Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Denmark menjajaki peluang kerja sama dalam sistem pengelolaan sampah dan pengembangan energi terbarukan, untuk lebih mendukung posisi daerah setempat sebagai tujuan pariwisata dunia.

"Kami menaruh perhatian besar pada energi terbarukan serta sistem pengelolaan sampah yang ada di Bali. Sebagai daerah tujuan pariwisata dunia, Bali memiliki alam yang benar-benar fantastis, pantai yang indah yang harus dijaga dari kerusakan oleh sampah. Jika tidak, maka suatu hari keindahan itu akan hilang," kata Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Rasmus Abildgaard Kristensen saat menemui Wagub Bali, di Denpasar, Rabu.

Ia menyampaikan untuk di Denmark, sampah telah dimanfaatkan dan dijadikan sumber energi. "Saking menguntungkan, kami bahkan sampai mengimpor sampah dari negara-negara tetangga. Kami mengimpor karena kami kekurangan sampah untuk dijadikan energi," ujarnya.

Demikian pula halnya dengan penggunaan energi terbarukan, lanjutnya energi utama yang digunakan adalah energi bersumber dari angin. Sumber energi angin yang ada mampu mendukung sebagian pemenuhan kebutuhan akan energi di dalam negaranya.

"Denmark mampu mencukupi keseluruhan kebutuhan energi dalam negeri selama satu hari penuh hanya dengan mengandalkan tenaga angin serta dibantu sumber energi terbarukan lainnya tanpa menggunakan bahan bakar fosil," ucapnya.

Melihat Bali, dengan sinar matahari yang besar serta angin yang mendukung, menurutnya Bali sangat potensial dalam mengembangkan energi dari sinar matahari dan juga energi dari tenaga angin.

Sementara itu, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali Nyoman Astawa Riadi menyampaikan apresiasinya atas sistem pengelolaan sampah serta energi terbarukan yang sudah diterapkan di Denmark.

Menurutnya, pengelolaan sampah menjadi perhatian besar Pemprov Bali sehingga berbagai upaya telah dilakukan untuk penanganan sampah di Bali diantaranya dengan menggalakkan pemilahan sampah organik dan non organik, pelaksanaan 3R (Reduce, Recycle dan Reuse) serta akan diterapkannya aturan pelarangan penggunaan sampah plastik tidak hanya kantong plastik tetapi juga botol dari plastik.

Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan sampah bisa berkurang sampai 75 persen. Demikian halnya dengan penggunaan energi terbarukan karena perangkat energi dari sinar matahari serta energi angin sudah dibangun di beberapa lokasi di Bali.

Diakui hasilnya belum optimal sehingga upaya mencari energi alternatif terbarukan lainnya terus diupayakan dan ditingkatkan.

"Kantor Gubernur ini sudah menggunakan energi dari sinar matahari, dan Bali telah dijadikan proyek percontohan energi terbarukan oleh pemerintah pusat. Ke depannya, kami ingin mengembangkan terus energi alternatif dan berharap bisa bekerja sama dengan Denmark baik dalam pengelolaan sampah maupun energi terbarukan," ucapnya. (WDY).

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018