makin meningkat," ucapnya.
       
Jumlah UKM di Pulau Dewata,  sampai saat ini mencapai 312 ribu. Pihaknya melihat dari sisi pembiayaan, umumnya UKM di Bali tidak ada masalah karena sudah ada kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga yang rendah.
       
"Kesulitannya justru di akses pemasaran, karena sia-sia barang banyak diproduksi jika tidak terserap pasar. Di samping sering masih ada persoalan untuk mempertahankan kualitas produksi, hingga standar produksi yang aman dan bagus dari sisi kesehatan," ujarnya.
       
Dinas Koperasi sendiri melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), yang memiliki sejumlah konsultan yakni konsultan manajemen, konsultan produksi, konsultan pemasaran, akunting dan sebagainya, juga rutin ditugaskan turun ke lapangan melakukan pembinaan dan pendampingan kepada UKM.
       
Gede Indra mengingatkan jika UKM sudah memiliki pasar yang luas dengan didukung pemasaran daring, maka harus bisa menjamin  konsistensi atau keberlanjutan dari sisi kuantias dan kualitas hasil produksi. "Jangan sampai ketika sudah diminati pasar, justru barang yang diinginkan konsumen tidak tersedia," katanya.      

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019