Denpasar (Antaranews Bali) - Jajaran civitas akademika Institut Seni Indonesia Denpasar menggelar Rapat Koordinasi Pengembangan (Rakorbang) Program dan Penganggaran tahun 2019, yang diharapkan dapat menghasilkan perjanjian kinerja secara terukur dalam waktu satu tahun.

"Perjanjian Kinerja di lingkungan ISI Denpasar secara terukur dalam waktu satu tahun itu menjabarkan tentang sasaran, tujuan, indikator, kinerja dan target baik di tingkat institut, fakultas, biro dan unit pelaksana teknis," kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa, SSn, MSn yang juga Ketua Panitia Rakorbang, di Denpasar, Kamis.

Garwa menambahkan, Rakorbang tersebut merupakan bentuk kepatuhan pimpinan ISI Denpasar terhadap Peraturan Menristekdikti yang mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan unit organisasi yang berakuntabilitas kinerja baik, setiap unit organisasi perlu menerapkan Sistem Akunbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Sebelumnya, ISI Denpasar telah menyusun Rencana Strategis tahun 2015-2019 yang merupakan dokumen penting yang dirumuskan untuk masa lima tahun ke depan yang disusun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang mungkin muncul. 

"Sedangkan penetapan program dan kegiatan tahun 2019 di ISI Denpasar agar ditetapkan berdasarkan target-target yang telah direncanakan, untuk peningkatan mutu penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi," ujarnya.

Menurut dia, Perjanjian Kinerja (PK) adalah hasil dari Rakorbang yang harus disampaikan ke Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), satu bulan setelah PK disahkan.

"Rakorbang ini juga bertujuan meminimalisasi revisi anggaran pada 2019 dan menyamakan persepsi peraturan-peraturan yang berlaku antara perencana, pelaksana dan SPI sebagai pengawas, sehingga seluruh pelaksanaan kegiatan berjalan lancar," ucap Garwa.

Sementara itu, Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum mengajak seluruh jajarannya mengatasi kekurangan yang meskipun terkesan sepele, mulai dari persoalan kelengkapan fasilitas perkuliahan, komitmen dosen dalam mengajar, keluhan akses layanan IT, tata kelola parkir, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. "Saya minta kepala unit kerja agar rasional dalam mengelola uang negara," ucapnya.

Prof Arya juga mengimbau seluruh jajarannya memperbaiki diri tanpa merasa terisinggung, karena di ISI Denpasar sesungguhnya tidak ada atasan dan bawahan, namun hanya pembagian tugas.

Diapun mengaku senang karena mahasiswa dan alumni sudah mulai bangga menjadi bagian ISI Denpasar. "Saya sering ketemu lulusan di luar. Mereka senang dan mengaku bangga menjadi bagian ISI Denpasar. Semoga ke depan lembaga kita lebih baik lagi dari segala sisi," ujarnya

Paparan Rakorbang terjadwal ke dalam 13 unit kerja, meliputi Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja Sama, Biro Umum dan Keuangan, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Fakultas Seni Pertunjukan, LP2MPP, UPT Perpustakaan, UPT Teknologi, Informasi dan Komunikasi, UPT Dokumentasi Seni, UPT Bengkel Peralatan, UPT Ajang Gelar, Pascasarjana (S2 dan S3) dan Satuan Pengawas Internal (SPI).

Peserta rakorbang berjumlah 152 orang, terdiri dari Rektor dan seluruh Wakil Rektor, Dekan, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Bendahara, Operator Aplikasi Menteri Keuangan RI, Operator SIMonev ISI Denpasar, sejumlah pegawai terkait dan pejabat struktural lainnya. 

Rakorbang ISI Denpasar kali ini juga terasa semakin istimewa karena semua peserta menggunakan busana adat Bali dan juga menggunakan bahasa Bali. Hal ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali No 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan Peraturan Gubernur Bali No 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018