Denpasar (Antaranews Bali) - Sebanyak 18 sekolah di Kota Denpasar, Bali dari taman kanak-kanak (TK) hingga SMP melaksanakan "Outdoor Classroom Day (OCDay)" untuk memeringati Hari Anak Internasional, 1 November 2018.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar, Drs I Wayan Gunawan, di Denpasar, Rabu, mengatakan program "OCDay" pada 1 November itu merupakan bagian dari upaya mewujudkan sekolah ramah anak.

Program "OCDay" tersebut merupakan program pemerintah pusat yang dilaksanakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

OCDay terdiri dari tiga jam pembelajaran di luar kelas untuk membuat anak tidak jenuh, menumbuhkan kreativitas, menggalakkan olahraga tradisional, dan permainan tradisional.

"Sekitar tiga jam pembelajaran di luar kelas membuat anak tidak jenuh dan menumbuhkan kreativitas. Menggalakkan kembali olahraga tradisional dan permainan tradisional yang dulu pernah kita mainkan," ujarnya.

Gunawan mengatakan kegiatan tersebut dimulai pukul 07.00 Wita, yakni para guru menyambut siswa dengan 3S (senyum, sapa, salam). Dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya (3 stanza), cuci tangan sebelum makan, baca doa bersama sebelum makan, dan cuci tangan setelah makan.

Selanjutnya, dengan memeriksa lingkungan, menyingkirkan tanaman dan barang yang dapat membahayakan siswa, mematikan lampu yang tidak diperlukan dan mematikan kran air yang terbuka.

Mulai pukul 08.08 hingga 08.23 Wita diisi dengan kegiatan membaca buku di luar ruangan, dilanjutkan dengan simulasi sadar bencana dalam lagu dan gerak, senam Germas, permainan tradisional, yel-yel Sekolah Ramah Anak, deklarasi Sekolah Ramah Anak, dan pelantikan Tim Sekolah Ramah Anak.

Acara ditutup pukul 09.16 Wita dengan menyanyikan lagu perjuangan "Maju Tak Gentar". "Dalam kegiatan 'Outdoor Classroom Day' bertujuan menciptakan anak senang, guru tenang, orang tua bahagia," ujar Gunawan.

Di Kota Denpasar terdapat 18 sekolah yang mendapatkan predikat Sekolah Ramah Anak, yaitu TK Negeri Pembina Denpasar, TK Kartika Denpasar, SDN 22 Dauh Puri, SDN Panjer, SDN 1 Peguyangan, SDN 17 Pemecutan, SDN 26 Pemecutan, SDN 1 Sumerta, SDPN Tulangampiang dan SDN 8 Dauh Puri.

Untuk satuan pendidikan SMP yaitu SMPN 10 Denpasar, SMP Dwijendra Denpasar, SMPN 1 Denpasar, SMPN 8 Denpasar, SMPN 9 Denpasar, SMPN 12 Denpasar, SMP Wisata Sanur, dan SMP Ganesha Denpasar.

Menurut Gunawan, Sekolah Ramah Anak tersebut bertujuan untuk memenuhi, menjamin, dan melindungi hak-hak anak, serta memastikan bahwa satuan pendidikan mampu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggung jawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati, dan bekerja sama untuk kemajuan dan semangat perdamaian.

Pola-pola yang diterapkan pada "OCDay" akan diterapkan ke sekolah-sekolah lainnya. Apalagi hal ini sangat positif dalam penguatan pendidikan karakter.

"Harinya hari anak, dalam satu hari. Program sekolah sebagai ramah anak. Akan kami terapkan juga ke sekolah lainnya secara bertahap, memang sangat positif dalam penguatan pendidikan karakter," ucapnya.

Gunawan menambahkan, Pemerintah Kota Denpasar telah berturut-turut delapan kali sejak tahun 2011 memperoleh penghargaan Kota Denpasar Kota Layak Anak kategori Nindya.

Penghargaan ini diberikan karena Denpasar dinilai berhasil dalam hal pemenuhan hak anak, salah satunya yang memberikan program kemanfaatan kepada masyarakat.

Dari pemenuhan hak-hak anak ini baik dari pemberian ruang kreativitas kepada anak-anak di setiap program. (ed)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018