Jayapura (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua menyayangkan insiden pembunuhan terhadap puluhan karyawan PT Istaka yang diduga dilakukan oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, pada Minggu (2/12).
Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa di Jayapura, Selasa, mengatakan insiden pembunuhan terhadap para karyawan PT Istaka yang diduga dilakukan oleh KKSB di Distrik Yall, Kabupaten Nduga tersebut masuk dalam kategori pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat dan mengganggu keamanan di Bumi Cenderawasih.
"Jika mau perang jangan berhadapan dengan masyarakat sipil, itu tidak boleh terjadi karena itu pelanggaran HAM," katanya.
Menurut Doren, pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka yang sedang membangun proyek jembatan jalan TransPapua di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, merupakan hal yang sangat keterlaluan.
"Untuk itu, kami mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga dan masyarakat setempat untuk membuka akses seluas-luasnya guna membantu aparat keamanan menangkap pelaku dan mengevakuasi para korban," ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya prihatin atas insiden tersebut, dan jika keamanan di pedalaman Bumi Cenderawasih terus diganggu maka proses pembangunan Papua ke depan juga terganggu.
Data yang dihimpun Antara menyebutkan bahwa Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh gereja di Distrik Yigi, telah melaporkan kasus pembunuhan di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yall Kabupaten Nduga yang menewaskan 24 pekerja.
Dari laporan tersebut, terungkap dua pekerja melarikan diri dan selamat, dan kini berada di Distrik Mbua.
?Sementara itu, delapan lainnya di Distrik Yal diselamatkan keluarga Alimi Gwijangge yang menjabat Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Nduga dan dibawa ke Distrik Koroptak dalam keadaan selamat.
Baca juga: Polri belum bisa pastikan jumlah korban Nduga Papua
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan Panglima TNI-Kapolri cek penembakan Nduga
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa di Jayapura, Selasa, mengatakan insiden pembunuhan terhadap para karyawan PT Istaka yang diduga dilakukan oleh KKSB di Distrik Yall, Kabupaten Nduga tersebut masuk dalam kategori pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat dan mengganggu keamanan di Bumi Cenderawasih.
"Jika mau perang jangan berhadapan dengan masyarakat sipil, itu tidak boleh terjadi karena itu pelanggaran HAM," katanya.
Menurut Doren, pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka yang sedang membangun proyek jembatan jalan TransPapua di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, merupakan hal yang sangat keterlaluan.
"Untuk itu, kami mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga dan masyarakat setempat untuk membuka akses seluas-luasnya guna membantu aparat keamanan menangkap pelaku dan mengevakuasi para korban," ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya prihatin atas insiden tersebut, dan jika keamanan di pedalaman Bumi Cenderawasih terus diganggu maka proses pembangunan Papua ke depan juga terganggu.
Data yang dihimpun Antara menyebutkan bahwa Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh gereja di Distrik Yigi, telah melaporkan kasus pembunuhan di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yall Kabupaten Nduga yang menewaskan 24 pekerja.
Dari laporan tersebut, terungkap dua pekerja melarikan diri dan selamat, dan kini berada di Distrik Mbua.
?Sementara itu, delapan lainnya di Distrik Yal diselamatkan keluarga Alimi Gwijangge yang menjabat Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Nduga dan dibawa ke Distrik Koroptak dalam keadaan selamat.
Baca juga: Polri belum bisa pastikan jumlah korban Nduga Papua
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan Panglima TNI-Kapolri cek penembakan Nduga
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018