Denpasar (Antaranews Bali) - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia meningkatkan perawatan berkala dengan mengutamakan keamanan seluruh armada termasuk pesawat Boeing 737 Max 8.
"Kami sesuaikan dengan standar, ada sertifikasi yang harus dipenuhi," kata Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra saat melaksanakan "Tirta Yatra" dan Dharma Wacana di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, maskapai penerbangan BUMN itu saat ini mengoperasikan satu armada keluaran terbaru hasil pabrikan Boeing dari Amerika Serikat itu.
Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan sebelumnya juga telah memeriksa kelaikan pesawat berbadan sedang itu pada 30 Oktober 2018.
Setelah melalui pemeriksaan, Kemenhub menyebutkan pesawat itu telah melalui proses perawatan sesuai jadwal, komponen terpasang tidak melewati batas umur pakai, serta tidak ditemukan adanya gangguan teknis pada fitur mesin pesawat.
Pemeriksaan itu dilakukan menyusul kecelakaan yang menimpa maskapai Lion Air Boeing 737 Max 8 di Perairan Kawarang, Jawa Barat, Senin (29/10).
Pesawat anyar yang baru berusia dua bulan itu jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dengan 189 orang penumpang dan awak.
Selain pemeriksaan, Askhara juga menerapkan sistem kerja bagi kru pesawat sesuai dengan musim yakni "low" dan "peak season" sehingga tidak memforsir tenaga.
"Kami lihat secara statistik kecelakaan maskapai di dunia dan di Indonesia terjadi Oktober dan Desember karena maskapai banyak memforsir krunya yang tidak mengikuti 'seasonality' tetapi terus konstan produksi," ucapnya.
Dengan begitu, lanjut dia, saat musim sepi atau "low season" pada kuartal pertama dan ketiga, pihaknya berencana mengurangi kru baik kokpit dan kabin yang diarahkan mengikuti pelatihan dan cuti.
Sehingga ia mengharapkan ketika memasuki musim "peak season", para kru baik kokpit dan kabin akan kembali segar dan lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada penumpang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami sesuaikan dengan standar, ada sertifikasi yang harus dipenuhi," kata Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra saat melaksanakan "Tirta Yatra" dan Dharma Wacana di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, maskapai penerbangan BUMN itu saat ini mengoperasikan satu armada keluaran terbaru hasil pabrikan Boeing dari Amerika Serikat itu.
Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan sebelumnya juga telah memeriksa kelaikan pesawat berbadan sedang itu pada 30 Oktober 2018.
Setelah melalui pemeriksaan, Kemenhub menyebutkan pesawat itu telah melalui proses perawatan sesuai jadwal, komponen terpasang tidak melewati batas umur pakai, serta tidak ditemukan adanya gangguan teknis pada fitur mesin pesawat.
Pemeriksaan itu dilakukan menyusul kecelakaan yang menimpa maskapai Lion Air Boeing 737 Max 8 di Perairan Kawarang, Jawa Barat, Senin (29/10).
Pesawat anyar yang baru berusia dua bulan itu jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dengan 189 orang penumpang dan awak.
Selain pemeriksaan, Askhara juga menerapkan sistem kerja bagi kru pesawat sesuai dengan musim yakni "low" dan "peak season" sehingga tidak memforsir tenaga.
"Kami lihat secara statistik kecelakaan maskapai di dunia dan di Indonesia terjadi Oktober dan Desember karena maskapai banyak memforsir krunya yang tidak mengikuti 'seasonality' tetapi terus konstan produksi," ucapnya.
Dengan begitu, lanjut dia, saat musim sepi atau "low season" pada kuartal pertama dan ketiga, pihaknya berencana mengurangi kru baik kokpit dan kabin yang diarahkan mengikuti pelatihan dan cuti.
Sehingga ia mengharapkan ketika memasuki musim "peak season", para kru baik kokpit dan kabin akan kembali segar dan lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada penumpang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018