Jakarta (ANTARA News) - Pewarta Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Afut Syafril, meraih juara I kategori Features Online pada Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2018.
Karya tulis Afut Syafril, berjudul "Martinus dan Harapannya pada BBM Satu Harga", terpilih menjadi yang terbaik setelah mengalahkan ratusan artikel yang masuk kepada panitia lomba.
Pada kategori yang sama, dua pewarta lain juga menyusul Afut meraih penghargaan tersebut, yakni juara II diraih Muhammad Nasir dari Serambinews.com dengan artikel berjudul "Mengantar LPG ke Pulau Terluar Indonesia" dan Ade Hapsari Lestari dari Metrotvnews.com dengan karya "Berjibaku di Tanah Palu".
Dalam artikelnya, Afut mengungkap kehidupan ekonomi seorang penduduk asli Wamena, Papua, bernama Martinus yang sejak lahir tinggal di daerah terdepan, terluar dan tertinggal.
Martinus, disampaikan Afut, berbahagia karena akhirnya penjualan BBM di tanah Papua dapat sama dengan daerah lainnya di Indonesia, di mana hal tersebut mampu menggerakkan perekonomian penduduk Papua.
Selain Afut, sejumlah pewarta Antara Foto juga menerima penghargaan serupa pada kategori berbeda, di mana salah satunya adalah Aloysius Jarot Nugroho pada kategori Foto Essay dan sembilan lainnya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito menyatakan pemenang AJP 2018 memperlihatkan komposisi yang seimbang antara media nasional dengan media lokal.
Hal ini menunjukkan, kualitas karya media lokal atau daerah sudah menyamai kualitas media nasional.
"Menariknya, peraih penghargaan tertinggi pada AJP 2018 yakni best of the best diraih oleh jurnalis dari daerah, yakni RRI Purwokerto, Jawa Tengah. Proses penetapan best of the best memang sangat alot, pemenang tahun ini berkualitas," ujar Adiatma.
Khusus pemenang best of the best, lanjut Adiatma, selain mendapat uang tunai, piala dan piagam penghargaan, Pertamina akan memberikan apresiasi khusus berupa kursus singkat di luar negeri.
Hal ini sebagai bentuk edukasi Pertamina terhadap para pewarta Indonesia agar terus meningkatkan wawasan dan skill jurnalistiknya, sehingga akan menghasilkan karya-karya yang semakin berkualitas.
"Kami mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang AJP 2018 serta terima kasih kepada seluruh jurnalis yang telah berpartisipasi pada ajang tahunan ini. Semoga bisa kembali bertemu di AJP 2019 dengan tema yang telah kita tetapkan yakni `Move On Menuju Penggunaan Energi Lebih Baik'," imbuh Adiatma.
Tema "Move On", lanjut Adiatma, ditujukan untuk membangun kesadaran publik akan pentingnya penggunaan yang lebih baik.
"Kita harus segera move on menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan," jelas Adiatma.
Ketua Dewan Juri AJP 2018 yang juga Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo menyatakan pemenang best of the best tahun ini berjudul "Pelita di Belantara Mangrove" merupakan karya jurnalistik radio paling lengkap.
"Intronya bagus, disajikan dalam bentuk drama, intonasi juga bagus, suara jernih serta insert narasumber yang cukup beragam. Bahkan sang jurnalis berhasil merekam suara kincir angin dimasukan dalam karya, ini bukan pekerjaan mudah. Jadi sangat wajar karya ini menjadi pemenang best of the best tahun ini," ujar Yosep. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Karya tulis Afut Syafril, berjudul "Martinus dan Harapannya pada BBM Satu Harga", terpilih menjadi yang terbaik setelah mengalahkan ratusan artikel yang masuk kepada panitia lomba.
Pada kategori yang sama, dua pewarta lain juga menyusul Afut meraih penghargaan tersebut, yakni juara II diraih Muhammad Nasir dari Serambinews.com dengan artikel berjudul "Mengantar LPG ke Pulau Terluar Indonesia" dan Ade Hapsari Lestari dari Metrotvnews.com dengan karya "Berjibaku di Tanah Palu".
Dalam artikelnya, Afut mengungkap kehidupan ekonomi seorang penduduk asli Wamena, Papua, bernama Martinus yang sejak lahir tinggal di daerah terdepan, terluar dan tertinggal.
Martinus, disampaikan Afut, berbahagia karena akhirnya penjualan BBM di tanah Papua dapat sama dengan daerah lainnya di Indonesia, di mana hal tersebut mampu menggerakkan perekonomian penduduk Papua.
Selain Afut, sejumlah pewarta Antara Foto juga menerima penghargaan serupa pada kategori berbeda, di mana salah satunya adalah Aloysius Jarot Nugroho pada kategori Foto Essay dan sembilan lainnya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito menyatakan pemenang AJP 2018 memperlihatkan komposisi yang seimbang antara media nasional dengan media lokal.
Hal ini menunjukkan, kualitas karya media lokal atau daerah sudah menyamai kualitas media nasional.
"Menariknya, peraih penghargaan tertinggi pada AJP 2018 yakni best of the best diraih oleh jurnalis dari daerah, yakni RRI Purwokerto, Jawa Tengah. Proses penetapan best of the best memang sangat alot, pemenang tahun ini berkualitas," ujar Adiatma.
Khusus pemenang best of the best, lanjut Adiatma, selain mendapat uang tunai, piala dan piagam penghargaan, Pertamina akan memberikan apresiasi khusus berupa kursus singkat di luar negeri.
Hal ini sebagai bentuk edukasi Pertamina terhadap para pewarta Indonesia agar terus meningkatkan wawasan dan skill jurnalistiknya, sehingga akan menghasilkan karya-karya yang semakin berkualitas.
"Kami mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang AJP 2018 serta terima kasih kepada seluruh jurnalis yang telah berpartisipasi pada ajang tahunan ini. Semoga bisa kembali bertemu di AJP 2019 dengan tema yang telah kita tetapkan yakni `Move On Menuju Penggunaan Energi Lebih Baik'," imbuh Adiatma.
Tema "Move On", lanjut Adiatma, ditujukan untuk membangun kesadaran publik akan pentingnya penggunaan yang lebih baik.
"Kita harus segera move on menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan," jelas Adiatma.
Ketua Dewan Juri AJP 2018 yang juga Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo menyatakan pemenang best of the best tahun ini berjudul "Pelita di Belantara Mangrove" merupakan karya jurnalistik radio paling lengkap.
"Intronya bagus, disajikan dalam bentuk drama, intonasi juga bagus, suara jernih serta insert narasumber yang cukup beragam. Bahkan sang jurnalis berhasil merekam suara kincir angin dimasukan dalam karya, ini bukan pekerjaan mudah. Jadi sangat wajar karya ini menjadi pemenang best of the best tahun ini," ujar Yosep. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018