Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia menyebutkan optimisme konsumen di Bali terhadap pendapatan dan dunia usaha dalam enam bulan mendatang diyakini akan mendongkrak sektor perdagangan eceran.
     
"Hasil survei kami terhadap konsumen periode November 2018 mengindikasikan tingkat keyakinan konsumen berada pada level yang optimis," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Azka Subhan di Denpasar, Selasa.
     
Menurut Azka, dari hasil survei didapatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode November 2018 melampaui rata-rata indeks yakni mencapai 110,8 atau naik 3,5 poin dibanding bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan periode November 2017, IKK juga mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 10,5 poin. 
     
Peningkatan IKK itu, kata dia, terutama didorong oleh salah satu komponen pembentuknya yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat meningkat sebesar 7,8 poin dibanding bulan sebelumnya. 
     
Meningkatnya IEK secara bulanan terutama didorong oleh peningkatan indeks keyakinan terhadap kondisi kegiatan usaha secara umum enam bulan mendatang, penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja enam bulan yang akan datang.
     
Sementara itu berdasarkan komposisi penggunaan, hasil survei menunjukan konsumsi masih mendominasi pengeluaran diikuti oleh cicilan atau pinjaman dan tabungan. 
     
Azka menjelaskan konsumsi diperkirakan masih akan mendominasi pengeluaran pada triwulan mendatang karena indeks konsumsi dibandingkan saat ini menunjukkan peningkatan dari 158,5 poin pada Oktober 2018 menjadi 159,5 poin pada November 2018. 
     
Sementara itu, jenis investasi yang menjadi pilihan utama dalam 12 bulan ke depan bagi 71 persen atau sebagian besar responden masih berupa tabunga ln atau deposito, diikuti dengan investasi berupa properti yakni tanah, rumah, apartemen sebanyak 14 persen responden.
     
Seiring optimisme konsumen, hasil survei penjualan eceran di Bali juga menunjukkan peningkatan kinerja yang tercermin dari indeks penjualan riil mencapai di atas 100. 
     
Setelah pada dua periode sebelumnya yakni September dan Oktober 2018 mengalami kontraksi, omzet penjualan eceran secara keseluruhan pada November 2018 diperkirakan meningkat sebesar 0,04 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. 
     
Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya permintaan dalam negeri seiring peningkatan daya beli masyarakat serta adanya peningkatan permintaan jelang tahun baru. 
     
Dari sisi harga, lanjut dia, hasil survei pedagang eceran mengindikasikan melandainya tekanan harga di tingkat pedagang eceran tiga hungga enam bulan mendatang pasca-kenaikan permintaan barang dan jasa yang terjadi pada pergantian tahun. 
   
Indikasi tersebut tercermin dari perkembangan indeks ekspektasi harga umum tiga bulan mendatang yang mengalami penurunan dari 183 pada Oktober 2018 menjadi 151 pada bulan berjalan. 
     
"Sejalan dengan itu indeks ekspektasi harga enam bulan mendatang juga mengalami penurunan dari 163 pada Oktober 2018 menjadi sebesar 113 pada November 2018," katanya. (AL)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018