Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia mencatat kebutuhan uang tunai selama rangkaian Hari Raya Natal, Galungan dan Kuningan di Bali mencapai sekitar Rp2,3 triliun atau melonjak 31 persen jika dibandingkan periode Desember 2017.
     
"Peningkatan itu karena hari raya yang berbarengan sehingga perbankan harus memenuhi kebutuhan nasabah dan pengisian ATM sepanjang libur panjang," kata Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi BI Bali Teguh Setiadi di Denpasar, Sabtu. 
     
Menurut dia, kebutuhan uang tunai Rp2,3 triliun itu terdiri dari pecahan Rp100.000 sebesar Rp1,75 triliun, Rp50.000 sebesar Rp481 miliar dan pecahan Rp20.000 dan pecahan lebih kecil sebesar Rp69,4 miliar. 
     
Selain karena faktor hari raya keagamaan, meningkatnya kebutuhan uang tunai, kata dia, juga disebabkan penyelesaian kewajiban pemerintah dalam pencairan gaji PNS, TNI dan Polri untuk Januari 2019 yang disiapkan sejak Desember 2018.
     
"Kebutuhan uang pada Desember akan makin meningkat karena perbankan masih memberikan layanan pemenuhan uang untuk nasabah menjelang penutupan tahun, 27-28 Desember," katanya. 
     
Sementara itu pada akhir tahun ini terdapat beberapa pecahan uang rupiah yang akan dicabut dan ditarik dari peredaran yakni pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 tahun emisi 1999 dan pecahan Rp20.000 dan Rp10.000 tahun 1998.
   
 Untuk itu bank sentral di Bali itu memberikan pelayanan penukaran uang tersebut setiap hari kerja mulai pukul 09.00-12.00 Wita dan layanan khusus 29-30 Desember 2018 mulai 09.00-12.00 Wita. 
     
Sejak diumumkan terkait pencabutan dan penarikan uang pecahan itu, sepanjang Desember 2018 penukaran uang dicabut atau ditarik mencapai Rp327,3 juta, atau naik dibandingkan bulan sebelumnya mencapai Rp126,4 juta. (*)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018